Kasus Pembunuhan Wartawan Udin Terancam Kadaluarsa

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 25 Juni 2013 19:05 WIB

Rekontruksi kasus pembunuhan wartawan harian Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin alias Udin di Bantul pada 16 Desember 1996. TEMPO/ LN IDAYANIE

TEMPO.CO, Yogyakarta- Kematian Fuad Muhammad Syafruddin atau Udin, wartawan Bernas sudah terjadi 17 tahun yang lalu. Namun pelaku pembunuhannya hingga saat ini belum tertangkap. Selama itu pula sudah ada pergantian Kepala Kepolisian Daerah sebanyak 16 kali. Namun siapa pembunuh Udin belum terungkap.

Kepala Polda Daerah Istimewa Yogyakarta yang saat ini menjabat, Brigadir Jenderal Haka Astana berjanji serius mengungkap kasus ini. Meski tidak membentuk tim baru, namun polisi segera menata ulang langkah-langkah yang akan dilakukan jajarannya untuk bisa mengungkap siapa pelaku utama pembunuhan 17 yahun silam itu.”Mulai 1 Juli ini tim segera bergerak dengan menyusun langkah untuk menyelidiki kembali kasus kematian Udin,” kata Haka di Yogyakarta, Selasa 25 Juni 2013.

Kasus kematian Udin sudah 17 tahun yang lalu, pada 14 Agustus 2014 mendatang kasus itu kadaluarsa, sehingga polisi harus ngebut untuk menuntaskannya. Menurut dia, penyelesaian kasus ini merupakan pekerjaan rumah bagi penegakan hukum di Daerah Istimewa Yogyakarta.


"Kami berusaha kembali menyelidiki kasus Udin. Setelah tanggal 1 Juli Hari Bhayangkara kami akan fokus," kata jenderal bintang satu ini.

Haka, yang mengaku sebagai anak seorang wartawan, mengatakan strategi awal untuk mengusut kembali kasus Udin antara lain mengevaluasi proses penyidikan awal saat kasus pembunuhan terjadi. Termasuk menemukan kembali momen olah Tempat Kejadian Perkara karena dengan olah TKP penyidik diharapkan bisa menemukan petunjuk untuk mengungkap sebuah kasus tindak pidana.

Pada waktu itu, kata dia, polisi menghadapi kendala dalam melakukan olah TKP karena sibuk mempersiapkan upacara hari kemerdekaan 17 Agustus. Polisi baru melakukan olah TKP setelah 13 hari dari waktu kejadian.


Setelah Udin, yang sempat dirawat di Rumah Sakit, akhirnya meninggal baru semua pihak sibuk dengan olah TKP dan tindakan lain. Padahal olah TKP yang dilakukan sesaat setelah kejadian sangat penting bagi penyidik.

Ia mengakui, polisi tidak akan mudah menemukan bukti baru untuk membuka lagi kasus ini. Namun, kata dia, dengan pertolongan Tuhan semua bisa dilakukan. Masukan dari tim investigasi yang dibentuk wartawan juga sangat berarti.


Haka berjanji bersikap profesional dalam menuntaskan kasus ini. “Kami akan profesional, juga tidak akan menutup-tutupi kasus ini. Media bisa mengontrol,” kata Haka.

MUH. SYAIFULLAH

Advertising
Advertising

Berita terkait

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

30 hari lalu

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

Dewan Pers mengungkap motif penganiayaan oleh 3 anggota TNI AL itu. Korban dipaksa menandatangani 2 surat jika penganiayaan ingin dihentikan.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

30 hari lalu

Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

"Dewan Pers akan memantau betul peristiwa ini, memastikan proses hukumnya berjalan, dan memastikan korban dalam perlindungan," ujar Arif Zulkifli.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI Diduga Siksa Jurnalis di Halmahera Selatan, KontraS: Tak Manusiawi

30 hari lalu

Anggota TNI Diduga Siksa Jurnalis di Halmahera Selatan, KontraS: Tak Manusiawi

Danlanal Ternate meminta maaf atas insiden kekerasan terhadap wartawan yang terjadi di Bacan, Halmahera Selatan.

Baca Selengkapnya

AJI Kecam Penyerangan Wartawan dengan Air Keras di Bangka Belitung

27 November 2023

AJI Kecam Penyerangan Wartawan dengan Air Keras di Bangka Belitung

AJI mendesak kepolisian untuk segera mengungkap kasus ini dan menangkap pelaku

Baca Selengkapnya

Kekerasan Jurnalis saat Kericuhan di Dago Elos, Polisi Bandung Bungkam

17 Agustus 2023

Kekerasan Jurnalis saat Kericuhan di Dago Elos, Polisi Bandung Bungkam

Dua jurnalis mendapat kekerasan saat meliput di Dago Elos. Dipukul di bagian pundak, perut, paha, tangan, rambut dijambak, dan kepala dipentung.

Baca Selengkapnya

Wartawan Diserang saat Liput Diskusi tentang Golkar, Dewan Pers Dampingi Pelaporan ke Polisi

29 Juli 2023

Wartawan Diserang saat Liput Diskusi tentang Golkar, Dewan Pers Dampingi Pelaporan ke Polisi

Sejumlah wartawan diserang saat meliput diskusi tentang Partai Golkar di Restoran Pulau Dua, Senayan

Baca Selengkapnya

Polda Metro Terima Laporan Dugaan Penganiayaan Jurnalis di Acara Diskusi soal Golkar

27 Juli 2023

Polda Metro Terima Laporan Dugaan Penganiayaan Jurnalis di Acara Diskusi soal Golkar

Sejumlah jurnalis diserang saat meliput diskusi tentang Partai Golkar

Baca Selengkapnya

Jurnalis Diserang saat Diskusi tentang Golkar, AJI Jakarta Desak Polisi Tangkap Pelaku

27 Juli 2023

Jurnalis Diserang saat Diskusi tentang Golkar, AJI Jakarta Desak Polisi Tangkap Pelaku

Sejumlah jurnalis menjadi korban penyerangan saat meliput diskusi Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) di Restoran Pulau Dua, Senayan

Baca Selengkapnya

Baru Dieksekusi ke Rutan, 2 Polisi Penganiaya Jurnalis Tempo Dibawa Lagi ke Mapolda Jatim

6 Juni 2023

Baru Dieksekusi ke Rutan, 2 Polisi Penganiaya Jurnalis Tempo Dibawa Lagi ke Mapolda Jatim

Pemindahan dua tahanan penganiaya jurnalis Tempo ini dikhawatirkan sebagai upaya mengulur masa penahanan.

Baca Selengkapnya

Laporan Yayasan Tifa: Kekerasan terhadap Jurnalis di Level Mengkhawatirkan

21 Mei 2023

Laporan Yayasan Tifa: Kekerasan terhadap Jurnalis di Level Mengkhawatirkan

Jumlah kasus kekerasan terhadap jurnalis per tahun masih di atas 40 kasus.

Baca Selengkapnya