Sutarto Mundur dengan Tiga Alasan

Reporter

Editor

Selasa, 12 Oktober 2004 10:01 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto mengajukan tiga alasan pada surat permintaan mundur yang ditujukan kepada Presiden Megawati Soekarnoputri. Salah satunya, menurut Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin, usaha reorganisasi di lingkungan TNI.Alasan lain, menurut Sjafrie, usia Sutarto yang sudah mencapai 57 tahun. "Kalau menggunakan dasar UU Keprajuritan yang mengatur usia pensiun 55 tahun, (Panglima TNI) telah diperpanjang dua tahun," kata Sjafrie kepada pers kemarin di kantornya, Cilangkap, Jakarta Timur. Butir ketiga surat itu adalah permintaan kepada Presiden untuk mengganti Panglima TNI oleh Kepala Staf Angkatan yang kini menjabat.Sjafrie menolak berkomentar ketika ditanyakan bahwa semua Kepala Staf Angkatan kini telah melewati atau mendekati usia pensiun--yang artinya tidak sesuai dengan usaha melakukan regenerasi. "Kami hanya mengusulkan kepada Presiden bahwa Kepala Staf Angkatanlah yang mempunyai kewenangan berdasarkan UU Pertahanan Negara," katanya.KSAL Laksamana Bernard Kent Sondakh lahir pada 9 Juni 1948, dan kini berusia 56 tahun--setahun lewat dari usia pensiun. KSAU Marsekal Chappy Hakim lahir pada 17 Desember 1947, sehingga kini berusia 57 tahun atau dua tahun lewat dari usia pensiun. KSAD Jenderal Ryamizard Ryacudu pun mendekati usia 55 tahun, karena dia lahir pada 21 April 1950.Meski telah meminta mundur, Sjafrie menegaskan, Sutarto kini tetap Panglima TNI. Menurut dia, Sutarto masih memegang tanggung jawab dan komando pengendalian tugas sehari-hari. Untuk menegaskan hal itu, ia menambahkan, Markas Besar TNI telah mengirimkan telegram kepada semua prajuritnya. Jika diperlukan, kata dia, Panglima TNI beserta jajarannya juga siap memberikan penjelasan kepada DPR.Panglima TNI meminta mundur kepada Presiden melalui surat yang dikirimkan pada 24 September lalu. Presiden setuju dan meminta DPR mengangkat Ryamizard sebagai penggantinya (Koran Tempo, 9/10).DPR kemarin membahas soal itu dalam rapat konsultasi antara pimpinan DPR dan fraksi-fraksi. Setelah rapat hampir tiga jam, rapat memutuskan untuk membawanya ke sidang paripurna pada Jumat (15/10). Namun, kata Ketua DPR Agung Laksono, Panglima TNI tidak akan dipanggil untuk memberikan penjelasan. "Selama DPR belum mengambil sikap, pemimpin TNI tetap Jenderal Endriartono," kata dia.Jika pengunduran diri Sutarto nanti disetujui, kata Agung, penggantinya akan ditentukan melalui mekanisme biasa, termasuk dengan uji kepatutan dan kelayakan. Namun, jika rapat paripurna Jumat nanti tidak mampu membuat keputusan, DPR akan menunda masalah ini sampai komisi-komisi terbentuk.Sebelum rapat, sebagian besar fraksi di DPR meminta masalah itu ditunda sampai presiden baru, Susilo Bambang Yudhoyono, dilantik. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dan Fraksi Partai Amanat Nasional bahkan mendesak Sutarto untuk memberikan penjelasan kepada DPR.Sikap berbeda ditunjukkan Fraksi Partai Golkar, melalui ketuanya, Muhammad Hatta. Ia menyatakan, fraksinya bisa menerima pengunduran diri Sutarto. Alasannya, tidak perlu memaksakan jabatan bagi yang telah mengundurkan diri.Beberapa informasi di Mabes TNI menyebutkan, Sutarto mundur sebenarnya bukan semata alasan administratif seperti disebutkan Sjafrie. Pemberian pangkat jenderal kepada Menko Polkam ad interim Hari Sabarno dan Kepala Badan Intelijen Negara A.M. Hendropriyono merupakan salah satu pemicunya.Menurut sumber, Panglima mempermasalahkan pemberian pangkat kepada Hari Sabarno karena Mabes TNI sebelumnya telah menolak usulan soal itu. Apalagi, Cilangkap sempat menuding Hari terlalu "melindungi" Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Abdullah Puteh yang kini terlibat dalam kasus korupsi.Pangkat Hendropriyono dipermasalahkan karena tidak pernah ada usulan sebelumnya. Ia pun dipersoalkan karena anggota PDI Perjuangan, partai Presiden Megawati. "Kelak tentara akan masuk partai untuk bisa mendapatkan pangkat jenderal," kata seorang perwira tinggi. "Mengapa tentara yang kehilangan tangannya karena tugas justru tidak diberi pangkat kehormatan?" dimas a/ecep s yasa/cahyo junaedy

