TEMPO.CO, Kediri - Kepolisian Resor Kediri Kota membentuk tim khusus untuk memburu sindikat perampok bersenjata api yang menyatroni kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kediri. Polisi kesulitan melacak identitas pelaku karena pelaku membawa kabur kartu memori CCTV di dalam kantor.
Kepala Subbagian Humas Polresta Kediri Ajun Komisaris Surono mengatakan kasus perampokan Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI di Jalan Kapten Tendean, Rabu, 30 Oktober 2013 sore itu menjadi prioritas penanganan. “Sejak tadi malam, tim sudah bergerak ke sejumlah tempat yang kami curigai,” kata Surono kepada Tempo, Kamis, 31 Oktober 2013.
Namun, hingga kini polisi masih belum mendapatkan petunjuk yang mengarah pada identitas pelaku. Satu-satunya keterangan yang diperoleh dari pegawai bank adalah pelaku bertubuh tegap dan besar. Salah satunya menggunakan pistol, yang juga dipergunakan untuk memukul Kepala KCP BRI Nanang Budi Santoso.
Insiden ini terjadi kemarin sore saat kantor itu tutup. Ketika beberapa karyawan tengah membereskan berkas administrasi di dalam kantor, tiba-tiba lima orang datang dengan mengendarai motor. Tiga orang menyerbu masuk sambil menodongkan pistol dan parang, sedangkan dua orang lainnya menunggu di luar.
Seorang satpam yang berjaga di pintu masuk tak berkutik setelah ditodong pistol dan diborgol. Petugas teller wanita yang tak berdaya diikat dengan tali rafia.
Nasib nahas dialami Kepala KCP BRI Nanang Budi Santoso. Perampok memukul kepalanya beberapa kali hingga terluka. Nanang dianiaya karena menolak saat diminta menunjukkan kunci brankas penyimpanan uang. Setelah melumpuhkan seluruh karyawan, para perampok kabur dengan membawa uang tunai Rp 423 juta.
Asisten Manajer BRI Cabang Kediri Estu Sudibyo mengatakan hingga saat ini Nanang masih dirawat di Rumah Sakit Baptis Kediri. Karyawan lainnya yang syok diistirahatkan hingga dua hari mendatang. “Kami kerahkan petugas dari kantor lain agar pelayanan tetap jalan,” kata Estu.
Setelah perampokan, tak ada pengamanan berlebihan di kantor itu. Tak tampak polisi bersenjata berjaga di dalam kantor maupun luar pagar. Namun demikian, menurut Surono, kantor itu sudah dalam pengawasan polisi berpakaian preman.