TEMPO Interaktif, Jakarta:Terpilihnya kembali George W. Bush sebagai Presiden Amerika Serikat dinilai pengamat politik Bara Hasibuan akan membuka peluang kerjasama militer yang lebih intensif. Menurut dia, Indonesia punya kesempatan untuk melakukan lobi, guna tercapainya prinsip keseimbangan informasi, dan peningkatan kerjasama untuk menguatkan demokrasi. Hanya saja, Bara berpendapat, Amerika Serikat selama ini sering tidak adil dalam berbagi arus informasi. "Kalau pemerintah kita minta informasi, tidak diberikan, aksesnya dipersulit," ujarnya pada diskusi "Pemilu AS dan Implikasinya Bagi Indonesia" di Hotel Sari Pan Pacifik, Jakarta, Jumat (5/11).Karena itu, dia menilai pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono perlu lebih tegas bersikap dalam melakukan kerja sama dengan pemerintah AS. Dia berharap Amerika Serikat memperlihatkan sikap yang lebih positif, terutama dalam kerjasama pemberantasan terorisme. "Jangan hanya membantu kita dari segi finansial, tapi juga dari segi politik, bahwa jika kita minta akses atau informasi, harus diberikan," ucapnya.Selain itu, isu demokrasi menjadi penting diperhatikan guna meningkatkan kerjasama itu. "Pemerintah Indonesia harus meyakinkan Washington bahwa proses demokratisasi di Indonesia telah betul-betul selesai," kata Bara.Karena itu, pemerintah perlu berinisiatif melakukan pendekatan kepada pemerintah AS, terutama Konggres-nya. Sebab, selain Presiden Bush, Konggres AS juga punya wewenang besar untuk ikut menentukan kebijakan luar negeri.Eko Arie Wibowo - Tempo