TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya mengklaim tidak menerima laporan adanya tawuran antara siswa selama ujian nasional sekolah menengah atas (SMA) berlangsung sejak Senin, 15 April 2013 hingga Kamis, 18 April 2013 kemarin.
Menurut Wakil Kepala Polda Metro, Brigadir Jenderal Sujarno, klaim itu berdasarkan laporan setiap kepolisian resor Jakarta. "Setelah koordinasi dengan semua pihak, sampai detik ini enggak ada apa-apa," kata Sujarno usai menghadiri acara dialog Gubernur DKI Jakarta dengan SMA 70 dan SMA 6 di GOR Bulungan, Jakarta, Kamis, 18 April 2013.
Dia mengatakan, kepolisian akan kembali mengawal pada saat pengumuman ujian nasional. Ini untuk mengantisipasi tawuran antar-pelajar. Sujarno meminta setiap siswa sekolah bisa menerima pengumuman dengan tertib tanpa harus melakukan hal yang dianggap tidak bermanfaat. "Seperti yang diimbau Gubernur Jokowi tadi, kami berharap tidak ada siswa yang ikut coret-core baju sekolah," katanya.
Dalam dialog dengan siswa SMA 70 dan SMA 6, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menekankan agar siswa tidak melakukan aksi coret seragam ketika pengumuman ujian nasional. Sebagai gantinya, Jokowi meminta seragam tersebut disumbangkan. Sujarno mendukung permintaan Jokowi. "Kami berharap imbauan gubernur bisa dikuti semua sekolah," kata Sujarno. (Baca: Berakhirnya Ujian Nasional, Sejumlah Pelajar Melakukan Aksi Coret-coret)
UN SMP 2018, Kementerian Pendidikan: Soal Berbentuk Esai
15 Juni 2017
UN SMP 2018, Kementerian Pendidikan: Soal Berbentuk Esai
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan soal ujian nasional (UN) tingkat sekolah menengah pertama pada 2018 tidak lagi berbentuk pilihan ganda, melainkan esai.
Konvoi Hasil UN SMA di Klaten Brutal, Polisi Dalami Dugaan Klitih
2 Mei 2017
Konvoi Hasil UN SMA di Klaten Brutal, Polisi Dalami Dugaan Klitih
Kepolisian Resor Klaten mendalami dugaan adanya keterlibatan kelompok klitih dalam konvoi pelajar yang melakukan aksi brutal di sejumlah wilayah, hari ini.