Pelaku Penyerangan Penjara Sleman Mulai Terkuak

Reporter

Senin, 1 April 2013 08:27 WIB

Jenazah Adrianus Chandra Galaja alias Dedi yang menjadi korban penembakan di LP Cebongan, tiba di Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur, (25/3). TEMPO/Jhon Seo

TEMPO.CO, Yogyakarta– Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta mulai menemukan titik terang dalam mengungkap siapa pelaku penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Dalam waktu dekat, polisi akan menyebar satu atau dua sketsa wajah pelaku penyerangan.

"Ada satu atau dua sketsa wajah yang akan disebar, yaitu pelaku yang membuka penutup kepala ketika menunjukkan surat," kata Komisaris Besar Kris Erlangga, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Yogyakarta, Ahad, 31 Maret 2013.

Menurut Kris, sketsa itu dibuat berdasarkan keterangan sejumlah saksi. Seorang penjaga LP Cebongan memang sempat mengintip dari lubang pintu utama penjara ketika pintu itu digedor dari luar oleh salah seorang anggota gerombolan penyerang. Saat itu, penjaga LP melihat jelas wajah si pelaku karena penutup wajahnya dibuka dan digulung hingga jidat. Si pelaku mengaku sebagai petugas Polda Yogyakarta yang hendak "meminjam" empat tahanan. Dia lalu menunjukkan sebuah surat berkop Polda Yogya.

Sebelum sketsa itu disebarkan kepada publik, Kris memastikan akan menunjukkannya kepada semua saksi di penjara Sleman. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, polisi menduga ada dua pelaku yang tidak menggunakan penutup wajah. Tapi, menurut Ketua LP Sleman, Sukamto, ada empat pelaku yang tidak memakai penutup wajah.

Akibat penyerangan oleh gerombolan bersenjata laras panjang itu, empat tahanan tewas ditembak. Para korban adalah Hendrik Angel Sahetapy (Deki), Adrianus Candra Galaja (Dedi), Yohanis Juan Manbait, dan Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu. Keempatnya adalah tahanan titipan Polda Yogya dalam kasus pengeroyokan anggota Komando Pasukan Khusus, Sersan Satu Santoso, di Hugo’s Cafe, Yogya, tiga hari sebelumnya.

Polisi juga memastikan penyerang menggunakan 13 senjata api laras panjang dan satu senjata api laras pendek. Berdasarkan senjata yang dibawa, menurut Kris, mereka merupakan orang yang mempunyai akses ke tempat penyimpanan senjata dalam jumlah banyak. "Bisa tentara, bisa juga polisi," ujarnya.

Pernyataan Kris ini menguatkan indikasi keterlibatan personel TNI Angkatan Darat dalam peristiwa penyerangan LP Sleman. Indikasi ini sudah diakui Kepala Staf TNI AD Jenderal Pramono Edhie Wibowo kepada wartawan, akhir pekan lalu. "Hasil temuan sementara tim investigasi kepolisian memperlihatkan keterlibatan atau peran oknum TNI AD yang bertugas di Jawa Tengah," katanya. Cek info seputar serangan profesional di Penjara Cebongan, Sleman, di sini.

MUH SYAIFULLAH | MUHAMMAD RIZKI

Topik Terhangat:
EDISI KHUSUS Guru Spiritual Selebritas || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo|| Nasib Anas

Berita Terkait:

Kasus Cebongan, Ketika Detektif Dunia Maya Beraksi

Malam Jahanam di Cebongan
Sketsa Wajah Penyerang LP Cebongan Segera Disebar

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

4 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

5 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

11 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

1 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

1 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

1 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

1 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

1 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya