SBY: Hukum Terkesan Dikendalikan Media  

Reporter

Editor

Zed abidien

Jumat, 26 Juli 2013 17:18 WIB

Susilo Bambang Yudhoyono. ANTARA/Prasetyo Utomo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku menerima banyak pesan dari masyarakat ihwal penegakan hukum di Indonesia. Pesan itu berisi aduan bahwa hukum terkesan dikendalikan media.

"Banyak saudara-saudara kita, melalui komunikasi dengan saya, menganggap, 'Pak, kok, banyak di Indonesia ini yang trial by the press'," kata SBY, saat membuka Rapat Kerja Nasional Bantuan Hukum Tahun 2013, di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 26 Juli 2013.

"Pengadilan belum mengambil keputusan, kok, pers sudah memvonis seolah seseorang itu bersalah," SBY menambahkan. Apalagi, menurut SBY, seseorang yang divonis media itu punya anak, istri, dan keluarga. "Belum apa-apa sudah dinyatakan bersalah. Padahal, yang betul itu trial by the court."

Ia mengatakan, seseorang belum bisa dinyatakan bersalah jika aparat penegak hukum, mulai dari kepolisian, kejaksaan, dan Komisi Pemberantasan Korupsi masih melakukan penyelidikan dan penyidikan atas kasus hukum yang menjerat orang itu.

Begitu pula ketika majelis hakim masih menjalankan proses persidangan terhadap seseorang itu. Seseorang baru bisa dinyatakan bersalah jika sudah ada ketetapan hukum. "Apalagi (kalau) baru berita melalui SMS, baru katanya, sudah memvonis seolah-olah bersalah," ujar SBY.

Selain itu, SBY menambahkan, isi pesan masyarakat juga ada yang menyesalkan ihwal berita acara pemeriksaan milik para penegak hukum yang ternyata diketahui pihak-pihak tertentu. "Mestinya itu dokumen rahasia, akan dibawa ke pengadilan. Kok, sampai ke pihak-pihak tertentu."

"Bayangkan kalau (dokumen itu) di tangan pers, menjadi bagian dari publikasi media. Maka di sini keadilan juga terganggu, belum-belum, kok, sudah diumbar-umbar," ucap SBY. "Mari sama-sama kita instrospeksi diri," kata SBY lagi.

PRIHANDOKO

Topik Terhangat:


Bayi Kate Middleton | Front Pembela Islam | FPI | Bisnis Yusuf Mansur | Aksi Chelsea di GBK | Daging Sapi Impor

Berita Terkait

Sefti Ingin Jenguk Fathanah di Bilik Asmara

KPK Pindahkan Mobil Sitaan Luthfi dan Fathanah

Istri Kedua Luthfi Hasan Ishaaq Minta Izin Besuk

Berita terkait

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

25 April 2017

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

Dalam tulisan Allan Nairn, Fadli Zon disebut terlibat dalam upaya makar untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

25 April 2017

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

Pelaporan Hari Tanoe bermula dari tulisan Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar yang ditulis oleh jurnalis asal Amerika Serikat, Allan Nairn.

Baca Selengkapnya

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

24 April 2017

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

Sapto berujar, pihaknya akan menunggu mekanisme yang diterapkan Dewan Pers saat menerima pengaduan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

11 Juni 2016

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merasa tercengang melihat perubahan pers saat ini.

Baca Selengkapnya

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

14 April 2016

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

"Yang paling banyak muncul adalah di daerah yang tingkat korupsinya tinggi. Fenomena media abal-abal ini tidak kami temukan di Malaysia atau Singapura."

Baca Selengkapnya

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

9 Februari 2016

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

Presiden Joko Widodo meminta pers patuh terhadap kode etik jurnalistik, terutama media online.

Baca Selengkapnya

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

9 Februari 2016

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

Presiden Joko Widodo memastikan akan menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 9 Februari 2016. Dalam acara itu, Jokowi akan diberi panggung untuk berinteraksi dengan kurang-lebih 600 wartawan nasional, petinggi negara, dan tokoh masyarakat. Supaya pertemuan itu bermakna, bantuan atau kebijakan strategis apa yang bisa Presiden keluarkan agar kehidupan pers Indonesia semakin sehat?

Baca Selengkapnya

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

21 Januari 2016

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

Kepentingan pemilik media di industri pers dinilai mempengaruhi pemberitaan, mirip seperti Berlusconi di Italia.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

20 Januari 2016

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

Ada fenomena sejumlah pemilik media membentuk partai politik.

Baca Selengkapnya

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

2 November 2015

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

Menurut Rizal Ramli, sudah waktunya pers menjadi bagian dari transformasi bangsa, jangan sibuk dengan bisnis pencitraan.

Baca Selengkapnya