TEMPO Interaktif, Banda Aceh:Tiga panglima Gerakan Aceh Merdeka, yaitu Muzakkir Manaf (Panglima GAM Komando Pusat di Tiro), Darwis Jeunieb (Panglima GAM Wilayah Jeunieb) dan Teungku Abrar Muda (Panglima GAM Aceh Selatan) dikabarkan tertembak dalam serangkaian serangan terpisah yang dilancarkan aparat TNI beberapa waktu lalu. Namun, pihak GAM membantah informasi itu. Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan Mayjen TNI Endang Suwarya mengatakan, informasi tentang tertembaknya ketiga panglima GAM itu diperoleh dari keterangan aparat intelijen yang terpercaya di lapangan. "Dari laporan intelijen Muzakir (Manaf) terkena dalam serangan udara di Sawang Aceh Utara dan harus ditandu anak buahnya," ujar Endang kepada wartawan di Banda Aceh, jumat (13/8). Sedangkan Darwis dan Abrar, kata Endang, dikabarkan mengalami luka tembak dalam pertempuran dengan TNI beberapa hari lalu. Namun, keduanya juga diselamatkan anak buahnya. Menurut Endang, hingga kini aparat TNI masih mengejar para petinggi GAM. Namun, diakuinya, tak mudah menangkap tokoh-tokoh itu. Pasalnya, kata dia, para panglima GAM mendapat pengawalan berlapis dari anak buahnya di lapangan. Apalagi, kata dia, saat ini sebagian besar pasukan GAM berkonsentrasi di daerah perbatasan antar kabupaten sehingga sulit terpantau dan terjangkau pasukan TNI. Sebab, patroli TNI di satu kabupaten biasanya tidak mencapai perbatasan. Panglima Operasi GAM Komando Pusat Tiro, Ishak Daud, membantah kabar tertembaknya Muzakir dan Darwis. Sedangkan tentang Abrar, Ishak mengaku tidak mengetahui persis. Ishak yang dihubungi Tempo News Room melalui telepon satelit mengatakan, dirinya terakhir kali berkomunikasi dengan Muzakkir dan Darwis lewat telepon satelit pada Rabu (11/8) lalu. Saat itu, kata dia, keduanya berada di dua lokasi terpisah dan dalam keadaan baik-baik saja. "Jadi kabar itu tidak benar. Itu hanya untuk menyenangkan para pemimpin mereka di Jakarta seolah-olah operasi mereka telah berhasil," ujar Ishak sambil tertawa. Ia menolak menjelaskan lokasi persis kedua petinggi GAM itu berada. Yuswardi A. Suud - Tempo News Room