Ditentang di Poso, Ini Alasan Densus 88 Dibentuk

Reporter

Editor

Pruwanto

Jumat, 8 Maret 2013 07:52 WIB

Densus 88. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Rekaman video lawas itu sempat membuat geger. Kritik tajam diarahkan kepada tim elite Kepolisian RI, Detasemen Khusus 88 Antiteror. Bahkan pembubaran satuan khusus pembasmi teroris mencuat lagi. "Usulnya sangat tidak logis. Kalau Densus Bubar siapa yang hadapi teroris?" kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Inspektur Jenderal (Purn) Ansyaad Mbai kepada Tempo, Kamis, 7 Maret 2013.

Video yang beredar di Youtube itu memang aksi Detasemen Khusus 88 Antiteror. Peristiwa itu diduga adalah rekaman dari aksi 18 anggota Densus 88 dan Brimob kala menangkap 14 warga Kalora, Poso, Desember 2012. Warga Kalora ini diperiksa atas dugaan keterlibatan mereka dalam penembakan empat anggota Brimob di Tamanjeka, Gunung Biru, Poso. Pada saat pemeriksaan, 14 orang ini dipukuli dan mengalami luka lebam dan luka fisik lainnya.

Belakangan terungkap sebagian isi video adalah rekaman peristiwa penyerbuan Densus 88 ke Tanah Tinggi, Poso, pada 2007. Sejumlah tersangka yang sepintas tampak sedang dianiaya adalah para pelaku pengeboman gereja dan pelaku mutilasi warga. Kepolisian mengatakan dua di antaranya, Wiwin Kalahe alias Tomo dan Basri,. kini sudah dipenjara.

Melihat video tersebut, sejumlah pemimpin Majelis Ulama Indonesia, Pengurus Pusat Muhammadiyah, dan ormas Islam melapor ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, akhir Februari lalu. Laporan ini kemudian diikuti pendapat sejumlah pakar supaya satuan khusus itu dibubarkan. Komisioner Komnas HAM, Siane Indriani, menganggap kekerasan itu mengindikasikan adanya pelanggaran HAM berat oleh polisi. Komnas sedang menginvestigasi kasus tersebut dan sudah mengantongi bukti video kekerasan tersebut.

Ansyaad mengatakan tak mengerti dengan jalan pikiran para pengusul pembubaran Densus 88. Menurut dia, mereka yang menyudutkan dan menilai buruk kinerja Densus hanya karena satu peristiwa berarti tak mengerti akan bahaya yang dihadapi Indonesia saat ini. "Kita menghadapi kelompok jaringan yang melanggar HAM paling berat,” kata dia. “Densus hadir untuk memberantasnya."

Ansyaad berkisah singkat awal mula lahirnya Densus 88. Densus dibentuk karena respons pemerintah terhadap ancaman terorisme setelah kejadian Bom Bali I 2002. Kekuatan kepolisian yang reguler tidak memungkinkan untuk berfokus kepada penanggulangan terorisme. "Dari pengalaman, ya kami kewalahan. Kemudian disadari sebenarnya diperlukan satuan khusus yang punya kemampuan khusus untuk mengungkap dan menangkap teroris," ujarnya.

Mengendus jaringan terorisme yang tersebar di Indonesia bukan perkara gampang. Menurut Ansyaad, butuh investigasi dan perencanaan akurat. Di sisi lain, pemerintah tak ingin kecolongan dengan kejadian serupa di masa lalu. "Pemerintah tak ingin ada operasi militer seperti dulu yang akhirnya malah melanggar HAM secara masif,” kata dia. “Makanya dibentuklah satuan yang mumpuni, Densus 88."

Ansyaad memastikan kinerja Densus 88 dalam menangani para teroris lebih baik dibandingkan di negara-negara lain. "Kami lebih soft. Di Filipina pakai operasi militer, di Yaman terorisnya dirudal," kata mantan Kepala Polda Sumatera Utara ini.

MUNAWWAROH

Baca juga
EDISI KHUSUS: Kontroversi Densus
SBY Akui Lebih Sering ke Luar Negeri

Pereira: Inter Mampu Balikkan Keadaan

Ansyaad: Musuh Itu Teroris, Bukan Densus

Berita terkait

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

9 hari lalu

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

Tindakan ini guna memastikan kemanan World Water Forum Ke-10 di Bali pada Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

17 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

BNPT Dukung Pencapaian Visi Indonesia Emas 2045

36 hari lalu

BNPT Dukung Pencapaian Visi Indonesia Emas 2045

Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Bangbang Surono, A.k, M.M, CA., optimis BNPT mampu berperan dan berdampak dalam mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045.

Baca Selengkapnya

Peran Perempuan dalam Terorisme Harus Dilihat Secara Holistik

26 Februari 2024

Peran Perempuan dalam Terorisme Harus Dilihat Secara Holistik

Executive Board Asian Moslem Network (AMAN) Indonesia, Yunianti Chuzaifah, menyoroti kaitan kaum perempuan Indonesia dengan terorisme tak hanya terjadi di ruang publik, melainkan juga di ruang domestik.

Baca Selengkapnya

Cegah Teroris, Tito Minta BNPT Buat Program untuk yang Terpapar Paham Takfiri dan Jihadi

21 Februari 2024

Cegah Teroris, Tito Minta BNPT Buat Program untuk yang Terpapar Paham Takfiri dan Jihadi

Plt Menkopolhukam Tito Karnavian meminta BNPT membuat sejumlah program untuk mencegah terorisme di Indonesia

Baca Selengkapnya

Catatan Jamaah Islamiyah Dinyatakan Sebagai Dalang di Balik Bom Natal 2000 dan Bom Bali

24 Desember 2023

Catatan Jamaah Islamiyah Dinyatakan Sebagai Dalang di Balik Bom Natal 2000 dan Bom Bali

Kelompok ini diduga membentuk organisasi resmi pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an dan lalu disebut dalang peristiwa Bom Natal 2000 dan Bom Bali.

Baca Selengkapnya

Para Mantan Napi Teroris Diajak Menanam Padi

15 November 2023

Para Mantan Napi Teroris Diajak Menanam Padi

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Kementerian Pertanian (Kementan) ajak mantan narapidana terorisme menanam padi.

Baca Selengkapnya

Eks Kepala BNPB Doni Monardo Dirawat di Rumah Sakit, Keluarga Pastikan Kondisinya Stabil

23 September 2023

Eks Kepala BNPB Doni Monardo Dirawat di Rumah Sakit, Keluarga Pastikan Kondisinya Stabil

Eks Kepala BNPB Doni Monardo sakit dan sedang dirawat secara intensif di rumah sakit.

Baca Selengkapnya

Teken MoU Kerja Sama dengan BNPT, Gibran: Tanggulangi Radikalisme, Terorisme, dan Intoleransi

20 September 2023

Teken MoU Kerja Sama dengan BNPT, Gibran: Tanggulangi Radikalisme, Terorisme, dan Intoleransi

Gibran mengemukakan Pemerintah Kota Solo memang sangat serius dalam penanggulangan masalah intoleransi dan radikalisme.

Baca Selengkapnya

Wapres Ma'ruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Pengkhususan dalam Mengawasi Rumah Ibadah

8 September 2023

Wapres Ma'ruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Pengkhususan dalam Mengawasi Rumah Ibadah

Menurut Wapres Ma'ruf Amin, masalah itu datang apabila ada pengkhususan terhadap suatu objek seperti rumah ibadah.

Baca Selengkapnya