Juana Wangsa Putri Menangis Setelah Tersingkir

Reporter

Editor

Jumat, 27 Agustus 2004 09:58 WIB

TEMPO Interaktif, Athena: Matanya merah dan berkaca-kaca. Tangannya pun sibuk menyapu pipi yang basah oleh air mata. Ketika didekati, atlet taekwondo Juana Wangsa Putri hanya bisa berbicara pelan dengan nada kecewa."Sedih ya sedih. Saya kecewa karena banyak tendangan yang nggak masuk. Mungkin ini sudah rencana Tuhan. Saya juga nggak tahu, tapi secara pribadi saya nggak puas," tuturnya.Harapan pada taekwondoin putri kelahiran Jakarta pada 13 Februari 1977 di arena Olimpiade Athena 2004 memang cukup tinggi. Maklum, ia pernah meraih medali emas dalam Turnamen Kualifikasi untuk Olimpiade di Paris, Desember 2003. Di Athena, Juana yang diharap menembus final cabang taekwondo kelas fin di bawah 49 kilogram, ternyata harus tumbang di babak pertama. Ia kalah tipis 2-3 dari taekwondoin Kolombia, Gladys Alicia Mora Romero."Saya kira Juana seharusnya bisa melewati atlet Kolombia itu," kata pelatih asal Korea Selatan, Oh Il-nam, sehari sebelum Juana tampil.Dalam pertandingan yang berlangsung di Sports Pavillion, Athena, kemarin, baik Juana maupun Mora Romero tampil berhati-hati dan kurang agresif. Keduanya tak mau kecolongan angka secara mudah.Kedua pemain bahkan sempat terkena hukuman kyongo di ronde pertama. Juana mencetak satu angka di ronde pembuka. Di ronde kedua, giliran Mora Romero yang meraih satu angka. Di ronde terakhir, baik Juana maupun Mora Romero sama-sama mencetak angka, namun taekwondoin asal Kolombia itu meraih dua angka penting dan memastikan diri melangkah ke babak perempat final. Di babak delapan besar ini, Mora Romero akhirnya disingkirkan atlet Cina Taipei Chen Shih Hsin dengan skor 2-0.Sementara itu, taekwondoin putra Satriyo Rahadani merasa kemenangannya yang sudah di tangan dirampas oleh wasit. Ketika ronde ketiga masih menyisakan 6 detik lagi, lawannya yang asal Inggris Paul Green mendapat tambahan satu angka, sehingga skor pun imbang 6-6."Di ronde pertama dan ronde kedua saya sudah memimpin terus. Saat itu saya merasa yakin bisa menang," kata Satriyo. "Malah di ronde terakhir saya bilang pada diri sendiri: 'Jaga dan jangan sampai kecolongan'.""Saya tampil enjoy saja dalam pertandingan. Cuma pada akhir ronde ketiga itu nggak jelas poin mana yang didapat dia (Paul Green). Tiba-tiba saja skor jadi sama enam," kata Satriyo.Menurut peraturan, jika kedua atlet meraih angka sama hingga babak penentuan berakhir, yang memiliki agresivitas lebih yang dinyatakan sebagai pemenang. Dalam pertandingan itu, Satriyo dianggap kurang agresif, sehingga dinyatakan kalah.Dengan tersingkirnya Juana dan Satriyo di babak pertama cabang taekwondo Olimpiade Athena 2004, berarti sirna pula harapan kontingen Indonesia untuk menambah medali. Mereka adalah atlet Indonesia terakhir yang masih berlaga di Athena. Apa boleh buat. firman atmakusuma (athena)

Berita terkait

Meksiko Mengajukan Diri sebagai Tuan Rumah Olimpiade 2036

25 Maret 2023

Meksiko Mengajukan Diri sebagai Tuan Rumah Olimpiade 2036

Komisi Olahraga Nasional Meksiko menyatakan, secara ekonomi, negara itu tak layak menjadi tuan rumah Olimpiade 2036.

Baca Selengkapnya

41 Tahun Taufik Hidayat, Peduli Regenerasi Pemain Bulu Tangkis

10 Agustus 2022

41 Tahun Taufik Hidayat, Peduli Regenerasi Pemain Bulu Tangkis

Taufik Hidayat hari ini berulang tahun ke-41. Ini penggalan perjalannya sebagai mantan atlet bulu tangkis nomor wahid di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Taufik Hidayat Bilang Pernah Coba Disuap Malaysia, Begini Kata Lee Chong Wei

26 Agustus 2021

Taufik Hidayat Bilang Pernah Coba Disuap Malaysia, Begini Kata Lee Chong Wei

Taufik Hidayat mengaku pernah ditawari sejumlah uang untuk oleh ofisial Malaysia untuk mengalah dari Lee Chong Wei dalam Asian Games Doha tahun 2006.

Baca Selengkapnya

Banyak Tikus di Kemenpora, Taufik Hidayat: Olahraga Susah Maju

12 Mei 2020

Banyak Tikus di Kemenpora, Taufik Hidayat: Olahraga Susah Maju

Taufik Hidayat berpendapat, olahraga Indonesia bisa maju salah satunya jika separo dari pegawai di Kementerian Pemuda dan Olahraga diganti semua.

Baca Selengkapnya

Menjaga Tradisi Emas

1 Agustus 2008

Menjaga Tradisi Emas

Emas kali ini justru diharapkan datang dari nomor yang belum pernah meraih medali emas

Baca Selengkapnya

Olimpiade Athena Bukti Kebangkitan Asia

30 Agustus 2004

Olimpiade Athena Bukti Kebangkitan Asia

Sampai tadi malam, AS masih memimpin perolehan medali dengan 35 emas, 38 perak, dan 29 perunggu. Tetapi, Cina yang menduduki peringkat kedua hanya tertinggal empat keping emas. Inilah prestasi terbaik Cina sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya

Gagal di Tangan Paraguay, Irak Berharap Perunggu

26 Agustus 2004

Gagal di Tangan Paraguay, Irak Berharap Perunggu

Kini anak-anak asuh Adnan Hamd itu berharap pulang membawa medali perunggu di babak playoff menghadapi Italia.

Baca Selengkapnya

Sutiyoso Beri Bonus Rumah Rp 2 Miliar untuk Taufik

25 Agustus 2004

Sutiyoso Beri Bonus Rumah Rp 2 Miliar untuk Taufik

Peraih medali emas Taufik Hidayat yang sudah pasti meraih bonus uang tunai Rp 1 miliar dari KONI Pusat, juga mendapat tambahan bonus berupa rumah senilai Rp 2 miliar dari Ketua Umum PB PBSI Sutiyoso.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Pejabat Sambut Pahlawan Olimpiade

24 Agustus 2004

Tak Ada Pejabat Sambut Pahlawan Olimpiade

Yang akan ada hanya upacara penyambutan sederhana dipimpin Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar dan dihadiri jajaran pengurus KONI serta pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI).

Baca Selengkapnya

Supriati Gagal Masuk Babak Final

23 Agustus 2004

Supriati Gagal Masuk Babak Final

Atlet atletik Indonesia hanya menyisakan Edi Zakaria, spesialis lari gawang 110 meter yang baru akan tampil pada babak kualifikasi 24 Agustus mendatang.

Baca Selengkapnya