Berita terkait

Gelar RUPSLB Hari Ini, Bos Garuda Pastikan Tak Ada Copot-Pasang Direksi dan Komisaris

27 Desember 2022

Gelar RUPSLB Hari Ini, Bos Garuda Pastikan Tak Ada Copot-Pasang Direksi dan Komisaris

Bos Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan dalam RUPSLB pada hari ini tidak akan ada agenda pergantian direksi dan komisaris perseroan.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Tuhiyat yang Diangkat Heru Budi jadi Dirut Baru MRT Jakarta

26 Oktober 2022

Rekam Jejak Tuhiyat yang Diangkat Heru Budi jadi Dirut Baru MRT Jakarta

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengangkat Tuhiyat sebagai Dirut PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta. Seperti apa rekam jejak Tuhiyat?

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Winarto yang Ditunjuk jadi Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol

18 Agustus 2022

Rekam Jejak Winarto yang Ditunjuk jadi Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol

RUPST Pembangunan Jaya Ancol hari ini memutuskan merombak seluruh jajaran direksi perseroan. Bagaimana rekam jejak para direktur perseroan tersebut?

Baca Selengkapnya

Seluruh Direksi Pembangunan Jaya Ancol Diberhentikan, Tom Lembong: Penyegaran untuk Perbaikan

18 Agustus 2022

Seluruh Direksi Pembangunan Jaya Ancol Diberhentikan, Tom Lembong: Penyegaran untuk Perbaikan

RUPST PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk yang digelar hari ini memutuskan untuk memberhentikan dengan hormat seluruh jajaran direksi BUMD tersebut.

Baca Selengkapnya

Eks Pejabat BI Ini Didapuk jadi Komisaris Utama OVO Gantikan Mirza Adityaswara

7 Agustus 2022

Eks Pejabat BI Ini Didapuk jadi Komisaris Utama OVO Gantikan Mirza Adityaswara

Eks pejabat Bank Indonesia (BI), Dyah NK Makhijani, didapuk menjadi komisaris utama PT Visionet International (Ovo).

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Tanggapi Pengunduran Diri TGB dari Wakil Komisaris BSI

7 Agustus 2022

Erick Thohir Tanggapi Pengunduran Diri TGB dari Wakil Komisaris BSI

Menteri Erick Thohir angkat bicara menanggapi Tuan Guru Bajang (TGB) yang mengajukan pengunduran diri dari jabatan Wakil Komisaris Utama BSI.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Rombak Direksi dan Komisaris Kimia Farma, Ada Nama Wiku Adisasmito

12 Mei 2022

Erick Thohir Rombak Direksi dan Komisaris Kimia Farma, Ada Nama Wiku Adisasmito

Erick Thohir resmi merombak jajaran direksi dan komisaris PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Terjadi pergantian nomenklatur dan perampingan jumlah direksi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Budi Karya Rombak Pejabat Eselon I, IKN Disebut Kota 10 Menit

11 Mei 2022

Terkini Bisnis: Budi Karya Rombak Pejabat Eselon I, IKN Disebut Kota 10 Menit

Berita terkini bisnis hingga Rabu siang ini dimulai dari Menteri Budi Karya Sumadi yang melantik sejumlah pejabat eselon I di Kemenhub.

Baca Selengkapnya

Budi Karya Lantik Sejumlah Pejabat Eselon I, Dirjen Perhubungan Udara Diganti

11 Mei 2022

Budi Karya Lantik Sejumlah Pejabat Eselon I, Dirjen Perhubungan Udara Diganti

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melantik tiga pejabat tinggi madya (Eselon I) di lingkungan Kementerian Perhubungan. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Abdee Slank Komisaris Telkom, Erick Thohir: Masak Musisi Tak Boleh Naik Kelas?

2 Juni 2021

Abdee Slank Komisaris Telkom, Erick Thohir: Masak Musisi Tak Boleh Naik Kelas?

Erick Thohir menanggapi adanya pro kontra soal penunjukan Abdee Slank menjadi komisaris independen Telkom.

Baca Selengkapnya