Pesantren Ummu Shabri Kendari Dikirimi Ratusan Selebaran Negatif SBY-JK

Reporter

Editor

Kamis, 9 September 2004 14:28 WIB

TEMPO Interaktif, Kendari:Pesantren Ummu Shabri Kendari mendapat kiriman paket sebanyak 500 lembar selebaran yang berisi kampanye negatif terhadap calon presiden dari Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono. Selain selebaran, dalam paket kiriman itu juga terdapat laporan komisi politik Amerika Serikat tentang kondisi Indonesia pasca Pemilu Presiden putaran pertama. Informasi yang dihimpun menyebutkan, kiriman paketselebaran negatif yang diantar seorang petugas kantorpos Kendari itu sampai di tangan pengurus pesantrenpada hari Rabu sekitar pukul 16.30 Wita."Petugas antar kantor pos menitipkan paket selebaranitu kepada karyawan pesantren Ummu Shabri yangbertugas di unit usaha Warung Telekomunikasi (Wartel).Karyawan pesantren itu lalu menyampaikan kirimantersebut kepada saya," kata Pimpinan pesantren UmmuShabri Kendari Baso Suamir kepada Tempo News Room di Kendari,Kamis (9/9).Menurut Baso, alamat pengirim yang tertera pada amploppaket selebaran itu menggunakan alamat kantorIndonesian Corruption Watch (ICW) di Jakarta.Sementara pihak yang mengaku memperbanyak danmenyebarkan laporan komisi politik Amerika Serikattentang kondisi Indonesia pasca Pemilu Presidenputaran pertama adalah Kesatuan Aksi MahasiswaIndonesia.Isi amplop yang diterima pesantren Ummu Shabri ituterdiri atas 500 lembar selebaran bergambar foto SBYdan foto mantan Presiden Soeharto berpakaian dinasTNI. Pada bagian dalam selebaran yang dilipat dua ituterdapat tulisan "JANGAN TERTIPU DENGAN SENYUMJENDERAL" menggunakan tinta merah.Sementara dalam laporan komisi politik Amerika Serikattentang kondisi Indonesia pasca Pemilu Presidenputaran pertama lebih banyak mengupas tentang latarbelakang Cawapres Muhammad Jusuf Kalla dan sejumlahkasus korupsi yang diduga dilakukannya semasa menjabatselaku Menko Kesra."Saya sudah menyerahkan sekaligus melaporkan adanyaselebaran negatif ini kepada Panwaslu SulawesiTenggara untuk segera diselidiki siapa pelakunya,"kata Baso Suamir.Baso mengatakan, pihaknya menduga pelaku yangmengirimkan dan menyebarkan selebaran berisi kampanyenegatif terhadap SBY itu adalah orang-orang yangselama ini dikenal merupakan pesaing mantan MenkoPolkam itu dalam pemilihan presiden.Ia menilai, orang-orang yang membuat dan menyebarkanselebaran itu bisa disimpulkan ketakutan dan khawatirkalah melawan SBY dalam Pemilu Presiden tahap keduasehingga kemudian menempuh cara-cara kotor."Siapa pun dapat dengan mudah mengira-ngira pihak manayang membuat dan menyebarkan selebaran negatif ini,"kata Baso yang juga menjabat selaku Wakil Ketua TimSukses SBY-MJK di Sulawesi Tenggara.Pihak Panwaslu Sulawesi Tenggara ketika dikonfirmasimengatakan sebenarnya sejak dua pekanterakhir mereka sudah berupaya menyelidiki siapa pelaku yangmembuat dan menyebarkan selebaran gelap tersebut."Bersama aparat kepolisian dan jaksa kami bahkan sudahmembentuk tim menyelidiki selebaran yang menyudutkanSBY itu," kata anggota Panwaslu Ramli Akhmad.Menurut Ramli, untuk sementara pihaknya sudah menyitaseluruh selebaran yang diterima pesantren Ummu Shabri.Selain itu, seluruh anggota Panwaslu yang tersebar dilima daerah pemilihan di Sulawesi Tenggara juga telahdiintruksikan untuk terus mengawasi beredarnyaselebaran berisi kampnye negatif tersebut.Secara terpisah, temuan adanya selebaran berisikampanye negatif terhadap pasangan SBY-Kalla itu jugadisampaikan oleh Panwaslu Kota Kendari. AnggotaPanwaslu Wa Ode Siti Heryani mengatakan, pihaknyamenemukan lima lembar selebaran yang bentuk dan isinyasama dengan yang diterima pesantren Ummu Shabri."Kami masih terus melakukan pemantuan karena bisa jadiselebaran-selebaran negatif itu sudah tersebar dimasyarakat," katanya.Ketua Tim Sukses SBY-MJK di Sulawesi TenggaraFachruddin A. Massarampa mengaku sangat menyesalkanadanya selebaran-selebaran berisi kampanye negatifterhadap calon presiden jagoannya."Kalau memang nggak yakin menang melawan SBY, mendingmundur saja dari pencalonan. Jangan pakai cara-carayang tidak fair seperti ini dong," katanya gusar. Dedy Kurniawan - Tempo News Room

