Direktur Utama RS Hasan Sadikin, Bayu Wahyudi, memberi keterangan usai memantau persiapan bedah bayi kembar siam parasit bernama Ginan Septian Nugraha di RS Hasan Sadikin, Bandung (25/9). TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Bandung - Tim dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung berhasil memisahkan bayi kembar siam parasit bernama Ginan Septian Nugraha yang baru berusia sepekan. Setelah operasi selama 2 jam lebih, Ginan mulai hidup secara normal.
Operasi pemisahan bayi kembar yang kasusnya sangat langka itu dimulai pada Rabu, 25 September 2013, pukul 10.20 WIB dan selesai 13.00 WIB. Tugas utama tim dokter yaitu melepaskan tubuh saudara kembar yang tak utuh dan menjulur keluar dari mulut Ginan. "Kembar parasit itu menempel di lidah bayi," ujar anggota tim dokter, Dikki Drajat, setelah operasi pada Rabu, 25 September 2013.
Dikki mengatakan, operasi tersebut termasuk semi-emergency. Bayi diputuskan harus segera dioperasi pagi tadi setelah kondisinya makin sulit bernapas. Kesulitan itu karena tonjolan bayi parasit di mulut Ginan, menekan saluran pernapasan di tenggorokannya. (Lihat: Bayi Kembar Siam Parasit Dioperasi)
Di meja operasi, dokter bedah tidak memotong kedua pipi Ginan lebih dahulu untuk menyayat daging kembar parasitnya. Pembedahan dilakukan langsung lewat celah di mulut bayi yang hampir tertutup kembarannya. "Secara teknis, operasinya tidak sulit. Lebih sederhana dari pemisahan bayi kembar dempet," ujarnya.
Tim dokter sebelumnya telah mempelajari kondisi dan bentuk di dalam mulut Ginan dari pencitraan CT Scan 3 dimensi. Gambar itu sangat membantu dokter bedah untuk tidak salah memotong pembuluh darah, sekaligus mengurangi perdarahan berlebih. Dengan berat bayi total sekitar 3,5 kilogram dan punya 250 cc darah, tim berupaya menekan pendarahan hanya 10 persen atau 25 cc darah. "Selama operasi, transfusi darah tidak terjadi," katanya.
Setelah dipisahkan, kata Ketua Tim Dokter Abdurachman, bayi Ginan dikembalikan lagi ke ruang perawatan Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Bayi Ginan akan dipantau kondisinya sampai sepekan. "Terutama soal infeksi karena luka setelah operasi, apalagi di dalam mulut yang selalu basah," ujarnya.