Wali Kota Surakarta Tak Layak Mediasi Konflik Keraton  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Kamis, 7 November 2013 20:00 WIB

Hadi Rudyatmo. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Surakarta - Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, dinilai sudah tak layak menjadi mediator dalam penyelesaian konflik Keraton Kasunanan Surakarta. Alasannya, saat ini wali kota justru telah terseret dalam konflik itu. "Mediasi oleh Pemkot Surakarta tidak bisa lagi dilanjutkan," kata ahli dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Muhammad Jamin, Kamis, 7 November 2013.

Sebelumnya, Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo melaporkan dua petinggi Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta, GKR Koes Moertiyah dan KP Eddy Wirabhumi, ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik dan menghina pejabat publik. "Padahal Wali Kota bertugas mendamaikan Dewan Adat dengan kubu Paku Buwana XIII," kata Jamin.

Persoalan itu bermula saat Hadi Rudyatmo mencoba memediasi Dewan Adat dengan kubu PB XIII yang terus berkonflik. Rudyatmo mengaku mendapat surat dari Kementerian Dalam Negeri yang menugaskan dirinya menjadi mediator. Belakangan, Dewan Adat menuding surat itu palsu.

Sebelumnya, Raja Keraton Kasunanan Surakarta Paku Buwana XIII mengirim surat kepada Wali Kota Hadi yang berisi pernyataan pembubaran Dewan Adat dan minta perlindungan. Setelah itu, Hadi melaporkan dua tokoh Dewan Adat itu ke polisi. "Aduan itu membuat posisi Wali Kota tak lagi netral," kata Jamin.

Dia menyesalkan langkah yang diambil Wali Kota. Sebab, terseretnya mediator dalam konflik yang tengah diselesaikan sangat tidak lazim. "Tugas mediator adalah menyelesaikan konflik, bukan justru ikut konflik," katanya.

Menurut dia, tuduhan seperti yang dilancarkan Dewan Adat itu risiko mediator dan sudah jamak terjadi dalam penyelesaian sengketa. "Mediator harus siap dengan segala tuduhan, fitnah, hingga ancaman," katanya.

Jamin juga khawatir kelanjutan penyelesaian konflik keraton. "Sulit untuk mencari mediator yang bisa diterima kedua belah pihak," katanya. Menurut dia, pemerintah adalah pihak yang paling memungkinkan lantaran punya otoritas penuh.

Adapun Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo menyatakan pihaknya siap menanggalkan perannya sebagai mediator. "Buat apa terus memediasi jika salah satu pihak tidak mempercayai kami," katanya. Menurut dia, pemerintah kota bersedia menjadi mediator lantaran diminta Kementerian Dalam Negeri. Dia akan mengembalikan mandat itu ke Kementerian. "Kami akan menyerahkan mandat disertai laporan hasil-hasilnya."

Sementara itu, kubu Dewan Adat masih menolak menanggapi pengaduan Wali Kota kepada polisi. "Kami siap menghadapi proses hukumnya," kata Eddy Wirabhumi.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Solo Menari 2024 Angkat Tema Animal Movement, Digelar di Taman Sriwedari, Solo Safari, dan Balai Kota Solo

1 hari lalu

Solo Menari 2024 Angkat Tema Animal Movement, Digelar di Taman Sriwedari, Solo Safari, dan Balai Kota Solo

Tema Animal Movements pada Solo Menari 2024 berelasi dengan Solo Safari dan Taman Sriwedari yang mewakili Kota Solo di masa kini dan masa lalu.

Baca Selengkapnya

Gibran Undang Wapres Ma'ruf Amin Resmikan Objek Wisata di Solo Juni Mendatang

2 hari lalu

Gibran Undang Wapres Ma'ruf Amin Resmikan Objek Wisata di Solo Juni Mendatang

Dalam pertemuan dengan Ma'ruf Amin, Gibran menyampaikan meminta wapres meresmikan tempat wisata di Solo pada Juni mendatang.

Baca Selengkapnya

Harga Bawang Merah di Kota Solo Melonjak, Eceran Ada yang Tembus Rp 80 Ribu per Kilogram

7 hari lalu

Harga Bawang Merah di Kota Solo Melonjak, Eceran Ada yang Tembus Rp 80 Ribu per Kilogram

Harga bawang merah untuk pembelian secara eceran bahkan mencapai Rp 80 ribu per kg.

Baca Selengkapnya

Periode Libur Lebaran: 5 Rekomendasi Makanan Khas Kota Solo

10 hari lalu

Periode Libur Lebaran: 5 Rekomendasi Makanan Khas Kota Solo

Kota Solo menjadi surga kuliner bagi pengunjung yang tengah berlibur di kota ini, termasuk libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

25 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

7 Hotel Dekat dari Stasiun Solo Balapan yang Harganya Terjangkau

32 hari lalu

7 Hotel Dekat dari Stasiun Solo Balapan yang Harganya Terjangkau

Jika Anda pergi ke Solo, ada beberapa pilihan hotel dekat dari Stasiun Solo Balapan yang harganya terjangkau dan fasilitas lengkap.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kursi PDIP di DPRD Solo Anjlok 10, PSI Bertambah Jadi 5

42 hari lalu

Jumlah Kursi PDIP di DPRD Solo Anjlok 10, PSI Bertambah Jadi 5

Perolehan kursi PDIP di DPRD Solo pada Pileg kali ini turun jika dibandingkan dengan Pileg 2019, yaitu dari 30 kursi menjadi 20 kursi.

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

47 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

12 Nama Bursa Calon Wali Kota Solo di Pilkada 2024, Ada Kaesang hingga Mangkunegara X

49 hari lalu

12 Nama Bursa Calon Wali Kota Solo di Pilkada 2024, Ada Kaesang hingga Mangkunegara X

Riset Solo Raya Polling mendapati 12 nama masuk bursa calon Wali Kota Solo.

Baca Selengkapnya

Bukan Gunung atau Laut, Inilah Potensi Wisata Solo yang Bisa Datangkan Turis

53 hari lalu

Bukan Gunung atau Laut, Inilah Potensi Wisata Solo yang Bisa Datangkan Turis

Solo tidak punya gunung dan laut, tapi punya heritage, cerita-cerita yang ada di balik itu menjadi daya tarik wisatawan.

Baca Selengkapnya