Beda Soeharto dan SBY Soal Cara Urus Partai  

Reporter

Senin, 25 Februari 2013 19:34 WIB

Wiranto. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat, Wiranto, mengkritik sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang terlalu larut dalam mengurus Partai Demokrat . Menurut dia, sebagai presiden, SBY seharusnya tak hanya memperhatikan satu partai saja. "Saya sudah sampaikan berulang-ulang dan pada beberapa presiden saya katakan, presiden itu presiden seluruh rakyat. Yang dibina adalah seluruh partai politik, bukan hanya satu partai," kata Wiranto usai meluncurkan program Hanura digital di Gedung Perfilman Umar Ismail, Jakarta Selatan, Senin, 25 Februari 2013.

Menurut Wiranto, sebagai seorang pejabat negara, presiden seharusnya tak lagi mengurus hal teknis tentang partai. Presiden seharusnya meletakkan kepentingan bangsa dari kepentingan kelompok. Hal ini kata Wiranto, sesuai dengan prinsip politik loyalitas pada partai berakhir ketika loyalitas pada negara dimulai.

Meski jabatan presiden adalah jabatan politik, Wiranto mengatakan, tugas seorang presiden tak boleh terganggu dengan tugas partai. Wiranto mencontohkan masa kepemimpinan Soeharto saat menjabat presiden. Menurut Wiranto, selama 3 tahun menjadi ajudan Soeharto, dia tak pernah melihat mantan Ketua Umum Golkar itu terlalu sibuk mengurus Golkar. "Selama 3 tahun tak pernah Pak Harto pakai baju kuning."

Soeharto, kata Wiranto, selalu menghindari kecemburuan partai politik lain. "Presiden itu mengayomi, namanya Presiden Republik Indonesia." Hal sama juga harusnya dilakukan oleh para menteri di kabinet. Menteri, menurut Wiranto, tak boleh lagi terikat hanya dengan satu partai saja, tetapi harus menjadi pemimpin untuk semua partai.

Wiranto meminta, di akhir masa jabatannya, SBY tak hanya sibuk mengurus Demokrat. SBY tak boleh membedakan perlakuan pada satu partai dengan partai lainnya. Jika seorang Presiden sampai lebih memilih mengurus partai, ujar Wiranto , akan ada banyak masalah dan mengganggu stabilitas politik negara.

Akhir-akhir ini, Presiden SBY yang merupakan Ketua Majelis Tinggi Demokrat memang sibuk mengurus partai. Apalagi Ketua Umum partai, Anas Urbaningrum, baru ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi proyek pusat olahraga terpadu Hambalang, Bogor. SBY bersama anggota majelis tinggi lainnya juga tengah berjuang menaikkan elektabilitas partai yang anjlok hingga di bawah 10 persen. Padahal pada 2009 lalu, Demokrat keluar sebagai pemenang pemilu dengan suara 20,8 persen.

IRA GUSLINA SUFA

Berita terkait:
SBY Juga Kumpulkan Staf Khusus Presiden
SBY Masih Tutup Mulut Soal Anas
Majelis Tinggi Demokrat Gelar Pertemuan Malam Ini

Berita terkait

AHY Sebut Perseteruan dengan Moeldoko di Demokrat Sudah Lewat

26 Februari 2024

AHY Sebut Perseteruan dengan Moeldoko di Demokrat Sudah Lewat

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut tidak ingin membesar-besarkan perseteruannya dengan Moeldoko yang ia anggap sudah lewat.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan AHY Duga Moeldoko Ingin Jegal Pencapresan Anies Baswedan

4 April 2023

Ini Alasan AHY Duga Moeldoko Ingin Jegal Pencapresan Anies Baswedan

AHY mengungkapkan alasan dugaan Moeldoko ingin menghalangi pencapresan Anies Baswedan dengan mengambil alih Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

AHY hingga Moeldoko Angkat Bicara Soal Klaim Bukti Baru di PK Kasus Kudeta Partai Demokrat

4 April 2023

AHY hingga Moeldoko Angkat Bicara Soal Klaim Bukti Baru di PK Kasus Kudeta Partai Demokrat

AHY, Kuasa Hukum Partai Demokrat, hingga Moeldoko memberikan tanggapannya terkait klaim bukti baru di peninjauan kembali kasus kudeta Partai Demokrat.

Baca Selengkapnya

Moeldoko Ajukan PK Kasus KLB Partai Demokrat, Andi Mallarangeng: Moeldoko Lagi, Lagi-lagi Moeldoko

4 April 2023

Moeldoko Ajukan PK Kasus KLB Partai Demokrat, Andi Mallarangeng: Moeldoko Lagi, Lagi-lagi Moeldoko

KSP Moeldoko mengajukan PK selang sehari setelah Partai Demokrat usung Anies Baswedan sebagai capres 2024. Ini kata AHY dan Andi Mallarangeng.

Baca Selengkapnya

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

16 Januari 2023

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

Selain salah satu ikon Jawa Timur, Jembatan Suramadu juga menyambungkan hidup antara dua pulau. Simak sejarah singkat berdirinya jembatan tersebut.

Baca Selengkapnya

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

11 Oktober 2022

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

SBY mengungkapkan dengan melukis dapat mendatangkan kedamaian dalam hatinya sekaligus berharap dapat mengobati rasa rindu.

Baca Selengkapnya

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

22 September 2022

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?

Baca Selengkapnya

Proliga 2022: Begini Kata SBY Usai Saksikan Bogor LavAni Kalahkan Kudus Sukun

8 Januari 2022

Proliga 2022: Begini Kata SBY Usai Saksikan Bogor LavAni Kalahkan Kudus Sukun

SBY ikut menyaksikan kemennagan Bogor LavAni atas Kudus Sukun Badak dalam laga Proliga 2022 di Sentul, Sabtu, 8 Januari.

Baca Selengkapnya

Proliga 2022: Didirikan SBY, Bogor LavAni Diperkuat Banyak Pemain Binaan Sendiri

6 Januari 2022

Proliga 2022: Didirikan SBY, Bogor LavAni Diperkuat Banyak Pemain Binaan Sendiri

Bogor LavAni, yang didirikan SBY, bakal melakukan debut dalam kompetisi bola voli paling bergengsi PLN Mobile Proliga 2022.

Baca Selengkapnya

Ketahui Apa Saja Gejala Kanker Prostat

2 November 2021

Ketahui Apa Saja Gejala Kanker Prostat

Kanker prostat menyasar pria dewasa sampai berusia lanjut. Apa saja gejala kanker prostat?

Baca Selengkapnya