Aidit Tak Mampu Mem-PKI-kan Lekra  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Senin, 30 September 2013 11:45 WIB

Sampul majalah TEMPO edisi khusus Lekra.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Central Comite PKI Dipa Nusantara Aidit berselisih dengan Njoto perihal posisi Lembaga Kebudayaan Rakyat, atau Lekra, yang mereka dirikan. Aidit ingin Lekra melebur dan menjadi bagian dari PKI, tetapi Njoto yang juga menjadi wakilnya di Central Comite PKI menolak.

Menurut Aidit, PKI membutuhkan Lekra sebagai organisasi resmi seniman sebagai motor pendulang suara partai melalui kesenian. Lekra pada tahun 1960-an telah merambah hingga tingkat kecamatan. Tingginya popularitas Lekra itu yang membuat Aidit kepincut dan ingin melegalkannya di bawah PKI.

Namun, Njoto berkukuh menolak. Alasannya, di tubuh Lekra juga bergabung seniman nonkomunis yang bukan anggota partai, seperti Pramoedya Ananta Toer dan Utuy Tatang Sontani. Menyeret Lekra menjadi organ resmi partai hanya akan menyebabkan para seniman terkenal dan berpengaruh itu hengkang. (Baca selengkapnya di majalah Tempo edisi 30 September 2013).

Meski Aidit dan Njoto sama-sama pendiri Lekra, tapi di lembaga itu Njoto lebih disegani. Selain pengetahuan tentang kesenian yang luas, Njoto memiliki kemampuan orasi yang memukau. Oleh karena itu, tampaknya sebagian besar anggota Lekra pusat lebih sepakat dengan pendapat Njoto.

Dengan demikian, Lekra secara organisasi tetap bersifat terbuka. Seniman yang tidak aktif di partai bahkan yang tak mendukung komunisme boleh menjadi anggota Lekra. Dua pendirinya, A.S. Dharta dan M.S. Ashar, juga bukan seniman komunis. Lekra memiliki kongres dan anggaran dasar sendiri dengan menegaskan tak ada kaitan formal dengan PKI. Kondisi Lekra di daerah juga tidak jauh berbeda. Sebagian anggotanya bukan anggota partai. Karena itu, agak sulit menyebut Lekra sebagai onderbouw PKI.

“Tapi juga salah jika menyebut Lekra tak punya hubungan sama sekali dengan PKI,” kata sastrawan Lekra Amarzan Ismail Hamid. Sebagian orang Lekra pusat adalah anggota PKI. Sebagian Lekra tingkat daerah juga didirikan atas inisiatif partai.

Hingga PKI dan Lekra diberangus pemerintah Orde Baru, Aidit belum berhasil mem-PKI-kan Lekra. "Tak satu pun yang berhasil mem-PKI-kan Lekra, kecuali Soeharto. Bahkan, Aidit tidak bisa,” kata Putu Oka Sukanta, seniman Lekra dari Bali, yang menyumbangkan satu puisi untuk antologi Kepada Partai.

TIM TEMPO

Berita terkait

Sejumlah Larangan Rezim Orde Lama dan Orde Baru untuk Anak Muda: Musik Ngak Ngik Ngok, Celana Ketat, Rambut Gondrong

2 Oktober 2023

Sejumlah Larangan Rezim Orde Lama dan Orde Baru untuk Anak Muda: Musik Ngak Ngik Ngok, Celana Ketat, Rambut Gondrong

Pada era orde lama dan orde baru tetapkan beberapa larangan untuk anak muda seperti musik ngak ngik ngok, rambut gondrong, dan celana ketat.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Koes Plus, Saat Bernama Koes Bersaudara Dijebloskan Rezim Orde Lama ke Penjara Glodok

29 September 2023

Perjalanan Koes Plus, Saat Bernama Koes Bersaudara Dijebloskan Rezim Orde Lama ke Penjara Glodok

Sebelum terkenal dengan nama Koes Plus, band legendaris ini bernama Koes Bersaudara. Begini alasan terjadi perubahan nama grup band legendaris ini.

Baca Selengkapnya

Koes Bersaudara Dibebaskan dari Penjara Glodok Sehari Sebelum G30S 1965 Tanpa Alasan

29 September 2023

Koes Bersaudara Dibebaskan dari Penjara Glodok Sehari Sebelum G30S 1965 Tanpa Alasan

Satu hari sebelum peristiwa G30S, Koes Bersaudara lalu menjadi Koes Plus dibebaskan dari Penjara Glodok tanpa alasan. Apa sebab mereka dibui?

Baca Selengkapnya

Top 3 Metro Kemarin, Puisi Butet Kartaredjasa Dikaitkan dengan Lekra, Kondisi GBK usai Dipakai PDIP

1 Juli 2023

Top 3 Metro Kemarin, Puisi Butet Kartaredjasa Dikaitkan dengan Lekra, Kondisi GBK usai Dipakai PDIP

Puisi seniman Butet Kartaredjasa dan kondisi GBK usai dipakai PDIP masih menjadi topik yang banyak dicari pembaca

Baca Selengkapnya

Kenang Pramoedya Ananta Toer dan Karya-karyanya, Tak Cuma Bumi Manusia

6 Februari 2023

Kenang Pramoedya Ananta Toer dan Karya-karyanya, Tak Cuma Bumi Manusia

Pramoedya Ananta Toer salah seorang sastrawan legendaris Indonesia, ia menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan dalam 41 bahasa.

Baca Selengkapnya

Jokowi Serahkan DIPA dan TKDD 2023 ke 53 Kementerian dan Lembaga

1 Desember 2022

Jokowi Serahkan DIPA dan TKDD 2023 ke 53 Kementerian dan Lembaga

Jokowi telah menyerahkan DIPA dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Tahun 2023 kepada 53 kementerian dan lembaga.

Baca Selengkapnya

Mengenal Utuy Tatang Sontani, Generasi Sastrawan yang Tak Bisa Pulang Setelah G30S

17 September 2022

Mengenal Utuy Tatang Sontani, Generasi Sastrawan yang Tak Bisa Pulang Setelah G30S

Sastrawan Utuy Tatang Sontani tak bisa pulang setelah G30S. Ia dari Peking kemudian tinggal di Moskow, Rusia hingga wafatnya.

Baca Selengkapnya

Hari Ini di Tahun 2000, Pramoedya Ananta Toer Menerima Penghargaan Fukuoka

26 Juni 2022

Hari Ini di Tahun 2000, Pramoedya Ananta Toer Menerima Penghargaan Fukuoka

Pramoedya Ananta Toer menerima penghargaan utama Fukuoka yang diberikan ke tokoh-tokoh Asia yang berkontribusi bidang akademis, seni, dan budaya.

Baca Selengkapnya

Sebab Lagu Genjer-Genjer Identik dengan PKI dan Dilarang Orde Baru

29 September 2021

Sebab Lagu Genjer-Genjer Identik dengan PKI dan Dilarang Orde Baru

Lagu Genjer-Genjer sudah jarang dinyanyikan karena dianggap memiliki kaitan dengan PKI.

Baca Selengkapnya

Organisasi-Organisasi yang Dianggap Berafiliasi Dengan PKI

29 September 2021

Organisasi-Organisasi yang Dianggap Berafiliasi Dengan PKI

Setelah peristiwa G30S, anggota organisasi yang dianggap terkait dengan PKI diburu dan ditangkap

Baca Selengkapnya