PBB Anggap Yudhoyono Langgar Komitmen

Reporter

Editor

Senin, 18 Oktober 2004 10:04 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Partai Bulan Bintang menganggap Susilo Bambang Yudhoyono melanggar komitmen dalam menyusun kabinetnya. Partai yang sejak awal mencalonkan duet Yudhoyono-Jusuf Kalla bersama Partai Demokrat serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia itu kini hanya mendapatkan jatah dua kursi menteri."Padahal, pada komitmen awalnya kami dijanjikan akan mendapatkan tiga sampai empat menteri," kata Sahar L. Hasan, Wakil Ketua Umum PBB, kemarin di Jakarta. Ia mengaku memperoleh informasi tentang jatah itu dari sang Ketua Umum Yusril Ihza Mahendra.Karena sejak awal ikut mencalonkan, kata Sahar, PBB adalah stake holder pasangan Yudhoyono-Kalla sehingga Yusril seharusnya ikut dilibatkan dalam penyusunan personel kabinet. Kenyataannya, menurut dia, Yusril hanya dilibatkan dalam penyusunan struktur semata.Sahar juga mempermasalahkan jatah menteri untuk "partai abu-abu", yakni partai-partai yang baru mendukung Yudhoyono belakangan seperti Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, dan Partai Kebangkitan Bangsa. "Mengapa mereka mendapatkan jatah yang sama dengan kami, yang sejak awal mendukung," kata dia.PBB juga keberatan dengan kewajiban Yusril untuk ikut mengikuti uji kelayakan menteri oleh Yudhoyono. Menurut Sahar, Yudhoyono, Kalla, dan Yusril sejak awal sudah saling mengenal. Yusril pekan lalu sudah mengungkapkan sendiri keberatan soal ini.PBB juga menyoroti sejumlah calon menteri yang telah dipanggil ke kediaman Yudhoyono, Puri Cikeas Indah, Bogor. "Kami merasa terkejut dengan masuknya orang-orang yang kami nilai tidak mampu memperbaiki perekonomian bangsa ini," kata Sahar. PBB sendiri mengajukan tiga nama calon yakni Sahar, M.S. Kaban (sekjen), dan Hamdan Zoelva (wakil sekjen). Sedangkan Yusril dianggap otomatis akan masuk kabinet. Untuk menentukan sikap terhadap Yudhoyono, kata Sahar, partai hari ini akan melakukan konsolidasi. "Tidak tertutup kemungkinan, kami akan mencabut dukungan kepada SBY (Yudhoyono," kata dia. Sehari sebelumnya, PKS juga telah "mengancam" Yudhoyono karena memasukkan tokoh yang diangggap pendukung Dana Moneter Internasional (IMF) dan tergolong konglomerat hitam. "Kalau warning kami itu tidak digubris, kami akan mengevaluasi (keberadaan dalam koalisi)," kata Penjabat Sementara Presiden Tifatul Sembiring (Koran Tempo, 17/10).Menghadapi keberatan-keberatan itu, Yudhoyono kemarin meminta masyarakat untuk memberikan fakta dan bukti hukum tentang para calon menteri yang dianggap bermasalah. Ia memahami munculnya tudingan terhadap calon dari kalangan pengusaha yang dianggap masih memiliki masalah hukum. Yudhoyono pun mengaku telah berkomunikasi dengan pejabat Perusahaan Pengelola Aset (pengganti Badan Penyehatan Perbankan Nasional) untuk mengetahui apakah seorang calon masih mempunyai masalah serius dengan hukum, keuangan negara, dan pajak. Ia menyatakan baru akan memilih jika calon dinyatakan tidak memiliki masalah.Tentang tudingan bahwa sejumlah calon pro-IMF, Yudhoyono mengatakan, pemilihan tidak ada kaitannya dengan lembaga keuangan internasional itu. Ia juga mengaku belum memikirkan untuk membuka kembali kerjasama dengan lembaga itu.Yudhoyono menilai, dalam politik praktis selalu ada kompleksitas seperti kebutuhan dan kepentingan pihak yang mengajukan calon. Menurut dia, ada tujuh partai yang mendukungnya dan kini mengajukan calon yakni Demokrat, PKPI, PBB, PKS, PAN, PKB, dan Partai Persatuan Pembangunan.Proses seleksi, kata Yudhoyono, tidak berlebihan karena yang dilakukan hanya komunikasi untuk mengetahui komitmen politik para calon. Karena itu, kata dia, semua calon akan dianggil ke kediamannya, termasuk Yusril Ihza.Sementara itu, tiga tokoh kemarin kembali hadir memenuhi undangan Yudhoyono. Mereka adalah E.E. Mangindaan, Suryadharma Ali, dan Anggito Abimanyu. Surya Dharma mengaku diundang melalui Letjen (Purn.) Sudi Silalahi, anggota tim Yudhoyono, menjelang magrib. Anggota DPR itu mengakui direkomendasikan menjadi menteri oleh partainya, bersama Ali Marwan Hanan, Endin A.J. Soefihara, dan Zarkasih Noer.Berbeda dengan kalangan politikus, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi kemarin menilai sejumlah tokoh yang dipanggil untuk mengisi pos ekonomi Yudhoyono bersahabat bagi dunia usaha. Ia menganggap, Aburizal Bakrie, Rachmat Gobel, dan Marie Elka Pangestu sesuai dengan bidang masing-masing. Yophiandi/M Nafi/Badriah/Budi S - Tempo

