Jusuf Kalla Janjikan Kabinet 30 Menteri

Reporter

Editor

Jumat, 3 September 2004 10:20 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Calon wakil presiden Jusuf Kalla mengakui struktur kabinetnya, bila ia bersama Susilo Bambang Yudhoyono terpilih, tidak akan jauh berbeda dengan kabinet Megawati Soekarnoputri-Hamzah Haz kini. Alasannya, format kabinet dengan 30 menteri sudah tepat dan efisien guna menjalankan pemerintahan."Saya kira, bentuk kabinet kami tidak jauh berbeda dengan yang ada sekarang, yakni sekitar 20-30 menteri," kata Kalla seusai dialog dengan alumni Institut Teknologi Bandung di Jakarta kemarin.Kalla menambahkan, kabinet Yudhoyono-Kalla akan diisi kalangan profesional dan partai dengan komposisi 60 berbanding 40. Saat ini ia mengaku sedang menganalisis rekam jejak sejumlah nama, membicarakan syarat-syarat anggota kabinet, dan mengidentifikasi calon yang tepat. Tidak kurang dari 50 nama, kata dia, kini sedang digodok.Kalla memastikan, pengumuman kabinet akan dilakukan setelah Komisi Pemilihan Umum mengumumkan hasil pemilihan putaran kedua. Seperti juga Yudhoyono, ia mengatakan tidak akan mengumumkannya sebelum 20 September karena khawatir justru menjadi bahan polemik. Alasannya, 20 September nanti bukan menteri, tetapi memilih presiden.Ia mengatakan, tidak boleh calon presiden terpilih karena formatur menterinya. "Harus sebaliknya, presiden mendatang dipilih karena (memang) kredibel," kata dia. Sehebat apa pun kabinetnya, menurut dia, tidak akan bisa menjawab permasalahan negeri ini jika tidak dipimpin presiden yang kuat.Kalangan dekat Yudhoyono yang menolak disebutkan namanya menyatakan, jatah untuk partai politik di kabinet pasangan itu sudah selesai dibagi. Porsi terbesar tetap diberikan kepada Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia yang sejak awal mendukung.Di luar mereka, kata anggota tim sukses itu, Partai Kebangkitan Bangsa akan memperoleh tiga kursi, Partai Keadilan Sejahtera dua kursi, serta Partai Amanat Nasional dan Muhammadiyah masing-masing satu kursi. Yudhoyono pekan lalu juga menyatakan akan memberikan kursi Menteri Agama kepada kalangan Nahdlatul Ulama.Meski partainya menyatakan netral, politikus PAN dan PKB memang telah merapat ke Yudhoyono. Tadi malam, mereka datang pada acara "Doa Bersama untuk Bangsa" yang digelar Yudhoyono dan Kalla. Tampak antara lain Ketua PAN A.M. Fatwa, Ketua Umum PKB Alwi Shihab, dan manajer kampanye Amien Rais, Bambang Sudibyo. Acara juga dihadiri Presiden PKS Hidayat Nur Wahid, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Ketua PKPI Edy Sudrajat, pengusaha Setyawan Djodi, dan putri Abdurrahman Wahid, Zannuba Arifah Chafsoh.Menurut Fatwa, meski secara formal menyatakan netral, PAN menyeru semua warga, simpatisan, dan konstituennya untuk menggunakan hak pilih masing-masing. "Ke arah perubahan, dengan reformasi total," katanya saat memberikan sambutan pada acara itu. cahyo junaedy/edy can

Berita terkait

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

2 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

6 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

7 hari lalu

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

Mantan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan dirinya siap maju di Pilkada 2024 setelah mendapat arahan dari Ketum PAN, tapi...

Baca Selengkapnya

Respons KPU dan Ketum PAN soal Gugatan PDIP di PTUN

8 hari lalu

Respons KPU dan Ketum PAN soal Gugatan PDIP di PTUN

KPU dan Ketum PAN Zulkifli Hasan menanggapi gugatan PDIP di PTUN terkait pencalonan Gibran di Pilpres 2024. Begini kata mereka.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

8 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

10 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

10 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Profil Zita Anjani, Putri Ketum PAN yang Didorong Berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta

19 hari lalu

Profil Zita Anjani, Putri Ketum PAN yang Didorong Berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta

Zita Anjani didorong berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta. Berikut profil putri Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan itu.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

21 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

21 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya