TEMPO.CO, Jakarta--Badan Nasional Penanggulangan Teroris menyatakan salah satu perhatian pencegahan terorisme adalah warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri. Lebih spesifik, mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan.
Menurut Deputi Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayor Jenderal Agus Surya Bhakti mahasiswa rentan dipengaruhi paham radikal. "Terutama mahasiswa yang belajar di wilayah Timur Tengah, basisnya teroris internasional," kata dia kepada wartawan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis, 19 September 2013.
Sebagai bukti, BNPT pernah beberapa kali bertemu dengan mahasiwa yang bersekolah di Arab Saudi dan Dubai. Dalam pertemuan itu, beberapa mahasiswa menceritakan pergaulan WNI yang cukup dekat dengan paham radikal.
Dengan alasan itu, BNPT hendak menjalin kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri untuk mencegah masuknya paham radikal melalui mahasiwa luar negeri. Sebagai contoh, BNPT ingin berbicara secara mendalam dengan setiap mahasiswa yang hendak pulang ke Tanah Air. Namun Agus mengaku kedua lembaga masih dalam tahap melakukan komunikasi.
"Intinya semua harus waspadai dengan ancaman ajaran terorisme dari luar negeri, bukan cuma dalam negeri saja."