Elang Dijual Online di Yogya, Berkedok Konservasi

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Kamis, 11 April 2013 19:49 WIB

Elang jawa (Spizaetus bartelsi). ANTARA/Seno S.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Aktivis perlindungan satwa menggelar protes untuk mendesak pemerintah mengawasi dan menindak aksi jual beli burung Elang yang selama ini berkedok komunitas konservasi.

”Akhir–akhir ini makin banyak orang dagang satwa mengatasnamakan komunitas konservasi. Itu eksploitasi,” kata aktivis Liga Anti Perdagangan Satwa Asman Adi Purwanto di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta Kamis 11 April 2013.

Puluhan pecinta satwa itu menggelar aksi diam untuk menyerukan agar masyarakat tak terkecoh dengan komunitas pedagang yang memakai istilah konservasi. Mereka memakai kacamata bergambar elang dan mengenakan kostum boneka mirip elang sembari membagikan selebaran.

Asman menuding Raptor Club Indonesia (RCI) kerap melakukan jual-beli elang dengan kedok konverasi. Menurut dia, komunitas itu mewajibkan anggota memiliki satu satwa dilindungi. “Untuk atraksi berburu dengan elang. Setelah bosan mereka akan menjualnya,” kata dia. Menurut Asman, perilaku komunitas ini merupakan eksploitasi hewan secara terbuka.

Ironisnya, ujar dia, pemerintah lewat Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) justru menjalin kerjasama dengan komunitas ini. “Cabut segera perjanjian kerjasama BKSDA dengan RCI dan proses hukum pelaku jual beli elang itu,” kata Asman. Dia menyesalkan pemerintah melindungi RCI melakukan eksploitasi.

Menurut dia, kelompoknya mencatat, perdagangan elang khususnya elang Jawa meningkat tajam lewat penjualan online pada 2012. Tahun lalu mereka melacak 30 transaksi online seharga Rp 5-10 juta per ekor. Asman mengatakan, Kepolisian Yogyakarta menangkap anggota RCI dengan barang bukti tiga ekor elang. ”Bisa dibayangkan, berapa banyak satwa dilindungi yang dieskploitasi dengan dijualbelikan,” kata Dessy Zahara Angelina Pane, aktivis Liga.

Sementara aktivis Raptor Club Indonesia cabang Yogyakarta Panji Arya Putra membantah tudingan Asman. “Nama kami sering diklaim demi kepentingan komersil oknum. Tidak ada kewajiban tiap anggota harus memiliki satu burung elang atau satwa dilindungi,” kata Panji kepada Tempo kemarin. Dia juga membantah anggota RCI terlibat penjualan elang lewat transaksi online. “Jika ada pun dilakukan dengan dasar adopsi, bukan untuk komersialisasi dan tak menutup kemungkinan untuk dilepas-liarkan.”

PRIBADI WICAKSONO


Topik terpopuler:
Sprindik KPK
| Partai Demokrat | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo |Nasib Anas

Berita lainnya:

Kisah 'Memalukan' Persibo Bojonegoro di Hong Kong

Video 'Damai' di Bea Cukai Bali Muncul di YouTube

Cucu Soeharto Segera Diadili

Usai Diperiksa KPK, Konsultan Pajak Kecebur Got

'Janganlah Sedikit-sedikit Pak Ahok'

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

9 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

12 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

49 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

53 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

57 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya