ProFauna Protes Pertunjukan Lumba-Lumba Keliling

Reporter

Selasa, 7 Mei 2013 18:50 WIB

Atraksi Lumba-lumba. ANTARA/Regina Safri

TEMPO.CO, Malang-Lembaga perlindungan satwa Profauna Indonesia memprotes pertunjukan atau sirkus lumba-lumba keliling. Berdasarkan penelitian ProFauna Indonesia pada 1998 menemukan pertunjukan lumba-lumba menggunakan satwa ilegal. Serta proses pelatihan dengan kekerasan dan kekejaman. "Ada lumba-lumba mati saat pelatihan dan penangkapan," kata Ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid, Selasa 7 Mei 2013.

Selama proses pelatihan, lumba-lumba dipaksa untuk menahan lapar. Selama dilatih, satwa tak diberi makan. Lumba-lumba diberi makan setelah menuruti perintah dari pelatih. Sehingga, sebagian satwa mati saat proses pelatihan yang kejam itu. "Melanggar konsep kesejahteraan satwa," kata Rosek.

ProFauna menuntut agar Balai Konservasi Sumber Daya Alam menelusuri asal usul satwa. Sebab, penelusuran ProFauna Indonesia menemukan lumba-lumba berasal dari proses penangkapan secara ilegal. Selama ini, katanya, BKSDA hanya mengeluarkan izin angkut satwa.

BKSDA harus menindak pelaku. Apalagi kalau satwa tersebut merupakan satwa langka yang dilindungi. Seharusnya, kata Rosek, pertunjukan satwa hanya diinzinkan untuk lembaga konservasi satwa. Sementara pertunjukan satwa keliling telah dilarang di sejumlah negara maju.

Pertunjukan lumba-lumba diselenggarakan di lapangan Rampal mulai 26 April-26 Mei 2013. Pertunjukan dilangsungkan selama empat kali, mulai pukul 11.00 WIB. Pertunjukan yang diselenggarakan PT Wersut Seguni Indonesia ini menghadirkan dua ekor Lumba-lumba hidung botol (Tursiops Truncatus), dua ekor Linsang (Prionodon), seekor Kakaktua dan Beruang Madu (Helarctos Malayanus).

"Setiap hari ada 100-an penonton," kata penanggungjawab operasional PT Wersut Seguni Indonesia, Rommy Praditya. Saat akhir pekan, jumlah pengunjung bisa dua kali lipat.


Sebagian besar pengunjung adalah pelajar dan anak-anak. Setiap pertunjukan dilangsungkan selama satu jam. Setiap pengunjung cukup membayar Rp 25 ribu, dan mereka bisa menikmati berbagai pertunjukan dan atraksi.


PT Wersut tak menghiraukan protes yang diajukan ProFauna Indonesia. Menurutnya, satwa diperoleh secara sah atau legal. Lumba-lumba, katanya, diperoleh dari hasil penangkaran di pantai Cahaya Kendal Jawa Tengah. Mereka mengklaim memperoleh izin penangkaran dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

Kepala BKSDA Wilayah III Sunandar Trigunajasa mengaku jika pertunjukan sirkus keliling di lapangan Rampal telah mengantongi izin resmi untuk pertunjukan keliling dilakukan di Malang dan Pasuruan. "Mereka telah memiliki izin peragaan," katanya.


EKO WIDIANTO

Advertising
Advertising

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya