Walikota Tangerang Wahidin Halim (kanan) serta Wakil Walikota Tangerang Arief R.Wismansyah memegang Piala Adipura Kencana di Kawasan Pemerintahan Kota Tangerang, Banten, (10/6). Tangerang raih piala Adipura Kencana untuk kategori Kota Metropolitan terbersih. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Wali Kota Tangerang Wahidin Halim mengisahkan upaya dia membentengi Tangerang dari pengaruh Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.
"Sejak awal kami membentengi supaya mereka (Atut-red) tidak masuk melalui proyek-proyeknya. Sistem online dalam pelelangan dan tender membatasi ruang dia," kata Wahidin, ketika ditemui Tempo di kediamannya, Pinang, Rabu malam, 9 Oktber 2013.
Wahidin menjelaskan selama 10 tahun memimpin Kota Tangerang, dia sangat ketat dan memperingatkan Atut agar tidak "merecoki" pembangunan di Kota Tangerang. "Kami bilang jangan diganggu. Bahkan kami menolak bantuan serupa dana hibah di berbagai bidang, seperti kesehatan dan sebagainya, karena terindikasi tidak jelas," ujar Wahidin.
Pertemuan yang menghasilkan kesepakatan mengkonkretkan kerja sama yang tertuang dalam Badan Kerja Sama Pembangunan (BKSP) Jabodetabekpunjur itu dinilai hanya sebatas formalitas.
Menurut Wahidin, pembicaraan antar dua kepala daerah yang saling berbatasan wilayah itu hanya melanjutkan tugas Sutiyoso, Gubernur DKI Jakarta sebelumnya. Seperti misalnya: transportasi terintegrasi seperti bus transjakarta Jakarta-Tangerang, terminal penghubung APTB, infrastruktur interchange transportasi ke transportasi juga titik koordinat wilayah perbatasan Jakarta-Tangerang serta permintaan air baku.
"Pemerintah Provinsi Banten tidak banyak mengetahui persoalan dan seluk-beluk masyarakat di perbatasan Tangerang-Jakarta," kata Wahidin.