Ketua fraksi Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Semarang - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nur Wahid dan Nur Mahmudi Ismail, melakukan ziarah di makam para sultan dan Wali Songo di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Makam sultan yang dikunjungi adalah makam Raden Abdul Fattah Al-Akbar Sayyidin Panotogomo atau lebih dikenal dengan gelar Raden Patah, Raden Pati Unus, dan makam Sunan Kalijaga di Kadilangu, Demak. Keduanya berziarah dalam rangkaian agenda Milad ke-15 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang digelar sejak Kamis hingga Sabtu pekan ini.
"Ziarah ini sebagai bentuk pembelajaran bagi para penerus Wali Songo dan para pemimpin Islam untuk mengelola pemerintahan," kata Hidayat Nur Wahid. Dua gubernur yang diusung PKS, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, juga ikut berziarah.
Tak hanya melafalkan tahlil di hadapan makam para sunan, rombongan PKS itu mengunjungi museum di Sultan Demak. Para petinggi PKS itu rata-rata memakai baju putih dengan songkok hitam. Mereka menengadahkan dua tangannya ke atas sambil melafalkan zikir dan doa-doa di depan makam. Hidayat Nur Wahid dan kawan-kawan juga meminum air dari gentong Kong di Kompleks Masjid Agung Demak yang diyakini memiliki khasiat.
Hidayat Nur Wahid mengatakan Wali Songo merupakan tokoh-tokoh yang bisa menjadi contoh bagi para ulama dan pemimpin yang telah sukses menjadi pemimpin bagi rakyatnya. "Para kader PKS harus mencontoh para pemimin Islam tersebut untuk mennyejahterakan Indonesia," kata Ketua Fraksi PKS itu.
Hidayat mencontohkan Raden Patah telah sukses memimpin kerajaan Demak dan mampu mensejahterakan rakyatnya. Sementara Sunan Kalijaga, kata Hidayat, adalah ulama yang mampu menanamkan nilai Islam dengan baik di tengah masyarakat. "Perpaduan keduanya inilah yang harus dijadikan inspirasi oleh para kader PKS," kata Hidayat.
KUA Jadi Tempat Nikah bagi Semua Agama, Siapa Saja Tokoh yang Mendukung dan Menolak?
2 Maret 2024
KUA Jadi Tempat Nikah bagi Semua Agama, Siapa Saja Tokoh yang Mendukung dan Menolak?
Wacana Menteri Agama yang akan merubah KUA sebagai tempat nikah bagi semua agama menuai beberapa pendapat yang mendukung dan menolaknya dari berbagai tokoh.