Media Televisi Harus Berimbang Meliput Pemilu 2014
Editor
Evieta Fadjar Pusporini
Jumat, 8 November 2013 12:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Pemilihan Umum 2014, media, khususnya televisi, mulai banyak dimanfaatkan sebagai ruang berkampanye politik beberapa tokoh di publik. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran, tidak terjadinya penyampaian informasi berimbang.
Roy Chaniago, selaku perwakilan dari komunitas Remotivi, mengungkapkan masyarakat memiliki hak mendapatkan informasi yang benar.
"Saat ini media dikritik karena dianggap tidak imbang, digunakan untuk kepentingan politik," kata Roy saat menyampaikan pandangannya di acara Ngobrol @Tempo.co di Coffetoffe, Rabu, 6 November 2013. (Baca: Aturan Kampanye di Televisi Diminta Lebih Tegas)
Roy menyebutkan sejumlah contoh yang terjadi di media, khususnya televisi, pada saat ini. "Ada televisi yang menyajikan sebuah acara kuis kebangsaan tapi menggunakan kata kunci untuk menyebutkan nama pasangan calon presiden," kata Roy.
Kondisi demikian membuat pentingnya ada peran dari media massa yang tidak memiliki kepentingan politik untuk mengawasi media. Kemunculan pemilik televisi di media miliknya sendiri, menurut pengamat media Agus Sudibyo, sebenarnya sudah jelas-jelas merupakan bentuk pelanggaran.
"Dalam SP3S, hal itu sudah diatur, tapi pelaksanaannya belum dapat terealisasi secara penuh," kata Agus. Dia mengusulkan, untuk mendorong media lain agar saling mengkritik tokoh medianya untuk dapat menciptakan keseimbangan dalam ruang publik.
"Hal tersebut terdengar utopis, tapi menurut saya, jika terwujud, maka peran media untuk saling mengawasi pemberitaan akan terjaga keseimbangannya."
AISHA
Berita Terpopuler
Ini Daftar Para Penerima Dana Haram Hambalang
Curhat Adik Atut: Kenapa Tempo Marah Sekali?
Miss Jinjing: Atut Pakai Tas Hermes, Sudah Pas!
Dipecat, Hakim Vica Menenangkan Diri
Miss Jinjing: Atut Marah, Tempo Salah Tulis Harga