Kopassus Tewas Latihan Pengamanan APEC Dimakamkan
Editor
Agus Supriyanto
Jumat, 4 Oktober 2013 16:43 WIB
TEMPO.CO, Madiun - Jenazah Sersan Satu Wahyu Eko Setiawan, 27 tahun, anggota Korps Komando Pasukan Khusus, dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Dr. Radjiman Wedyaningrat, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Wahyu tewas saat mengikuti latihan pengamanan Konferenesi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Nusa Dua, Bali.
“Almarhum meninggal dunia saat melakukan penyelaman di dalam air yang terjadi gangguan teknis,” kata Wakil Komandan Jenderal Kopassus Brigadir Jenderal Moh. Herindra, seusai upacara pemakaman, Jumat, 4 Oktober 2013.
Herindra tidak menjelaskan secara rinci tentang gangguan teknis yang dimaksud. Ia hanya menyebutkan latihan penyelaman yang menewaskan Wahyu itu terjadi di Sanglah, Bali, pada Senin, 30 September 2013 pukul 07.45 Wita. Dalam insiden itu, menurut dia, ada dua anggota Kopassus yang celaka. Namun, seorang lainnya berhasil diselamatkan.
Keluarga Wahyu berduka. Saat jenazah disemayamkan di rumah duka yang masuk wilayah Dusun Jambe Kulon, Desa Gemarang, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, Kamis malam, 3 Oktober, kedua orang tua dan seorang adik kandung dari pemuda yang masih melajang ini tampak syok. Bahkan, sebelum upacara pemakaman dilangsungkan Susilowati, 48 tahun, ibunda Wahyu, dua kali pingsan.
Sejumlah petakziah membopong tubuh perempuan tersebut. Sementara Sunaryo, sang ayah, dan Dodik Setiawan, adik kandung Wahyu, berjalan dengan dipapah beberapa warga. “Kowe kok ninggalne aku le (Wahyu kok meninggalkan aku),” ucap Susilowati sembari terus menangis.
Ia juga sempat menunjuk foto almarhum dengan mengenakan seragam dinas yang ikut dibawa ke makam. Susilowati bahkan sempat mengigau seolah-olah berbincang dengan anaknya dalam foto tersebut. Melihat itu, foto tersebut disingkirkan oleh beberapa orang petakziah
Firdian, salah seorang kerabat dekat almarhum, menuturkan kabar duka diterima pihak keluarga Kamis sekitar pukul 10.00 WIB. Informasi itu diterima Sunaryo melalui telepon selulernya. “Pak Sunaryo waktu itu sedang mengajar. Dia sempat tidak kuat dan akhirnya ada seorang guru lain yang menerima penjelasan tentang meninggalnya Wahyu,” ujarnya.
NOFIKA DIAN NUGROHO