Berita terkait

Jusuf Kalla Nasehati Agar Hamas dan Fatah Bersatu, Ini Profil 2 Kekuatan di Palestina

2 hari lalu

Jusuf Kalla Nasehati Agar Hamas dan Fatah Bersatu, Ini Profil 2 Kekuatan di Palestina

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (JK) meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah, partai politik dalam PLO. Ini profil kedua kelompok itu.

Baca Selengkapnya

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

3 hari lalu

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

Demokrat menyatakan ide pembentukan presidential club sebetulnya sudah tercetus sejak 2014.

Baca Selengkapnya

Jokowi Pastikan Pilkada 2024 sesuai Jadwal, Berikut Tahapan dan Jadwal Lengkapnya

4 hari lalu

Jokowi Pastikan Pilkada 2024 sesuai Jadwal, Berikut Tahapan dan Jadwal Lengkapnya

Presiden Jokowi mengatakan tidak ada pengajuan dari pemerintah untuk percepatan Pilkada 2024. Berikut tahapan dan jadwal lengkap Pilkada serentak 2024

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

5 hari lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Saldi Isra Cecar Bawaslu Soal Tanda Tangan Pemilih di Bangkalan yang Mirip

6 hari lalu

Hakim MK Saldi Isra Cecar Bawaslu Soal Tanda Tangan Pemilih di Bangkalan yang Mirip

Hakim MK Saldi Isra menyoroti tanda tangan pemilih pada daftar hadir TPS di Desa Durin Timur, Kecamatan Konang, Bangkalan yang memiliki kemiripan bentuk.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

6 hari lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Anggota Bawaslu Intan Jaya Cerita Penyanderaan KKB Berdampak Pemilu Ditunda

6 hari lalu

Anggota Bawaslu Intan Jaya Cerita Penyanderaan KKB Berdampak Pemilu Ditunda

Cerita pengalaman Bawaslu Intan Jaya disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan harus bayar tebusan agar bebas

Baca Selengkapnya

Hakim MK Tegur Anggota Bawaslu Papua Tengah yang Datang Terlambat di Sidang Sengketa Pileg

6 hari lalu

Hakim MK Tegur Anggota Bawaslu Papua Tengah yang Datang Terlambat di Sidang Sengketa Pileg

Hakim MK Arief Hidayat menegur anggota Bawaslu Papua Tengah yang datang terlambat dalam sidang sengketa Pileg 2024 di panel 3, hari ini

Baca Selengkapnya

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

6 hari lalu

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

KPU RI meminta para peserta Pilkada serentak 2024 di Provinsi Bali agar menerapkan kampanye hijau. Apa itu kampanye hijau?

Baca Selengkapnya