Kemarau Basah, Rendemen Tebu Jember Turun

Reporter

Selasa, 18 Juni 2013 16:07 WIB

Petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) melamun saat unjuk rasa di depan kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta (14/12). Mereka menolak rencana pemerintah mengimpor gula 500.000 Ton. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jember-Rendemen atau kadar kandungan gula di dalam batang tebu turun akibat curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Ketua Paguyuban Petani Tebu Rakyat (PPTR) Jember Mohammad Ali Fikri mengatakan iklim dan cuaca yang cenderung ekstrem dalam beberapa pekan terakhir, membuat rendemen turun dibanding tahun 2012 lalu.

"Hasil giling bulan ini menunjukkan rendemen tebu kami hanya 6,5 persen," kata Ali, Selasa, 18 Juni 2013. Padahal, selama musim giling tebu 2012, rendemen tebu di Pabrik Gula Semboro (PG) Jember sekitar 7-8,03 persen.

Selama musim giling 2012 PG Semboro menggiling sekitar 60 ribu kwintal tebu per hari. Namun sejak buka giling tahun ini, pada pekan pertama Juni 2013, hanya mampu menggiling sekitar 31 ribu kuintal tebu setiap hari.

Tahun ini, kata Fikri, di Kabupaten Jember ada sekitar 6000 hektare tanaman tebu milik petani. Hujan deras yang turun hampir setiap hari, selain mempengaruhi tingkat kematangan juga berpengaruh terhadap pertumbungan tebu. Kandungan air yang terlalu banyak pada lahan memacu tumbuhnya tunas dan anakan baru pada batang tebu yang siap panen.

Kondisi cuaca juga menganggu proses panen atau penebangan tebu di lahan dan proses pengangkutannya ke pabrik. "Akibatnya, biaya operasional membengkak, dan mempengaruhi keuntungan petani tebu."

Abdul Hamdi, seorang petani tebu di Kecamatan Semboro mengatakan, musim giling tebu tahun lalu, petani Jember meraup keuntungan bersih rata-rata Rp30 juta per hektare. Namun tahun ini, kata dia, karena cuaca dan iklim ekstrem, pendapatan petani berkurang 50 persen lebih. "Ongkos tebang-angkut naik, karena truk tidak bisa masuk lahan yang becek."

Karena lahan becek, terpaksa tebu harus diangkut beberapa meter atau kilo meter ke tepi jalan. Dia membandingkan dengan 2012, ongkos tebang dan angkut tebu (dari lahan menuju pabrik) hanya sekitar Rp4 ribu per kuintal tebu. Namun saat ini, kata dia, ongkos tebang angkut melejit hingga Rp10 ribu per kuintal tebu.

Administratur PG Semboro Widodo Kardianto mengakui adanya penurunan rendemen dan jumlah tebu yang digiling saat ini. Menurutnya, diperkirakan hujan akan berhenti setelah memasuki Juni atau saat dimulainya panen tebu. "Bagimana lagi? Iklim dan cuacanya begini. Kata BMKG kemarau basah. Nasib petani tebu hampir sama dengan petani tembakau."

Padahal, kata Widodo, musim giling tahun ini, PG Semboro mentargetkan penambahan hasil produksi gula 100 ribu ton. Pada musim giling 2012, kata dia, produksi PG Semboro mencapai 860 ribu ton gula. "Perkiraan kami tahun ini ada peningkatan rendemen. Mudah-mudahan kemarau basah ini segera berakhir."


MAHBUB DJUNAIDY

Berita terkait

Terkini: Prabowo Dianggap Tiba-tiba Peduli Banjir Pantura, Solusi Ganjar untuk Persoalan Petani Tebu

12 Januari 2024

Terkini: Prabowo Dianggap Tiba-tiba Peduli Banjir Pantura, Solusi Ganjar untuk Persoalan Petani Tebu

Berita terkini: Prabowo dianggap tiba-tiba peduli banjir Pantura, solusi yang ditawarkan Ganjar untuk persoalan petani tebu.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Tingkatkan Pendapatan Petani Tebu Lewat Program Makmur

30 September 2023

ID FOOD Tingkatkan Pendapatan Petani Tebu Lewat Program Makmur

Direktur Utama ID FOOD, Frans Marganda Tambunan, mengatakan program Makmur telah memberikan manfaat positif bagi produktivias dan pendapatan mitra petani tebu.

Baca Selengkapnya

Harga Acuan Gula Konsumsi Naik, Ini Harapan Asosiasi Petani Tebu

9 Agustus 2023

Harga Acuan Gula Konsumsi Naik, Ini Harapan Asosiasi Petani Tebu

Bapanas menaikkan HAP gula konsumsi di tingkat konsumen dan produsen sebesar Rp 1.000 per kilogram melalui Perbadan Nomor 17 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Dianggap Peduli Petani, Ganjar Pranowo Didukung Petani Tebu Sumatera Utara

24 Mei 2023

Dianggap Peduli Petani, Ganjar Pranowo Didukung Petani Tebu Sumatera Utara

Para petani tebu menilai Ganjar Pranowo sebagai sosok yang peduli dengan nasib petani.

Baca Selengkapnya

Surplus Besar, Petani Pertanyakan Rencana Pemerintah Impor Gula Konsumsi 500 Ribu Ton

28 Oktober 2022

Surplus Besar, Petani Pertanyakan Rencana Pemerintah Impor Gula Konsumsi 500 Ribu Ton

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikun, mempertanyakan rekomendasi impor gula konsumsi sebanyak 500.000 ton.

Baca Selengkapnya

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

4 Agustus 2022

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

Badan Pangan Nasional akan membuat regulasi tata-kelola gula untuk memperkuat industri gula nasional.

Baca Selengkapnya

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

4 Agustus 2022

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

Badan Pangan Nasional mencatat kebutuhan total gula secara nasional mencapai 7,3 juta ton per tahun.

Baca Selengkapnya

Ambisi ID Food Produksi 400 Ribu Ton Gula untuk Mencapai Swasembada

30 Juli 2022

Ambisi ID Food Produksi 400 Ribu Ton Gula untuk Mencapai Swasembada

ID Food mencatat kebutuhan konsumsi gula konsumsi nasional mencapai 3,2 juta ton setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Harga Minimal Gula Tebu Rp 11.500, Badan Pangan: Supaya Petani Sejahtera

28 Mei 2022

Harga Minimal Gula Tebu Rp 11.500, Badan Pangan: Supaya Petani Sejahtera

Badan Pangan Nasional berupaya menjaga ketersediaan dan stabilitas harga gula dengan melibatkan penguatan harga di tingkat petani.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Negeri Jombang Ungkap Modus 2 Mafia Pupuk Bersubsidi

16 Mei 2022

Kejaksaan Negeri Jombang Ungkap Modus 2 Mafia Pupuk Bersubsidi

Kejaksaan Negeri Jombang mengungkapkan modus dua terdakwa tindak pidana korupsi penyaluran pupuk bersubsidi di Kabupaten Jombang Tahun Anggaran 2019.

Baca Selengkapnya