Pemerintah Akui Program KB Jalan di Tempat

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Selasa, 4 Juni 2013 11:45 WIB

TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Gorontalo - Pemerintah mengakui pencapaian program Kependudukan dan Keluarga Berencana belum optimal. Pencapaian KB Nasional dalam sepuluh tahun terakhir ini memperlihatkan posisi stagnan. "Total Fertility Rate TFR) stagnan pada angka 2,6," kata Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Julianto Witjaksono di Gorontalo, Selasa, 4 Juni 2013.

Ketidakoptimalan itu akibat penggunaan alat kontrasepsi yang cenderung tetap. Julianto menjelaskan, penggunaan kontrasepsi hanya naik 0,5 persen selama 5 tahun terakhir dari 61,4 persen pada 2007 menjadi 61,9 persen pada 2012. Menurut dia, situasi stagnan ini perlu diwaspadai dan ditanggapi secara serius. Apalagi, hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012 memperlihatkan indikasi mengkhawatirkan.

Persentase wanita berusia 15-49 tahun yang sedang hamil meningkat dari 3,9 persen pada 2007 menjadi 4,3 persen pada 2012. Sedangkan penggunaan kontrasepsi modern menurun pada wanita usia 25-29 dari 60,7 persen pada 2007 menjadi 60,4 persen. Pada usia 30-34 turun dari 64,7 ketika 2007 menjadi 61,8 persen selama tahun lalu.

Demikian pula pada pasangan usia subur dengan anak 1-2, turun dari 64,3 persen di 2007 menjadi 63,2 persen 2012. Terjadinya penurunan kebutuhan ber-KB pada pasangan usia subur kelompok muda, pada umur 20-24 turun dari 71,5 persen menjadi 68,6 persen, pada usia 25-29 dari 74,0 persen menjadi 71,9 persen di 2012.

Bahkan pada usia 30-34 penurunannya lebih besar, yaitu dari 78,5 persen di 2007 menjadi 74,1 persen pada 2012. Terjadinya peningkatan fertilitas pada wanita umur 25-29 dari 134 kelahiran per 1000 orang di 2007 menjadi 143 di 2012. Fertilitas pada umur 15-19 di perkotaan dari 26 kelahiran per 1.000 wanita menjadi 32.

Menurut Julianto, kondisi stagnasi ini dirasakan secara nyata di lapangan dengan menurunnya kegiatan operasional program Kependudukan dan Keluarga Berencana. Kegiatan yang pada masa sebelumnya dirasakan gencar dan bergaung, kini menurun, baik intensitas maupun mutu substansi yang disampaikan.

Di sisi lain, koordinasi dengan berbagai mitra kerja baik pemerintah maupun masyarakat seringkali tidak dapat dilaksanakan seperti yang pernah dialami pada masa lampau sebelum reformasi. "Akibatnya, peserta KB aktif tidak memperoleh pembinaan yang yang baik sementara peserta KB baru yang dicapai juga berkualitas rendah," tutur Julianto.

Memperhatikan kondisi tersebut, Julianto meminta bantuan semua pihak, jajaran Pemerintah Daerah, para PLKB/PKB, PPKBD, para Kader PKK-Kesehatan, para Tokoh Masyarakat, serta seluruh jajaran mitra kerja program KKB. Mereka diharapkan tetap bersemangat mengajak semua keluarga-keluarga untuk ikut KB.

SUNDARI SUDJIANTO

Berita terkait

Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

48 hari lalu

Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

Pentingnya calon pengantin, kata Kepala BKKBN, memahami hal ini untuk mempersiapkan kehamilan dan mencegah anak stunting.

Baca Selengkapnya

Distribusi Bantuan Pangan Tahun Ini Mulai Lagi, 7 Provinsi Jadi Target Prioritas

51 hari lalu

Distribusi Bantuan Pangan Tahun Ini Mulai Lagi, 7 Provinsi Jadi Target Prioritas

Direktur Cadangan Pangan dari Badan Pangan Nasional atau Bapanas Rachmi Widiriani mengatakan berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sebanyak 12 provinsi masuk dalam program pengendalian stunting nasional.

Baca Selengkapnya

Tunjangan Kinerja ASN Naik di 3 Lembaga, Ini Besarannnya

28 Januari 2024

Tunjangan Kinerja ASN Naik di 3 Lembaga, Ini Besarannnya

Presiden Jokowi telah menaikkan tunjangan kinerja bagi ASN di tahun 2024

Baca Selengkapnya

BKKBN Kejar Target Penurunan Stunting 14 Persen di 2024

16 Desember 2023

BKKBN Kejar Target Penurunan Stunting 14 Persen di 2024

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr.(H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) telah membuat Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terobosan Hasto Wardoyo Mengubah BKKBN

15 Desember 2023

Terobosan Hasto Wardoyo Mengubah BKKBN

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr.(HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) telah banyak melakukan pembaruan di BKKBN.

Baca Selengkapnya

BKKBN Sebut Angka Stunting di Jawa Tengah Turun tapi Kecil, Ini Langkah yang Ditempuh

8 Desember 2023

BKKBN Sebut Angka Stunting di Jawa Tengah Turun tapi Kecil, Ini Langkah yang Ditempuh

BKKBN menyebut kondisi stunting di Jawa Tengah penurunan dari tahun 2021 ke tahun 2022. Namun, angka penurunannya diakui masih kecil.

Baca Selengkapnya

BKKBN Beri Penghargaan TNI AD

25 Oktober 2023

BKKBN Beri Penghargaan TNI AD

Kolaborasi Pekan Pelayanan KB Raih 1,6 Juta Akseptor, BKKBN Beri Penghargaan TNI AD

Baca Selengkapnya

Hingga Ganjar Lepas Jabatan Gubernur, Penanganan Stunting Masih Jadi PR Pemprov Jateng

8 September 2023

Hingga Ganjar Lepas Jabatan Gubernur, Penanganan Stunting Masih Jadi PR Pemprov Jateng

Hingga berakhirnya masa jabatan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah, penanganan stunting menjadi salah satu pekerjaan rumah pemprov

Baca Selengkapnya

Gotong Royong Merdekakan Anak Indonesia Dari Stunting

16 Agustus 2023

Gotong Royong Merdekakan Anak Indonesia Dari Stunting

Terdapat Lima Pilar Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting

Baca Selengkapnya

Kejar Visi Indonesia Emas 2045 Dimulai dari Pencegahan Stunting

6 Agustus 2023

Kejar Visi Indonesia Emas 2045 Dimulai dari Pencegahan Stunting

Pencegahan stunting pada anak penting dilakukan mengingat bayi dan balita di zaman ini akan menjadi bagian dari Visi Indonesia Emas 2045.

Baca Selengkapnya