Firasat Buruk Pemindahan Tahanan Lapas Sleman  

Reporter

Senin, 25 Maret 2013 12:00 WIB

Sejumlah petugas kepolisian bersenjata laras panjang berjaga di depan Lapas IIB Cebongan, kabupaten Sleman, Yogyakarta (23/3), setelah terjadi penyerangan oleh segerombolan orang bersenjata laras panjang pada Sabtu (23/3) dini hari dan membunuh 4 orang tersangka pembunuhan Sertu Santoso. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar hukum pidana Universitas Indonesia Andi Hamzah menilai tidak ada yang salah dalam perpindahan tahanan dari penjara di Kepolisian Daerah Yogyakarta ke Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun biasanya, penahanan di Kepolisian (Polda) menghabiskan waktu hingga 20 hari.

"Biasanya, ditahan di Polda 20 hari, kemudian kalau jaksa memperpanjang, waktu penahanannya bertambah lagi 40 hari," kata Andi saat dihubungi, Jumat, 24 Maret 2013. "Dalam rentang waktu yang 40 hari inilah biasanya tempatnya di LP."

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar Azis mengatakan Sukamto, Kepala LP Cebongan, punya firasat buruk soal pengiriman empat tersangka penganiayaan yang menyebabkan tewasnya anggota Kopassus Sersan Satu Santoso.

Empat tersangka itu ialah Hendrik Benyamin Sahetapy alias Diki, Yohanis Juan Manbait alias Juan, Gamaliel Yermiyanto Rohi Riwu alias Adi, dan Adrianus Chandra Galaja alias Dedi. Mereka dikirim ke penjara Cebongan bersama dengan tujuh tahanan lainnya. (Baca: Lihat Teman Satu Sel Didor, Napi Cebongan Trauma)

Pengiriman itu terjadi pada Jumat, 22 Maret 2013. Haris mengatakan tak biasanya Kepolisian menitipkan tahanan ke LP, apalagi pemeriksaan tersangka baru berjalan sekitar tiga atau empat hari.

Sukamto lantas mengontak Polda Yogyakarta untuk menanyakan alasan pengiriman empat tersangka tersebut. Tak hanya mengontak Polda, dia juga mengontak Markas Besar Kepolisian. Firasat buruk Sukamto ternyata terbukti. (Baca: Penyerangan LP Sleman Terencana, Ini Indikasinya)

Menurut Andi, perpindahan tahanan dari Kepolisian ke LP memang wajar terjadi dengan alasan beragam. Misalnya jumlah tahanan di LP melebihi kapasitas atau untuk urusan penyidikan. (Baca: Operasi Buntut Kuda Penjara Cebongan Sleman)

MUHAMAD RIZKI KURNIAWAN | ANANDA BADUDU



Berita Lainnya:
Operasi Buntut Kuda Penjara Cebongan Sleman
Jokowi Lambungkan Elektabilitas PDI Perjuangan
Partai Demokrat Juara Partai Korup
Lihat Teman Satu Sel Didor, Napi Cebongan Trauma
IPW: Penyerang LP Sleman Pasukan Siluman

Berita terkait

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

10 hari lalu

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

11 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

Menurut Al Araf, TNI dan Polri harus mengubah pola pikir tentang jiwa korsa untuk menghentikan bentrok TNI vs Polri yang kerap terjadi.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

12 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

12 hari lalu

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

Polda Papua Barat akan menyelidiki penyebab terjadinya bentrok TNI vs Polri di Sorong.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

12 hari lalu

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

Diduga kuat terjadi salah paham antara anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan laut Sorong, Ahad lalu.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

13 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

Komandan Satuan Brimob dan Kepala Unit Propam Polda Papua Barat turun tangan menyelidiki penyebab bentrokan di Pelabuhan Sorong

Baca Selengkapnya

Rangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong

13 hari lalu

Rangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merangkul Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat ditanya soal bentrok personel Brimob dan TNI AL di Sorong

Baca Selengkapnya

Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri

13 hari lalu

Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri

Kapolda Papua Barat mengatakan penyelidikan bentrok Brimob vs TNI AL akan dilakukan secara utuh untuk memperoleh titik terang asal mula kejadian.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum

13 hari lalu

Anggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum

Anggota TNI/Polri yang terlibat bentrok di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Ahad pagi, 14 April 2024, akan dihukum sesuai aturan yang berlaku.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Kota Sorong, Polri: Harus Selalu Sinergi

13 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Kota Sorong, Polri: Harus Selalu Sinergi

Kapolda Papua Barat memastikan kasus bentrok antara anggota TNI AL dan anggota Brimob di Sorong itu akan diselesaikan secara tuntas.

Baca Selengkapnya