Ahli Forensik : Kematian Munir Bisa Dideteksi Lewat Rambut dan Darah

Reporter

Editor

Kamis, 25 November 2004 19:31 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Spesialis Kedokteran Forensik Djaja Surya Atmadja menyatakan kesediaannya untuk melakukan foresik ulang terhadap Munir apabila diminta. Menurut Djaja dalam diskusi Kamisan di Sahid Jaya Hotel Jakarta, Kamis (25/11), forensik ulang bisa dilakukan apabila pihak Netherlands Forensic Institute (NFI) ternyata belum melakukan pemeriksaan terhadap kuku dan rambut. "Racun arsene (arsenik) sangat mudah diidentifikasi dengan rambut dan darah," katanya.Orang yang membunuh Munir, menurut Djaja adalah orang yang mengerti racun. "Orang tersebut hanya cukup membaca di buku atau artikel forensik,"katanya. Menurutnya orang yang melakukan pembunuhan adalah orang yang mempunyai akses ke makanan. "Itu bisa siapa saja, bisa temannya atau orang lain. Maksud saya, jangan karena kita benci terhadap Polri seluruh kemungkinan diarahkan ke mereka," kata Djaja.Djaja berharap agar seluruh pihak membuka semua kemungkinan, tidak membatasi terhadap kemungkinan tertentu, harus diselidiki semua kemungkinannya. Tujuan penyidikan ke segala arah, menurut Djaja, apabila tidak terbukti kemungkinan pertama maka dapat dilanjutkan ke kemungkinan lainnya sehingga tidak terputus.Menurut Djaja cara pembunuhan ada dua jenis, yaitu pembunuhan dengan selektif dan pembunuhan random. "Untuk kasus Munir, sudah jelas ini pembunuhan selektif, kalau pembunuhan random biasa dilakukan teroris yang tidak peduli siapa korbannya. Motif pembunuhan selektif bisa karena uang, kecemburuan, politik atau balas dendam,"ujarnya. Motif peracunan Munir, menurut Djaja, kemungkinan dilakukan dengan cara kronis, yaitu diberikan perlahan-lahan melalui makanan dengan dosis yang rendah. Kemudian baru dilakukan peracunan akut dengan memberikan dosis yang tinggi. Untuk gejala keracunan ringan seperti sakit maag, muntaber dan liver. "Saya hanya ingin menegaskan, apakah keracunan akut itu tunggal, ataukah Munir pernah mengalami keracunan ringan sebelumya. Yang mengetahui hal itu orang terdekatnya,"kata Djaja.Djaja menambahkan kalau keracunan arsene dapat dideteksi dengan menggunakan rambut, kuku dan tulang, walaupun itu sudah berlangsung puluhan tahun. "Ini berbeda dengan keracunan sianida. Di Irian Jaya korban perang dunia kedua masih dapat dideteksi meninggalnya disebabkan oleh racun arsene,"ujarnya.Evy Flamboyan

Berita terkait

Penembakan Robert Fico, Tanggapan NATO hingga Kondisinya

18 jam lalu

Penembakan Robert Fico, Tanggapan NATO hingga Kondisinya

Robert Fico ditembak saat menghadiri pertemuan pemerintahannya di Handlova

Baca Selengkapnya

Misteri Kasus Pembunuhan Vina 8 Tahun Lalu, 3 Pelaku Masih Buron

18 jam lalu

Misteri Kasus Pembunuhan Vina 8 Tahun Lalu, 3 Pelaku Masih Buron

Awalnya polisi menduga sejoli merupakan korban kecelakaan lalu lintas. Akhirnya terungkap Vina dan Eky merupakan korban pembunuhan.

Baca Selengkapnya

Dipukul dengan Paving Blok saat Tidur, Ayah Tewas Dibunuh Anak di Tangerang

18 jam lalu

Dipukul dengan Paving Blok saat Tidur, Ayah Tewas Dibunuh Anak di Tangerang

Mustari, 60 tahun, mati di tangan anak kandungnya sendiri setelah mengalami luka di bagian kepala akibat dipukul menggunakan paving block di Tangerang

Baca Selengkapnya

Kasus Pembunuhan V dan E di Cirebon 2016, Mabes Polri Beri Arahan untuk Polda Jawa Barat

19 jam lalu

Kasus Pembunuhan V dan E di Cirebon 2016, Mabes Polri Beri Arahan untuk Polda Jawa Barat

Kasus pembunuhan sepasang kekasih VDA dan RR alias E di Cirebon kembali viral seiring kontroversi film Vina: Sebelum 7 Hari

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Belum Terima Informasi Atas Tudingan Polda Papua yang Menyebut KKB Bunuh Warga Sipil

20 jam lalu

TPNPB-OPM Belum Terima Informasi Atas Tudingan Polda Papua yang Menyebut KKB Bunuh Warga Sipil

TPNPB-OPM belum merespons tudingan Polda Papua bahwa pembunuhan terhadap warga sipil Boki Ugipa adalah tindakan KKB.

Baca Selengkapnya

Hotman Paris Sebut Aparat Desa Seharusnya Tahu Keberadaan 3 DPO Pelaku Pembunuhan Vina

1 hari lalu

Hotman Paris Sebut Aparat Desa Seharusnya Tahu Keberadaan 3 DPO Pelaku Pembunuhan Vina

Hotman Paris menemui ayah, ibu dan adik korban. Pengacara itu menyebut aparat desa seharusnya tahu keberadaan 3 DPO pelaku pembunuhan Vina.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Turunkan Tim Ikut Memburu 3 Tersangka Pembunuh Vina

1 hari lalu

Bareskrim Turunkan Tim Ikut Memburu 3 Tersangka Pembunuh Vina

Bareskrim akan membantu Polda Jawa Barat untuk memburu tiga tersangka pembunuh Vina yang hingga kini belum tertangkap.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Ibu Kandung di Sukabumi, Hasil Autopsi Temukan 10 Luka Tusuk di Tubuh Korban

1 hari lalu

Pembunuhan Ibu Kandung di Sukabumi, Hasil Autopsi Temukan 10 Luka Tusuk di Tubuh Korban

Tim dokter telah melakukan autopsi terhadap tubuh Inas, korban pembunuhan oleh Rahmat yang merupakan anak kandungnya.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Pembunuhan Sadis di Sukabumi, Puluhan Kali Pelaku Menusuk Ibu Kandungnya

2 hari lalu

5 Fakta Pembunuhan Sadis di Sukabumi, Puluhan Kali Pelaku Menusuk Ibu Kandungnya

Terjadi pembunuhan sadis di Sukabumi, pelaku diam dan belum mengaku menyesal.

Baca Selengkapnya

Polisi Bebaskan Korban Begal yang Jadi Tersangka karena Bunuh Pelaku

2 hari lalu

Polisi Bebaskan Korban Begal yang Jadi Tersangka karena Bunuh Pelaku

Polisi membebaskan pria berinisial FH, seorang korban begal yang sempat dijadikan tersangka karena membunuh pelaku begal berinisial E.

Baca Selengkapnya