TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengamat politik dari CSIS J. Kristiadi menduga Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu tak akan memenuhi undangan DPR untuk mengikuti uji kelayakan sebagai Panglima TNI. Menurut dia, undangan kepada Ryamizard itu sendiri salah alamat. "Seharusnya surat itu ditujukan melalui Panglima TNI untuk mendapatkan izinnya," ujarnya ketika dihubungi melalui telepon semalam, Rabu (3/1). Seperti diketahui, DPR hari ini mengundang Ryamizard untuk mengikuti uji kelayakan guna mengisi posisi Panglima TNI. Jenderal Endriartono Sutarto, Panglima TNI saat ini, telah meminta ada pergantian untuk kepentingan regenerasi di tubuh militer.Ryamizard sendiri telah menyatakan, Panglima TNI yang akan menentukan apakah dia hadir atau tidak memenuhi undangan. Sekretarsi Negara Yusril Ihza Mahendra menyatakan bahwa Ryamizard belum tentu hadir, karena belum ada petunjuk dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang hal ini. Adapun Ketua Mahkamah Konstitusi menyarankan Ryamizard untuk hadir.Kristiadi berpendapat, jika Ryamizard memutuskan hadir, maka tindakannya ini bisa dinilai sebagai melawan perintah atasan. "Berarti dia insubordinasi," ujarnya.Menurut dia, situasi saat ini terjadinya karena DPR belum memiliki kelengkapan berupa komisi-komisi karena konflik internal yang belum kelar. Akibatnya, DPR belum memiliki alat untuk membicarakan persoalan ini. "DPR sekarang belum punya komisi untuk membicarakan persoalan ini," ucapnya.DPR kini masih terbelah. Fraksi-fraksi yang tergabung dalam Koalisi Kerakyatan menolak hasil sidang paripurna DPR pekan silam yang mengesah komisi-komisi. Mereka menilai sidang itu tidak sah karena tak memenuhi kuorum. Koalisi Kerakyat memutuskan memboikot sidang tersebut.Rinaldi- Tempo