TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta memperkirakan cuaca tak menentu berlangsung hingga Oktober mendatang. Pemudik diminta untuk mempertimbangkan pemilihan angkutan. “Pemudik Lebaran, khususnya yang mengendarai roda dua, diminta tetap waspada dan menjaga kesehatan,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta, Tony Agus Wijaya, Selasa, 23 Juli 2013.
Tony menjelaskan, saat ini terjadi gangguan iklim yang mengakibatkan hujan sering turun pada waktu dan di tempat tertentu. Padahal, kata dia, musim kemarau seharusnya sudah masuk di bulan Juli dan Agustus ini.
Gangguan iklim itu, kata Tony, berbeda dengan gangguan cuaca. “Kalau gangguan cuaca sebentar, paling tiga hari. Tapi kalau gangguan iklim lebih lama,” kata dia. Gangguan iklim berlangsung sejak Mei lalu, dan diperkirakan terjadi hingga Oktober mendatang.
Menurut Tony, gangguan iklim itu terjadi karena udara di laut-laut sekitar Indonesia bertambah panas. Suhunya meningkat 1-2 derajat Celsius, dari 28 derajat kini mencapai 30 derajat Celsius. Pemanasan itu berdampak pada munculnya uap air dan menyebabkan hujan.
Meski peningkatan suhu udara kecil, intensitas hujan masih sering karena besarnya volume air laut. Curah hujan yang turun meningkat hingga 15 persen dibanding angka normal, menjadi 50 milimeter per 10 hari. “Meski tidak deras, tapi hujan lebih sering turun,” kata Tony. Baca juga: Cuaca buruk mengancam pemudik dari Balikpapan.
ANANG ZAKARIA
Terhangat:
Front Pembela Islam | Bisnis Yusuf Mansur | Daging Impor
Berita populer:
Beredar Video FPI Merusak Toko di Makassar
FPI: SBY yang Harus Menahan Diri
Tifatul Sembiring: Tempo Lebay
Berita terkait
Begini Trik Rekayasa Cuaca BNPB untuk Mengurangi Penyebab Banjir di Demak
16 Februari 2024
BNPB berupaya merekayasa intensitas hujan di beberapa area langit Jawa Tengah. Upaya mengurangi hujan yang memicu banjir.
Baca SelengkapnyaBeberapa Kota Diselimuti Asap, Ini Kata BRIN Soal Rekayasa Cuaca
29 September 2023
Saat ini BRIN belum ada rencana melakukan rekayasa cuaca di beberapa lokasi yang penuh polusi udara dari asap tersebut.
Baca SelengkapnyaAntisipasi Karhutla, Rekayasa Cuaca Riau Akan Digelar 12 September
11 September 2023
Untuk wilayah Riau telah dilakukan rekayasa cuaca sebanyak empat kali.
Baca SelengkapnyaMengenal Vincent J. Schaefer, Pencipta Hujan Buatan Pertama di Dunia 77 Tahun Lalu
29 Agustus 2023
Vincent Joseph Schaefer berhasil menyemai awan dan menciptakan hujan buatan. Penemuannya kerap dilakukan untuk memodifikasi cuaca
Baca SelengkapnyaRekayasa Cuaca Berhasil Datangkan Hujan di Jakarta dan Jawa Barat
28 Agustus 2023
Hujan membasahi Jabodetabek hingga malam hari.
Baca Selengkapnya5 Instruksi Jokowi Atasi Polusi Udara: Rekayasa Cuaca hingga Mitigasi
15 Agustus 2023
Presiden Jokowi menginstruksikan berbagai upaya untuk mengurangi polusi udara di Jakarta. Apa saja instruksi Jokowi itu?
Baca SelengkapnyaJokowi Instruksikan WFH hingga Rekayasa Cuaca Atasi Polusi Udara Jakarta
14 Agustus 2023
Presiden Jokowi menginstruksikan agar para menteri dan gubernur di Jakarta dan Jawa Barat melaksanakan berbagai upaya untuk kurangi polusi udara.
Baca SelengkapnyaBMKG, BRIN, TNI AU Gelar Rekayasa Cuaca Selama KTT ASEAN
10 Mei 2023
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan operasi rekayasa cuaca sudah digelar sejak 9 Mei 2023.
Baca SelengkapnyaSemarang Banjir, 12 Perjalanan Kereta Terganggu hingga Ganjar Minta BMKG Rekayasa Cuaca
1 Januari 2023
Sebanyak 12 perjalanan kereta yang melintas di wilayah utara Jawa Tengah terganggu akibat banjir di wilayah Semarang dan sekitarnya kemarin.
Baca SelengkapnyaCegah Banjir Jakarta, 22 Ton Garam Dipakai untuk Rekayasa Cuaca
3 Januari 2020
BPPT, BNPB, dan TNI akan merekayasa cuaca untuk mencegah banjir Jakarta dan sekitarnya.
Baca Selengkapnya