TEMPO Interaktif, Jakarta:Partai Islam Indonesia (PII) didirikan untuk menyatukan visi dan misi seluruh partai Islam yang sekarang ada di Indonesia. “Kalau saya masuk salah satu, enggak bisa menyatukan,” kata Ketua Umum PII Hartono Mardjono kepada wartawan seusai acara deklarasi pendirian partainya di Hotel Indeonesia, Jumat (15/3) sore. Menurut Hartono, partai-partai Islam yang ada sekarang jangan sekedar bertemu dan berembug, tapi tidak bisa bersatu. Hal terpenting adalah satunya visi dan misi di antara partai-partai Islam yang ada. Visi yang dimaksud adalah masyarakat Indonesia madani yang beriman dan bertakwa kepada Allah, yang memiliki integritas, berahlak mulia dan profesional, demokratis, serta adil dan makmur lahir batin. Adapun misinya adalah meningkatkan, menggalang, menggerakkan dan memberdayakan secara aktif, sistematis, tertib, terarah, serta konstitusional sumber daya manusia Indonesia dalam bidang-bidang strategis, menuju tercapainya cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945. Ditegaskan, PII ini adalah partai rakyat yang ingin meneruskan cita-cita Proklamasi yang dulu dijalankan Partai Masyumi. Dia mengimpikan, nantinya hanya ada satu partai Islam di Indonesia, namun dengan cara yang wajar dan rasional. Ia menambahkan, secara pribadi banyak tokoh-tokoh partai politik lain yang ingin bergabung ke dalam partainya, namun dia tidak bersedia menjelaskannya. “Saya tidak mengajak secara organisatoris,” lanjutnya. Hartono menambahkan, PII merupakan partai kader namun berbasis massa. “Nanti ada calon anggota, ada anggota, ada calon kader pemula, ada kader pemula, ada kader madya, ada kader utama. Itu ada training-training, ada modul-modul pelatihannya,” tuturnya. Dia sendiri belum bisa mengungkapkan berapa peluang yang akan diperoleh partainya dalam pemilu 2004 nanti. Menurut dia, partainya sudah mempersiapkan program partai, pelatihan kader, serta sistem dan tata cara pencalonan. Dia mengaku, PII merupakan satu-satunya partai yang pada waktu pendiriannya ditandatangani seluruh provinsi di Indonesia. Saat ini terdapat 29 propinsi yang ikut hadir dalam acara deklarasi PII, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Maluku, Sulawesi Utara, Gorontalo, Lampung, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Irian Jaya, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Timur, dan Bali. Adapun susunan pengurus teras Dewan Pimpinan Pusat PII, yaitu terdiri dari Majelis Syuro Pusat, Majelis perancang Pusat, dan Majelis Pimpinan Pusat. Majelis Syuro Pusat diketuai Kiai Haji Fathoni Karim, Thahir Azhary sebagai Ketua Majelis Perancang Pusat, dan Ketua Umum Majelis Pimpinan Pusat dijabat oleh Hartono Mardjono. (Faisal – Tempo News Room)