TEMPO Interaktif, Solo: Direktur Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Ustad Wahyuddin yakin Abu Bakar Ba'asyir ikut menyesalkan pemboman yang terjadi di depan Kedutaan Besar Australia yang menewaskan sembilan orang beberapa waktu lalu. Wahyuddin menduga peledakan bom tersebut merupakan konspirasi internasional tingkat tinggi yang bertujuan untuk membuat Indonesia lemah serta kembali memojokkan umat Islam. "Terus terang kami sangat menyesalkan kejadian memilukan tersebut," kata Wahyuddin saat dihubungi Tempo, Senin (13/9). Menantu Abdullah Sungkar ini menilai pernyataan pihak Australia yang mengaitkan peledakan bom tersebut dengan pengasuh pondok Al Mukmin yang juga Amir Majelis Mujahiddin Indonesia (MMI) merupakan sesuatu yang tidak berdasar. Menurut Wahyudin, saat ini Abu Bakar Ba'asyir masih dalam tahanan sehingga tidak mungkin mampu menggerakkan orang lain. Ia mengatakan selama ini setiap muncul kasus seperti itu memang umat Islam selalu menjadi sasaran. "Saat bom Marrot beliau dituduh terlibat, padahal beliau masih dalam masa persidangan. Dan sekarang beliau berada dalam tahanan. Apa yang masih bisa dilakukan beliau dengan pengawasan petugas yang begitu ketat?" tukasnya.Wahyuddin bahkan meminta pemerintah segera mengusut tuntas dan menangkap para pelakunya. Menurutnya, di dalam ajaran Islam perbuatan mendholimi orang lain dilarang keras. Islam mengajarkan umatnya agar tidak berbuat hal yang mendatangkan mudharat bagi orang lain. Demikian halnya dengan peledakan bom tersebut merupakan perbuatan dholim dan mendatangkan banyak kemudhoratan. "Jelas kalau bom itu meledak di jalan otomatis yang menjadi korban adalah warga biasa. Islam sebagai rahmatan lil alamin, bermaksud menjaga keselamatan seluruh alam dan menentang kekerasan seperti itu. Saya rasa peledakan bom itu adalah konspirasi internasional tingkat tinggi yang bertujuan untuk membuat Indonesia lemah. Kalau kondisinya negara ini tidak stabil kan otomatis mudah didikte pihak luar," kata dia. Imron Rosyid - Tempo News Room