Polisi membuka penutup mulut tersangka Wawan dan Ade saat gelar perkara bersama barang bukti dalam kasus penjambretan dan pembunuhan terhadap Fransisca Yofie di Bandung, Jawa Barat, (13/8). TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Bandung - Dadang Sukmawijaya, pengacara tersangka pembunuh Sisca Yofie, Wawan, mengatakan kliennya menjambret Sisca Yofie pada Senin, 5 Agustus lalu di Jalan Cipedes, Sukajadi, Bandung, bukan karena alasan ekonomi.
"Dia (Wawan) kan punya usaha airbrush dan rongsokan di rumahnya, jadi sebenarnya tidak ada desakan ekonomi," ujar Dadang di kantornya Jalan Cianjur, Antapani, Bandung, Jumat, 6 September 2013.
Karena itu pula, Dadang menilai wajar saja Wawan membuang telepon genggam Sisca Yofie ke sungai di sekitar rumah Wawan di Jalan Sukagalih, Bandung, sesaat sebelum Wawan melarikan diri ke Cianjur. Padahal, sekarang jaksa membutuhkan telepon genggam Sisca untuk mengetahui data digital forensik percakapan Sisca Yofie terakhir sebelum dia dibunuh.
Aksi pembacokan dan penyeretan Sisca sejauh 800 meter yang menyebabkan terenggutnya nyawa Sisca itu, menurut Dadang, semata-mata disebabkan oleh pengaruh obat-obatan terlarang yang Wawan konsumsi sebelumnya. “Wawan pakai pil mercy,” kata Dadang.
Menurut Dadang, pil itu bisa mempengaruhi manusia selama berhari-hari. Wawan memang sering mengkonsumsi obat-obatan terlarang jika dilanda masalah. Ketika hari kejadian pun, ujar Dadang, Wawan sedang dilanda masalah keluarga.