Penderita AIDS di NTT Tinggi  

Reporter

Rabu, 2 Oktober 2013 13:40 WIB

Perbatasan RI - Timor Leste di Motamasin, Kab. Belu, Nusa Tenggara Timur. TEMPO/Jhon Seo

TEMPO.CO, Kupang - Jumlah penderita penyakit AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga Agustus 2013 mencapai 550 orang. Jumlah tersebut adalah yang terbanyak dibandingkan kabupaten dan kota lainnya di provinsi itu.

Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nusa Tenggara Timur, jumlah penderita AIDS di daerah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste tersebut lebih dari 25 persen dari keseluruhan penderita AIDS di Provinsi NTT, yakni 2.351 orang.


Sekretaris KPA Nusa Tenggara Timur, dokter Husein Pankratius, tidak menjelaskan secara terperinci mengapa jumlah penderita AIDS di daerah perbatasan itu tinggi. “Jumlah orang-orang yang perilakunya memiliki risiko terkena AIDS cukup tinggi di daerah itu,” katanya di Kupang, Rabu, 2 Oktober 2013.

Menurut Husein Pankratius, penyebaran AIDS sudah menjangkau 21 kabupaten dan kota di provinsi itu. Dari jumlah penderita 2.351 orang tersebut, sebanyak 985 orang mengidap HIV (human immunodeficiency virus) dan 1.366 menderita AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). "Dari jumlah tersebut, sebanyak 493 orang meninggal dunia," kata Husein Pankratius.


Pengidap HIV di Nusa Tenggara Timur, kata Husein Pankratius, didominasi kaum laki-laki, yakni 562 HIV dan 903 AIDS. Sedangkan perempuan 423 HIV dan 463 AIDS. Dari sisi jenis pekerjaannya, jumlah terbanyak adalah pekerja swasta, yakni 521 orang, dan ibu rumah tangga 457 orang. "Sisanya adalah petani, pengangguran, buruh kasar, PSK, sopir, tukang ojek, PNS, dan TKI," ujar Husein Pankratius.

Penderita yang berusia produktif, antara 25-30 tahun, adalah yang terbanyak. Namun, balita usia 0-5 tahun juga tak kalah banyaknya, yakni 102 orang.

Husein Pankratius menjelaskan, KPA NTT bersama KPA tingkat kabupaten dan kota terus berupaya mengatasi masalah AIDS agar jumlahnya tidak terus meningkat. Di antaranya mensosialisasikan bahaya AIDS kepada kelompok masyarakat yang berisiko tinggi terjangkit penyakit mematikan tersebut.


Kegiatan sosialisasi juga dilakukan kepada masyarakat umum, termasuk kalangan pelajar dan remaja. Selain itu, KPA NTT serta KPA tingkat kabupaten dan kota terus memperbanyak jumlah klinik pelayanan penderita HIV/AIDS, yakni voluntary counseling and testing (VCT). ”Masyarakat umum juga diharapkan bersedia datang ke VCT untuk memeriksakan diri agar terhindar dari risiko HIV/AIDS," katanya.

YOHANES SEO

Advertising
Advertising

Berita terkait

Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan

10 Desember 2023

Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan

Orang dengan HIV diharapkan tidak menutup status kesehatannya. Tenaga kesehatan dan komunitas bisa mendampingi mereka demi kualitas hidup yang baik.

Baca Selengkapnya

Satu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV

23 November 2023

Satu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV

Satu pasien cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) dalam kondisi kritis meninggal di RSCM. Punya riwayat penyakit HIV.

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV

19 November 2023

Fakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV

Buah matoa banyak terdapat di Papua. Buah itu masih satu keluarga dengan kelengkeng dan rambutan.

Baca Selengkapnya

AJI Sebut Sejumlah Media Abai Kode Etik dalam Memberitakan Kekasih Mario Dandy

8 Maret 2023

AJI Sebut Sejumlah Media Abai Kode Etik dalam Memberitakan Kekasih Mario Dandy

AJI Indonesia mendesak media mematuhi kode etik jurnalistik dalam memberitakan kekasih tersangka kasus penganiayaan, Mario Dandy Satriyo.

Baca Selengkapnya

Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!

2 Desember 2022

Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!

Di Indonesia, hanya 25% dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa. UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS.

Baca Selengkapnya

Rent, Drama Musikal Pertunjukan Broadway akan Ditampilkan di Jakarta

18 November 2022

Rent, Drama Musikal Pertunjukan Broadway akan Ditampilkan di Jakarta

Drama musikal Rent berkisah tentang sekelompok seniman muda yang bertahan hidup dari kondisi kemiskinan dan bayang-bayang penyakit HIV/AIDS.

Baca Selengkapnya

Romantika Merawat Anak dengan HIV / AIDS

25 September 2022

Romantika Merawat Anak dengan HIV / AIDS

Merawat anak dengan HIV / AIDS menjadi tantangan besar bagi orang tua.

Baca Selengkapnya

Kasus HIV di Kota Bandung Bertambah 400 Orang Setiap Tahun

30 Agustus 2022

Kasus HIV di Kota Bandung Bertambah 400 Orang Setiap Tahun

Berdasarkan pola penyebarannya, mayoritas kasus HIV di Kota Bandung pada kalangan heteroseksual, kemudian pengguna narkoba dengan cara suntik.

Baca Selengkapnya

World AIDS Day 2021: Perlu Kemitraan Hadapi Ketidaksetaraan di Masa Pandemi

1 Desember 2021

World AIDS Day 2021: Perlu Kemitraan Hadapi Ketidaksetaraan di Masa Pandemi

Dunia akan memasuki tahun ketiga pandemi Covid 19, demikian juga epidemi HIV/AIDS akan memasuki dekade kelima.

Baca Selengkapnya

Kasus HIV / AIDS di Marauke Papua Terus Mengalami Peningkatan

7 September 2021

Kasus HIV / AIDS di Marauke Papua Terus Mengalami Peningkatan

Meningkatnya angka kasus penderita HIV / AIDS di Merauke, Januari-Juni 2021 terdapat 53 kasus baru yang muncul, setengah dari akumulatif tahun 2020.

Baca Selengkapnya