Datang ke UGM, Jokowi 'Dikerjain' Rektor  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Sabtu, 26 Oktober 2013 17:51 WIB

Ekspresi Jokowi saat mengikuti acara "Meeting of The Governors and Mayors of the Capitals ASEAN" di JW Mariot Hotel, Jakarta, (19/09). Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi menyambangi kampus almamaternya, Universitas Gadjah Mada (UGM), untuk menghadiri rangkaian kegiatan Reuni Emas Fakultas Kehutanan Angkatan 1963-2013 pada Sabtu, 26 Oktober 2013.

Panitia reuni mengundang Jokowi untuk berbicara dalam seminar dialog tokoh bertema "Hutan untuk Kemakmuran rakyat". Jokowi menjadi pembicara bersama Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Rektor UGM Pratikno.

Saat berbicara di dalam diskusi, Pratikno sempat mengatakan, Jokowi pasti memiliki banyak kenangan di Kampus Biru, julukan UGM. "Entah kenangan mendapatkan cinta atau malah ditolak," ujar dia.

Namun, Pratikno mengaku yakin banyak alumni perempuan yang datang di acara itu merasa kecewa apabila pernah menolak Jokowi. "Ibu-ibu alumni yang pakai baju putih pasti ada yang berharap gedung lama kampus kehutanan segera dibongkar, biar kenangan pahitnya hilang," ujar Pratikno bergurau.

Acara yang digelar di pelataran hall pintu masuk Gedung Pusat UGM sisi utara alias Balairung UGM itu disesaki ratusan mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan. Belasan teman-teman satu angkatan dengan Jokowi juga tampak mengenakan baju berwarna putih, meniru pakaian yang dikenakan oleh bekas Wali Kota Solo itu.

Sejak Jokowi datang menghadiri acara tersebut, pada Sabtu siang, peserta diskusi banyak mengelu-elukan nama Jokowi. Dia bahkan sudah dikerubuti mahasiswa dan alumni UGM untuk meminta foto bersama sejak pertama datang. Acara pun sempat tertunda setengah jam karena puluhan mahasiswa dan alumni UGM terus bergantian mengambil gambar Jokowi ketika duduk bersama Menteri Zulkifli di panggung pembicara.

Seusai berbicara di diskusi yang berlangsung sekitar 1,5 jam itu, ratusan Mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan UGM lintas generasi kembali memuaskan keinginannya untuk berfoto bersama Jokowi. Sekitar setengah jam Jokowi bersedia meladeni permintaan foto bersama di tangga depan Gedung Pusat UGM sisi utara.

Jokowi juga meladeni permintaan foto bersama dari belasan mahasiswa anggota Mapala Silvagama, organisasi di Fakultas Kehutanan UGM, tempatnya aktif menjadi pecinta alam semasa kuliah. Jokowi bersedia memakai seragam resmi Mapala Silvagama yang diberikan juniornya kepada dia di akhir acara. Seragam itu berkelir hitam dengan nama bet Jokowi dan nomor anggota 0261.

Kehebohan masih berlanjut ketika Jokowi melangkahkan kaki untuk menyambangi kampus Fakultas Kehutanan, yang berjarak 200-an meter dari Gedung Pusat UGM. Teman-temannya semasa kuliah menggiring Jokowi memasuki aula pertemuan di bagian depan Fakultas Kehutanan. Di sana, ratusan orang kembali memuaskan keinginannya berfoto bersama Jokowi.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terkait

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

5 menit lalu

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

11 menit lalu

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

Apa kata Jokowi mengenai wacana penambahan menteri di Kabinet Prabowo hingga partai baru setelah tidak dianggap PDIP.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

23 menit lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

1 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

10 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

10 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

10 jam lalu

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

Kementerian Kesehatan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit pendidikan gratis.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

12 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

13 jam lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

13 jam lalu

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

Presiden Jokowi menilai tutupnya pabrik sepatu Bata karena pertimbangan efisiensi dan tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya