Disebut Dapat Duit Labora, Ini Kata Jenderal Tito

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Kamis, 26 September 2013 09:50 WIB

Kapolda Papua yang baru Irjen (Pol) Tito Karnavian diambil sumpahnya pada acara serah terima jabatan Kapolda Papua, di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/9). ANTARA/Willy

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah Papua, Inspektur Jenderal Tito Karnavian, membenarkan bahwa bekas Kepala Kepolisian Resor Raja Ampat, Taufik Irfan Awaluddin, pernah menerima dana Rp 200 juta dari Brigadir Kepala Labora Sitorus pada Februari 2013. Labora merupakan eks anak buah Taufik sekaligus tersangka yang dijerat tiga tuduhan dan kini tengah menanti persidangan.

Menurut Tito, hasil pemeriksaan tim gabungan Mabes Polri dan Polda Papua, Senin lalu, menyebutkan Taufik mengakui bahwa dana Rp 200 juta itu akan diserahkan kepada Tito, namun batal. Akhirnya, atas saran Labora, dana tersebut dipakai Taufik untuk kebutuhan operasional Polres. “Jadi, tidak benar dana yang diterima Taufik Rp 600 juta. Saya pun tidak pernah menerima duit Rp 200 juta,” kata Tito kepada Tempo, Rabu sore, 25 September 2013. Tapi, menurut Tito, pihaknya belum merumuskan sanksi untuk Taufik.

Dalam wawancara Tempo, 18 September 2013, Labora menyebutkan Taufik pernah meminta Rp 600 juta untuk diserahkan kepada Tito. Taufik, kata Labora, akan memakai uang itu untuk memuluskan jalannya menjadi Kepala Polres Kota Sorong. “Bahwa uang tersebut sampai kepada Kapolda atau tidak, saya tidak tahu,” ujar Labora di Kota Sorong, Papua Barat.

Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Polri menetapkan Labora sebagai tersangka kasus dugaan pidana pencucian uang dengan perkara pokok pembalakan liar dan penimbunan bahan bakar minyak ilegal. Akhir Agustus lalu, ia menyerang balik polisi dengan membeberkan ratusan transaksi tunai dan transfer yang ditengarai mengalir ke pejabat kepolisian, termasuk Kepala Polres dan Kepala Polda Papua.

Ketika dimintai konfirmasi pada Rabu malam, 25 September 2013, Taufik enggan menjawab hasil pemeriksaan ihwal aliran duit Rp 200 juta itu. “Nanti saja, saya masih rapat,” katanya. Namun, kepada majalah Tempo edisi pekan ini, ia mengakui pernah menerima duit dari Labora semasa menjabat kepala polres. “Tidak sering, paling lima sampai enam kali,” kata Taufik. Sejak kasus Labora bergulir, Taufik dipindah ke Polda Papua.

Tito mengakui, dalam daftar transaksi yang dibeberkan Labora, ada aliran dana sekitar Rp 629 juta kepada Kepala Polda pada 29 Januari 2012. Namun, saat itu ia belum menjabat Kepala Polda Papua. Dalam surat telegram Kepala Polri, Tito diangkat menjadi Kepala Polda Papua pada 3 September 2012 menggantikan pejabat lama, Inspektur Jenderal Bigman Lumban Tobing. "Namun, saya baru aktif pada 27 September 2012," ucapnya.

NURUL MAHMUDAH | BOBBY CHANDRA

Terhangat:
Guyuran Harta Labora | Mobil Murah | Tabrakan Maut

Berita Terkait:
Bayi Terakhir dari Kembar Lima Meninggal
Bayi Kembar Lima Masih Harus Bertahan 2x24 Jam
Orang Tua Bayi Kembar Lima Nantikan Anak 3 Tahun


Berita terkait

Profil Robert Priantono Bonosusatya yang Disebut Meminjamkan Jet Pribadi ke Brigjen Hendra Kurniawan

22 September 2022

Profil Robert Priantono Bonosusatya yang Disebut Meminjamkan Jet Pribadi ke Brigjen Hendra Kurniawan

Robert Priantono Bonosusatya bukan nama baru di kalangan petinggi Polri. Namanya disebut dalam kasus rekening gendut Budi Gunawan dan proyek Korlantas

Baca Selengkapnya

11 Tahun Lalu, Bom Molotov di Kantor Tempo Setelah Terbit Cover Rekening Gendut

6 Juli 2021

11 Tahun Lalu, Bom Molotov di Kantor Tempo Setelah Terbit Cover Rekening Gendut

Kantor Majalah Tempo dilempar bom molotov tak lama setelah terbit laporan utama soal rekening gendut perwira Polisi. Terjadi aksi borong majalah.

Baca Selengkapnya

2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua

4 Desember 2018

2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua

Dua karyawan PT Istaka Karya (Persero) yang melarikan diri ke Mbua saat serangan kelompok bersenjata di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, selamat.

Baca Selengkapnya

TNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua

4 Desember 2018

TNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua

Kapolda Papua mengerahkan personel TNI dan Polri untuk mengevakuasi pekerja proyek PT Istaka Karya yang diduga menjadi korban pembunuhan di Nduga.

Baca Selengkapnya

Polisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua

4 Desember 2018

Polisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua

Saat ini personel gabungan Polri/TNI telah diterjunkan untuk mengecek informasi dugaan pembunuhan terhadap pekerja proyek di Papua.

Baca Selengkapnya

Polisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

13 Juli 2018

Polisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

Kapolda Papua Boy Rafli Amar mengatakan polisi dan TNI sudah berkoordinasi untuk mengejar kelompok bersenjata yang menyerang sejumlah tempat di Papua.

Baca Selengkapnya

10 Tahun Terakhir, 30 Polisi Papua Tewas oleh Kelompok Bersenjata

4 Juli 2018

10 Tahun Terakhir, 30 Polisi Papua Tewas oleh Kelompok Bersenjata

Selain 30 polisi yang tewas, sebanyak 57 polisi terluka akibat bersinggungan dengan kelompok bersenjata di Papua.

Baca Selengkapnya

Di Papua, Daerah Rawan Kelompok Bersenjata Dijaga Tim Khusus

30 Juni 2018

Di Papua, Daerah Rawan Kelompok Bersenjata Dijaga Tim Khusus

Setelah terjadi serangkaian serangan di Papua, kepolisian menempatkan tim khusus yang berisi gabungan anggota Polri dan TNI di sejumlah daerah rawan.

Baca Selengkapnya

Polisi Kejar Kelompok Bersenjata Pelaku Penembakan di Papua

26 Juni 2018

Polisi Kejar Kelompok Bersenjata Pelaku Penembakan di Papua

Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengaku telah mengetahui lokasi persembunyian pelaku penembakan itu.

Baca Selengkapnya

Kapolda Minta Wartawan Antisipasi Kerawanan Pilkada Papua

26 Mei 2018

Kapolda Minta Wartawan Antisipasi Kerawanan Pilkada Papua

Kepolisian meminta wartawan peliput pilkada Papua mengantisipasi kerawanan konflik selama pemilihan.

Baca Selengkapnya