Berita terkait

PAN Serahkan Penentuan Cawapres ke Prabowo Subianto Jika Diskusi di Koalisi KIR Buntu

14 Agustus 2023

PAN Serahkan Penentuan Cawapres ke Prabowo Subianto Jika Diskusi di Koalisi KIR Buntu

Jika pada akhirnya semua partai anggota koalisi berkukuh menjagokan kadernya dan tak kunjung sepakat, PAN memilih menyerahkan ke Prabowo Subianto,

Baca Selengkapnya

Perindo hingga Partai Bulan Bintang Berharap Bisa Masuk Parlemen di Pemilu 2024

2 Agustus 2022

Perindo hingga Partai Bulan Bintang Berharap Bisa Masuk Parlemen di Pemilu 2024

Hary Tanoesoedibjo memasang target Perindo harus memperoleh minimal 60 kursi DPR pada Pemilu 2024. Adapun PBB memasang target cukup 4 persen

Baca Selengkapnya

MK Tolak Gugatan Presidential Threshold yang Diajukan La Nyalla Mattalitti dan Yusril Ihza Mahendra Cs

8 Juli 2022

MK Tolak Gugatan Presidential Threshold yang Diajukan La Nyalla Mattalitti dan Yusril Ihza Mahendra Cs

MK kembali menolak gugatan presidential threshold. Gugatan itu diajukan Ketua DPD La Nyalla Mattalitti dan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra.

Baca Selengkapnya

Profil Afriansyah Noor, Meniti Karier dari Pengawas Proyek

16 Juni 2022

Profil Afriansyah Noor, Meniti Karier dari Pengawas Proyek

Afriansyah Noor telah resmi menjadi Wakil Menteri Ketenagakerjaan. Berikut profil singkat Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang itu.

Baca Selengkapnya

Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

27 Oktober 2019

Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

Mantan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengunggah potret hitam-putih berisi kenang-kenangan bersama bekas koleganya, Susi Pudjiastuti.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

19 Oktober 2019

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mennggelar acara silaturahmi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menteri Kabinet Kerja Jokowi di Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Menteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti

18 Oktober 2019

Menteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti

Nasir juga mendorong agar badan riset dan inovasi nasional segera dibentuk di pemerintahan Jokowi mendatang.

Baca Selengkapnya

Kabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas

18 Oktober 2019

Kabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas

Sejumlah menteri mulai mengemas barangnya dari rumah dinas, termasuk Budi Karya.

Baca Selengkapnya

Perpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial

18 Oktober 2019

Perpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial

Jokowi menyatakan setiap hari adalah hari yang spesial dalam kabinet kerja jilid I.

Baca Selengkapnya

Hanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah

18 Oktober 2019

Hanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah

Hanif mengungkap tantangan sejumlah isu ketenagakerjaan mendatang yakni ekosistem ketenagakerjaan perlu ditransformasi menjadi lebih fleksibel.

Baca Selengkapnya