Nomor Cantik Idaman Para Caleg  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 23 April 2013 03:16 WIB

Sejumlah pimpinan dan perwakilan pengurus partai politik peserta Pemilu 2014 menunjukkan nomor urut parpol usai pengundian di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Senin (14/1). ANTARA/Prasetyo Utomo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari, menyatakan para calon anggota legislatif (caleg) mengincar nomor cantik. Nomor yang dimaksud Hajriyanto adalah nomor urut pertama dalam daftar caleg.

Alasannya, menurut dia, dengan keterbatasan informasi, maka caleg nomor urut pertama dianggap sebagai kader terbaik partai politik. "Bagi masyarakat, calon nomor satu adalah pilihan partai politik," kata Hajriyanto di kompleks parlemen, Senayan, Senin, 22 April 2013.

Secara psikologis, kata dia, masyarakat yang tidak mengenal caleg dalam daftar otomatis akan memilih nomor urut atas. "Ini namanya psikopolitik," kata dia. Karena itu, tak heran para caleg memperebutkan nomor urut satu.

Politikus Golkar ini menuturkan, akses informasi masyarakat sangat heterogen. Banyak yang tidak memahami fungsi caleg sebagai anggota parlemen jika terpilih. Karena itu, banyak caleg yang memilih langkah praktis untuk memberikan bantuan langsung kepada masyarakat. Di sisi lain, perilaku masyarakat yang kerap meminta bantuan kepada calon juga memperluas praktek ini.

Dia mencontohkan, saat calon berkampanye ke daerah pemilihan. Hajriyanto mengaku selalu saja ada tokoh masyarakat yang meminta sumbangan dana dengan berbagai modus. Misalnya soal pembangunan jalan, pembangunan rumah ibadah, hingga fasilitas olahraga. Menurut dia, seorang politikus harus mampu berkelit dari sumbangan ini tanpa membuat masyarakat merasa ditolak. "Di situlah latihan untuk politikus," ujarnya.

Dia juga tidak memungkiri ada politikus yang enggan berhadapan dengan masyarakat. Menurut dia, semakin kecil investasi sosial yang dilakukan ke masyarakat, maka nilai finansial yang diperlukan akan semakin besar. Karena itu, ada calon yang hanya langsung mengirimkan bantuan kepada masyarakat tanpa perlu berkunjung.

Dia mengakui, pada Pemilu 2009 menghabiskan dana hingga Rp 1 miliar. Hampir setengahnya yakni Rp 425 juta digunakan untuk membangun radio. Sisanya digunakan untuk kegiatan operasional. Namun anggota dewan terbantu dengan jumlah kunjungan kerja ke daerah pemilihan yang frekuensinya mencapai 12 kali dalam setahun.

WAYAN AGUS PURNOMO

Topik terhangat:
Ujian Nasional
| Bom Boston | Lion Air Jatuh | Preman Yogya | Prahara Demokrat

Berita lainnya:
Tersangka Bom Boston Ngetwit Setelah Ledakan
Hari Bumi 2013: Pergantian Musim Google Doodle

Menteri Keuangan Diberhentikan Saat Bertugas di AS

Erik Meijer Dinilai Tidak Pantas Jadi Direksi Garuda

Jokowi Ragu Lanjutkan MRT?

Berita terkait

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

5 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Daftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN

8 hari lalu

Daftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN

Sejumlah partai politik mengajukan sengketa Pileg ke MK. Partai Nasdem mendaftarkan 20 permohonan.

Baca Selengkapnya

Mendekati Pilkada 2024, Begini Riuh Kandidat Kuat Sejumlah Parpol

10 hari lalu

Mendekati Pilkada 2024, Begini Riuh Kandidat Kuat Sejumlah Parpol

Mendekati Pilkada 2024, partai-partai politik mulai menyiapkan kandidat yang akan diusung. Beberapa nama telah diisukan akan maju dalam pilkgub.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingatkan Pentingnya Pembenahan Partai Politik

35 hari lalu

Bamsoet Ingatkan Pentingnya Pembenahan Partai Politik

Partai politik memegang peran penting dalam menentukan arah kebijakan negara.

Baca Selengkapnya

Pilihan Amerika Serikat Hanya Punya 2 Partai Politik, Ini Penjelasannya

35 hari lalu

Pilihan Amerika Serikat Hanya Punya 2 Partai Politik, Ini Penjelasannya

Amerika Serikat sebagai negara demokrasi terbesar di dunia memilih dominasi hanya dua partai politik yaiutu Partai Republik dan Partai Demokrat.

Baca Selengkapnya

Prabowo Dinilai Butuh Koalisi Raksasa Usai Penetapan Pemilu 2024, Berikut Jenis-jenis Koalisi

41 hari lalu

Prabowo Dinilai Butuh Koalisi Raksasa Usai Penetapan Pemilu 2024, Berikut Jenis-jenis Koalisi

LSI Denny JA menyatakan Prabowo-Gibran membutuhkan koalisi semipermanen, apa maksudnya? Berikut beberapa jenis koalisi.

Baca Selengkapnya

8 Parpol ke Senayan Penuhi Parliamentary Threshold di Pemilu 2024, Apa Bedanya dengan Presidential Threshold?

43 hari lalu

8 Parpol ke Senayan Penuhi Parliamentary Threshold di Pemilu 2024, Apa Bedanya dengan Presidential Threshold?

PDIP, Golkar, Gerindra, PKB, NasDem, PKS, Demokrat, dan PAN penuhi parliamentary threshold di Pemilu 2024. Apa bedanya dengan Presidential Threshold?

Baca Selengkapnya

Daftar 8 Parpol yang Lolos ke DPR di Pemilu 2024, 10 Lainnya Gagal ke Senayan

44 hari lalu

Daftar 8 Parpol yang Lolos ke DPR di Pemilu 2024, 10 Lainnya Gagal ke Senayan

Hasil akhir rekapitulasi suara KPU menyebutkan 8 parpol lolos ke Senayan. Sementara 10 parpol lainnya gagal ke DPR di Pemilu 2024. Berikut daftarnya.

Baca Selengkapnya

MK Tolak Gugatan Uji Materil Frasa Gabungan Partai Politik dalam UU Pemilu

44 hari lalu

MK Tolak Gugatan Uji Materil Frasa Gabungan Partai Politik dalam UU Pemilu

Hakim MK mengatakan, keberlakuan Pasal 228 UU Pemilu sesungguhnya ditujukan bagi partai politik secara umum,

Baca Selengkapnya

MK Putuskan Gugatan Mahasiswa soal Pembubaran Partai Politik Tidak Dapat Diterima

45 hari lalu

MK Putuskan Gugatan Mahasiswa soal Pembubaran Partai Politik Tidak Dapat Diterima

Seorang mahasiswa mengajukan permohonan uji materiil Undang-undang tentang Partai Politik ke Mahkamah Konstitusi.

Baca Selengkapnya