TEMPO.CO, Yogyakarta - Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) DIY akan mengundang 100 rektor Perguruan Tinggi Swasta untuk mengampanyekan daya tarik kuliah di Yogyakarta. Ketua APTISI DIY, Kasiyarno, mengatakan organisasinya akan mengerahkan 100 rektor PTS berjalan bersama di Jalan Malioboro dan mengucapkan ikrar "Sumpah Istimewa Pendidikan Yogyakarta" pada Minggu, 19 Mei 2013. "Kami juga mengajak kepala sekolah di DIY, akademisi PTS dan senat mahasiswa PTS," kata Kasiyarno, Kamis 9 Mei 2013.
Kegiatan ini gara-gara mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur mendapat teror setelah terjadi tewasnya anggota Kopassus yang diduga dilakukan warga asal NTT di Yogyakarta pada Maret 2013. Kasus ini diikuti dengan pembantaian oleh belasan anggota Kopassus terhadap empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, yang merupakan warga NTT, tersangka kasus sebelumnya. “Upaya ini merupakan tanggapan terhadap sejumlah peristiwa yang berpotensi membuat citra Yogyakarta sebagai kota pelajar menurun,” ujar Kasiyarno.
Menurut dia, kasus penyerangan Lapas Cebongan dan sejumlah kerusuhan, kata dia membuat banyak anggapan mudah muncul bahwa kuliah di Yogyakarta tak nyaman lagi. "Semua yang peduli pada pendidikan di Yogyakarta harus menjaga martabat dan kualitas pendidikan di sini," ujar Rektor Universitas Ahmad Dahlan ini.
Kasiyarno mengatakan, berita yang mencitrakan situasi Yogyakarta tidak aman memang muncul tepat saat proses pendaftaran mahasiswa baru di banyak PTS mulai dibuka. Tapi, kata dia, dampak langsung berupa penurunan animo calon mahasiswa belum tampak. Dia memperkirakan hingga kini mahasiswa luar Jawa juga masih banyak yang belajar di Yogyakarta, yakni sekitar 40 persen. “Upaya APTISI menguatkan kampanye citra Yogyakarta sebagai kota tujuan kuliah merupakan tindakan pencegahan,” katanya.
Ketua Panitia Jalan Santai bertajuk "Bangga Kuliah di Jogja" itu, Arif Kurniar Rakhman mengatakan kegiatan ini memerlukan kepedulian banyak pihak agar bersedia menjadi penyebar iklan mengenai daya tarik Yogyakarta untuk tujuan kuliah. "Banyak pihak harus bekerjasama menjadi marketing agar banyak orang tua di seluruh Indonesia masih bersemangat menguliahkan anaknya di Yogyakarta," ujar Arif.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita terkait
Kala Nadiem Rapat di DPR dan Dikirimi Surat Terbuka dari BEM UNS terkait UKT Mahal
2 jam lalu
Nadiem mengatakan, prinsip dasar UKT harus mengedepankan azas keadilan dan inklusifitas. Menurutnya, keadilan itu dihadirkan dalam UKT berjenjang.
Baca SelengkapnyaUniversitas Airlangga Tidak Menaikkan UKT Mahasiswa, Bahkan Ada yang Justru Turun
6 jam lalu
Universitas Airlangga Surabaya tahun ini tidak menaikkan uang UKT mahasiswa. Malah ada UKT beberapa program studi yang justru turun.
Baca SelengkapnyaKisruh Kenaikan UKT, Setiap Fakultas Disarankan Bentuk Badan Advokasi dan Forum Diskusi
1 hari lalu
Dengan kehadiran badan advokasi di setiap fakultas, permasalahan UKT dapat dibantu untuk dikonsultasikan langsung bersama dekan dan wakil dekan lain.
Baca SelengkapnyaCerita Mahfud MD Sematkan Pepatah Sakral di Prasasti Asrama Mahasiswa Madura Yogya
1 hari lalu
Mahfud MD didapuk meresmikan asrama mahasiswa Madura Yogyakarta yang baru selesai direnovasi pada Senin 20 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaMentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa
3 hari lalu
Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), membentuk kelompok tani mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa yang harus memiliki konsen terhadap sektor pertanian.
Baca SelengkapnyaBEM UB Kritik Tanggapan Rektorat Soal Kenaikan UKT: Bantuan Keuangan Bukan Solusi
3 hari lalu
BEM UB mengkritik tanggapan rektorat yang menyebutkan bantuan keuangan dan pengajuan keringanan adalah solusi atas kenaikan UKT.
Baca SelengkapnyaCerita Mahasiswa Undip Ngadu ke Rektor soal UKT hingga Fasilitas Kampus
5 hari lalu
Mahasiswa Undip Semarang mengaku telah berdiskusi dan memberikan kritik kepada pihak kampus soal permasalahan Uang Kuliah Tunggal alias UKT.
Baca SelengkapnyaBahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis
7 hari lalu
Pimpinan KPK Nawawi Pomolango menyinggung program makan siang gratis yang digadang-gadang presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaApakah Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Masih Wajib Bayar UKT? Ini Penjelasannya
7 hari lalu
Apakah mahasiswa penerima KIP Kuliah masih harus membayar UKT atau SPP per semester?
Baca SelengkapnyaProtes Perubahan UKT dan IPI 2024, BEM UNS Layangkan 8 Tuntutan ke Rektorat
7 hari lalu
BEM UNS menyampaikan 8 tuntutan terkait kenaikan biaya kuliah.
Baca Selengkapnya