Keluarga Korban LP Cebongan Protes Istilah Preman
Editor
Rini Kustiani
Rabu, 10 April 2013 13:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga korban penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta, menemui anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, Albert Hasibuan, di kantor Wantimpres, Jakarta, Rabu, 10 April 2013. Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih satu jam itu dimulai sekitar pukul 10.00 WIB.
Dalam pertemuan, keluarga korban menyampaikan rasa prihatin atas insiden pembunuhan seorang anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Sersan Kepala Santoso, di Hugo's Cafe, Sleman, 19 Maret 2013, lalu. Peristiwa ini disebut-sebut menjadi pemicu insiden penembakan di penjara Cebongan, 23 Maret lalu. "Keluarga korban juga merasa berduka cita," kata Albert, seusai pertemuan.
Menurut Albert, keluarga korban juga menyampaikan bahwa insiden penjara Cebongan semestinya dijadikan momentum perbaikan penegakan hukum di Indonesia. Soalnya, insiden ini begitu luas, emosional, dan menyangkut berbagai aspek hukum. "Diharapkan nantinya penegakan hukum tidak seperti sekarang," ujarnya.
Merespons aspirasi atas perbaikan penegakan hukum, ia menambahkan, Dewan Pertimbangan akan melakukan kajian terhadap reformasi penegakan hukum. "Saya sudah membentuk tim kajian itu," ucap Albert. Menurut dia, tim kajian ini bakal terus bekerja hingga enam bulan ke depan.
Selain itu, keluarga korban menyampaikan keberatan lantaran sanak-saudara mereka dipersepsikan publik sebagai preman. "Seolah-olah preman itu dijadikan pembenaran terjadinya kekerasan itu," kata Albert.
Menurut dia, keluarga korban merasa penyebutan preman tidak tepat. "Keluarga korban merasa prihatin terhadap penyebutan preman," ujar Albert. Menurut dia, kedatangan mereka ditujukan untuk mencari keadilan atas insiden penembakan yang menewaskan keluarga mereka. "Wantimpres akan mengawal proses ini sampai akhir agar proses ini berlangsung secara adil."
Adapun keluarga korban yang hadir antara lain Yohanes Kadja (keluarga Hendrik Benyamin Sahetapy Engel alias Deki), Victor Mambait (kakak Yohanes Juan Manbait), Yanny Rohi Riwu (kakak Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi), dan Yohanes Lado (kakak Adrianus Candra Galaja alias Dedi).
PRIHANDOKO
Topik terhangat:
Partai Demokrat | Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Berita lainnya:
Tengok Cuitan Anas Urbaningrum Soal SMS
Mantan Pangdam IV: Komnas HAM Jangan Didengar
SBY: 1.000 Persen Ibu Ani Tak Terlibat Hambalang
Dirut MRT Irit Bicara, Ahok: Bagus Dong!
'SBY Tak Percaya Orang Lain Selain Dirinya Sendiri'