Kekeringan di Wonogiri Semakin Parah

Reporter

Editor

Jumat, 1 Oktober 2004 13:53 WIB

TEMPO Interaktif, Wonogiri:Kekeringan yang melanda Kabupaten Wonogiri tahun ini lebih panjang daripada tahun sebelumnya. Akibatnya mereka kini hanya mengandalkan jatah beras miskin sebagai makanan sehari-hari karena tidak lagi memiliki cadangan bahan makanan. Tanaman singkong yang masih bisa dipanen dan dijadikan gaplek menjadi sumber utama untuk membeli air. "Setidaknya 60 persen dari penduduk di Pracimantoro yang jumlahnya 15.850 KK (Kepala Keluarga-red) atau 69.321 jiwa mengalami kekeringan," ujar Camat Pracimantoro Teguh Setyono, Jumat (1/10).Menurut Teguh, kekeringan tersebut menyebabkan gagal panen dan satu-satunya tanaman pangan yang bisa dipanen hanyalah singkong. Hasil panen singkong itu oleh petani dibuat gaplek dan dijual kepada para pengumpul hasil bumi. Sayangnya, belakangan harga jual gaplek di pasaran sangat tidak menggembirakan. Gaplek kering di pasaran hanya dihargai Rp 260 - Rp 275 per kilogram. "Kalau saja tidak ada raskin, mereka pasti sudah mengkonsumsi nasi tiwul," tambahnya.Dikatakan Teguh, Kecamatan Pracimantoro mendapat jatah sebanyak 86.200 kilogram beras. Namun jumlah tersebut dirasakan kurang sehingga pihaknya meminta tambah agar pada bulan Oktober ini jatah raskin ditambah menjadi 157.000 kilogram. "Karena yang merasakan dampak kekeringan juga bertambah," tukasnya.Karena mendapat jatah raskin, para petani menjual gaplek untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Hal ini dikarenakan belasan telaga yang menjadi sumber air bersih saat ini tinggal 4 telaga yang masih bisa menampung air. Keempat telaga itu pun kualitas airnya sangat buruk dan tidak dapat digunakan untuk memasak. Air telaga tersebut praktis hanya dipergunakan untuk memandikan hewan. "Sudah dua bulanan kami harus membeli air," ujar Tarmadi, warga di Desa Gedong, Pracimantoro.Di daerah tersebut satu tangki air bersih dijual dengan seharga Rp 95 ribu rupiah atau setara dengan 345 kilogram gaplek. Pemerintah setempat sebenarnya juga memberikan bantuan air bersih namun karena hanya ada dua mobil tangki membuat kebutuhan air bersih warga tidak dapat dipenuhi. "Setiap hari tangki milik pemerintah itu hanya mampu mengangkut enam rit yang dibagikan gratis," ujar Teguh. Imron Rosyid - Tempo

Berita terkait

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

1 hari lalu

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

Suhu panas yang melanda Indonesia diperkirakan terjadi hingga Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

2 hari lalu

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

BMKG memperkirakan musim kemarau 2024 berlangsung pada Mei hingga Agustus.

Baca Selengkapnya

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

3 hari lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

5 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

6 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

6 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

6 hari lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

7 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

10 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

14 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya