Al Mukmin: Wajar Jika Australia Menilai JI di Belakang Pemboman
Reporter
Editor
Kamis, 9 September 2004 18:01 WIB
TEMPO Interaktif, Solo: Direktur Pondok Pesantren Al Mukmi Ngruki, Sukoharjo menyesalkan pengeboman yang terjadi di depan gedung Kedutaan Besar Australia di Jalan Kuningan, Jakarta. Menurut dia, pelaku pemboman tersebut tidak jelas apa yang hendak menjadi sasarannya. Dia menolak bila pemboman tersebut dikaitkan dengan aksi jihad karena Australia dianggap sebagai sekutu AS yang selama ini membela Israel dan memerangi negara-negara Islam. Namun tudingan Menlu Australia Alexander Downer Jamaah Islamiyah ada di belakang pengeboman tersebut dinilai Wahyuddin sebagai sesuatu hal yang wajar."Saya kira wajar kalau Australia menghubungkan dengan kejadian-kejadian sebelumnya karena selama ini pun mereka yakin Jamaah Islamiyah sebagai pelakunya. Tetapi menurut saya, pernyataan itu terlalu prematur dan tidak perlu ditanggapi jauh lah nanti malah semakin menguntungkan pihak yang memiliki niatan jelek," ujar Wahyuddin kepada wartawan, Kamis (9/9).Menantu dari Abdullah Sungkar ini mengatakan peristiwa tersebut merupakan ujian dan cobaan yang kembali harus diterima oleh bangsa Indonesia. Dia berharap pihak-pihak yang memiliki kewenangan dalam menangani masalah itu tidak mencari kambing hitam karena kegagalannya memberikan rasa aman terhadap warga Indonesia. "Apalagi kalau kemudian menghubungkannya dengan Ustad Abu Bakar Ba'asyir lagi, akan menjadi sesuatu yang sangat lucu jadinya," kata Wahyuddin.Wahyuddin berpendapat dari segi apapun pemboman yang sampai kini sudah menewaskan empat orang tersebut tidak dapat dibenarkan. Dia mengatakan si pelaku tidak akan mendapatkan keuntungan apapun. Menurut dia, kalaupun pelaku bermaksud memerangi Australia karena pemerintah negara tesebut dianggap sebagai pihak yang memerangi Islam, citra tersebut juga tidak akan diperoleh. "Perbuatan itu tidak masuk akal, masak bom ditaruh di tengah jalan, lantas sasarannya itu siapa, kan ndak jelas itu," kata dia.Wahyuddin menolak memberikan komentar lebih jauh mengenai peristiwa tersebut. Dia merasa tidak memiliki kompetensi untuk ikut berkomentar, apalagi peristiwa tersebut diyakininya banyak memiliki dimensi termasuk hubungan antar negara. "Yang pasti saya menyesalkan pengeboman di tengah jalan itu," tambahnya. Imron Rosyid - Tempo News Room
Bom Natal 2000: Mengenang Riyanto, Banser yang Berkorban Bagi Umat Kristen Mojokerto
25 Desember 2023
Bom Natal 2000: Mengenang Riyanto, Banser yang Berkorban Bagi Umat Kristen Mojokerto
Perayaan malam Natal di Mojokerto tidak terlepas dari ingatan pengorbanan Riyanto, khususnya bagi Gereja Eben Haezer. 23 tahun yang lalu, Riyanto meregang nyawa akibat teror Bom Natal 2000.