TEMPO.CO , Jakarta:Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengaku resah karena Indonesia belum meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC), satu perjanjian internasional yang mengatur pengendalian tembakau. Padahal sejak awal disusun pada 1999, Indonesia termasuk negara yang aktif dalam negosiasi.
"Kenyataannya hingga kini kita belum meratifikasi dan bahkan perokok aktif dari tahun ke tahun terus meningkat," kata Nafsiah dalam diskusi Penanggulangan Dampak Rokok terhadap Kesehatan, di kompleks Kementerian Kesehatan, Jumat, 27 September 2013.
Berdasarkan data resmi Kemenkes, pada 2011 sebanyak 67,4 persen laki-laki di Indonesia merokok. Ironisnya lagi perokok laki-laki ini menempati jumlah tertinggi di dunia. Sedangkan jumlah perokok perempuan dalam sepuluh tahun terakhir meningkat empat kali lipat dari 1,3 persen menjadi 4,2 persen.
Untuk mengurangi dampak dan bahaya rokok terhadap kesehatan, Nafsiah mengatakan kementerian kesehatan terus menggalang dukungan dan berkoordinasi dengan kementerian lain mendorong segera diratifikasinya FCTC. Rencana ratifikasi ini kata Nafsiah sudah sampai di meja presiden. "Perkembangannya, FCTC ini sudah dibahas dan masih dalam proses."
Nafsiah mengingatkan industri rokok dan petani tembakau tak khawatir dengan rencana pemerintah meratifikasi perjanjian ini. Alasannya, FCTC tak akan melarang peredaran rokok, tetapi hanya melakukan pengendalian dampak bahaya rokok. Antara lain, pembatasan iklan rokok, melarang generasi muda merokok, melindungi para perokok pasif dari bahaya asap rokok dan larangan perdagangan illegal produk tembakau.
Saat ini, sebanyak 177 negara dunia sudah meratifikasi dan mengaksesi FCTC. Sebanyak 9 negara sudah menandatangi tapi belum lakukan ratifikasi. Sedangkan Indonesia menjadi 1 dari 7 negara dunia yang belum meratifikasi. "Indonesia bersama Somalia menjadi dua negara OKI yang tak meratifikasi, dan satu-satunya negara Asia yang belum meratifikasi."
IRA GUSLINA SUFA
Topik terhangat:
Mobil Murah | Kontroversi Ruhut Sitompul | Mun'im Idris Meninggal | Info Haji
Berita lainnya:
Jokowi Blusukan Masuk The New York Times
Akbar Tanjung Kaget Jokowi Dapat Peci Gus Dur
Cara Mun'im Ungkap Kasus Munir
Surat Edaran Prudential Tentang Klaim Asuransi AQJ
Berita terkait
Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?
1 hari lalu
KRIS merupakan sistem baru dalam mengatur rawat inap yang melayani pengguna BPJS Kesehatan.
Baca SelengkapnyaIndonesia Tertinggal dalam Pengendalian Industri Tembakau di Tingkat ASEAN
2 hari lalu
Hingga hari ini, kata Bigwanto, pemerintah belum mempunyai regulasi yang memadai untuk mengendalikan produk tembakau.
Baca SelengkapnyaSistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat
3 hari lalu
Pemerintah mewacanakan penghapusan sistem kelas BPJS Kesehatan dan menggantikannya dengan sistem KRIS sejak tahun lalu
Baca Selengkapnya4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio
7 hari lalu
Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.
Baca SelengkapnyaIni Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan
11 hari lalu
Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?
Baca SelengkapnyaKemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT
16 hari lalu
Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.
Baca SelengkapnyaNetizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam
18 hari lalu
Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar
21 hari lalu
KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.
Baca SelengkapnyaBantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker
24 hari lalu
Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.
Baca SelengkapnyaAlasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara
25 hari lalu
Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.
Baca Selengkapnya