Senjata Separatis Papua Diduga Hasil Rampasan

Reporter

Editor

Muchamad Nafi

Jumat, 22 Februari 2013 15:36 WIB

REUTERS/Jason Lee

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto, menyatakan, pemerintah belum memutuskan untuk meningkatkan status Papua setelah tewasnya delapan anggota TNI dalam penyerangan kelompok separatis di Papua. Menurut dia, status dan evaluasi akan ditentukan dalam rapat kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara saat ini.

"Kita lihat hasil rapat siang ini. Dengan operasi apa pun, pelaku kejahatan harus ditangkap," kata Djoko Suyanto saat ditemui di Istana Negara, Jumat, 22 Februari 2013.

Ia menyatakan, pemerintah akan melaksanakan operasi atau kebijakan yang sangat terukur sesuai kapasitas dan ancaman. "Jadi mereka bawa senjata, kita tidak mungkin bawa parang, kan terukur."

Menurut dia, senjata kelompok separatis kemungkinan berasal dari rampasan saat penyerangan beberapa pos aparat keamanan. Namun, siapa saja pelakunya, Djoko belum mengetahui secara pasti karena belum ada yang tertangkap. Karena itu pula, belum diketahui jenis senjata, kelompok, dan lokasi penyerangan. "Proyektil yang ada akan menjadi data untuk identifikasi," kata dia.

Sebenarnya, kata Djoko, pemerintah sudah melakukan pendekatan yang baik pada masyarakat Papua secara ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Pendekatan keamanan diklaim sudah lama ditinggalkan pemerintah untuk menangani masalah di sana.

Penyerangan kelompok separatis kemarin merupakan bentuk tindakan agresif terhadap aparat keamanan. Kelompok tersebut menyerang anggota TNI yang tidak melakukan kegiatan keamanan, tetapi hanya berjaga di pos dan dalam perjalanan ke bandara. Namun, kejadian penyerangan di dua tempat tadi tidak menunjukkan situasi keamanan di Papua secara keseluruhan.

Pada Kamis, 21 Februari 2013, delapan anggota TNI tertembak di dua tempat berbeda, yakni satu orang di wilayah Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya, dan tujuh orang lainnya di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak. Peristiwa penembakan di Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya, terjadi pada pukul 09.30 WIT.

Pos TNI yang terletak di Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya, diserang orang tak dikenal yang mengakibatkan Pratu Wahyu Wibowo dari Yonif 753 tewas dan rekannya, Lettu Reza dari Yonif 753, tertembak di lengan.

Sedangkan peristiwa kedua terjadi pada pukul 10.30 WIT di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak. Saat itu, ada 12 anggota TNI dari Koramil 1714 Sinak menuju Bandara Ilaga, yang berjarak sekitar kurang-lebih 3 kilometer. Para prajurit TNI ini hendak mengambil alat komunikasi. Tapi, di tengah perjalanan yang kondisinya mendaki, mereka dihadang dan ditembaki sekelompok orang bersenjata dari atas bukit.

Tujuh anggota TNI tewas di tempat, yakni Pratu Mustofa dan Sertu M. Udin dari Koramil Sinak 1714 PJ. Sedangkan lima orang lainnya dari Batalion 753 Nabire: Sertu Ramadhan, Sertu Frans, Pratu Edi, Praka Jojo Wiharjo, dan Praka Wempi.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita terkait

Mantan Jenderal TNI yang Sukses Jadi Pengusaha kaya

5 Oktober 2021

Mantan Jenderal TNI yang Sukses Jadi Pengusaha kaya

Selepas pensiun banyak jenderal TNI yang sukses di dunia usaha hingga memiliki kekayaan yang melimpah.

Baca Selengkapnya

Selain Gatot Nurmantyo, Ini 4 Panglima TNI yang Pernah Dapat Bintang Mahaputera

5 November 2020

Selain Gatot Nurmantyo, Ini 4 Panglima TNI yang Pernah Dapat Bintang Mahaputera

Eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo akan mendapat Bintang Mahaputera. Ada empat panglima juga yang pernah mendapat penghargaan serupa.

Baca Selengkapnya

Ketimbang Menjabat Menteri, Luhut Sebut Lebih Enak Jadi Tentara

2 Mei 2020

Ketimbang Menjabat Menteri, Luhut Sebut Lebih Enak Jadi Tentara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memilih bertugas sebagai tentara ketimbang menteri.

Baca Selengkapnya

Cerita SBY Saat Ani Yudhoyono Pergi: Ini Air Mata Cinta

1 Juni 2019

Cerita SBY Saat Ani Yudhoyono Pergi: Ini Air Mata Cinta

Terlihat di video yang viral itu, SBY menjelaskan detik-detik komunikasi terakhirnya dengan Ani Yudhoyono di depan keluarga dan kerabat.

Baca Selengkapnya

Reformasi TNI di Masa Presiden Jokowi Dinilai Berjalan Mundur

7 Februari 2018

Reformasi TNI di Masa Presiden Jokowi Dinilai Berjalan Mundur

Sejumlah kalangan menilai reformasi di tubuh TNI mengalami langkah mundur di masa Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Polri Dinilai Beri Pintu Masuk TNI Masuk ke Ranah Ketertiban

4 Februari 2018

Polri Dinilai Beri Pintu Masuk TNI Masuk ke Ranah Ketertiban

Pengamat hukum Bivitri Susanti meminta nota kesepahaman Polri dan TNI soal pemeliharaan keamanan dan ketertiban dibatalkan.

Baca Selengkapnya

YLBHI: Sistem Peradilan Militer Harus Segera Diperbarui

16 Desember 2017

YLBHI: Sistem Peradilan Militer Harus Segera Diperbarui

Pengacara publik dari Lembaga Bantuan Hukum Julius Ibrani mengatakan reformasi sektor militer di Indonesia masih belum mencapai targetnya.

Baca Selengkapnya

Hut TNI 72 Tahun, Simak Cuitan Netizen

7 Oktober 2017

Hut TNI 72 Tahun, Simak Cuitan Netizen

Topik mengenai TNI di lini masa merupakan salah satu isu yang selalu "in" di mata Netizen, terutama marak dibicarakan saat merayakan HUT TNI kali ini

Baca Selengkapnya

Ini Alutsista yang Dipamerkan pada Acara HUT TNI di Cilegon

5 Oktober 2017

Ini Alutsista yang Dipamerkan pada Acara HUT TNI di Cilegon

Peringatan HUT TNI ke-72 dilaksanakan di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, Kamis 5 Oktober 2017. Acara ini dimulai pukul 08.00.

Baca Selengkapnya

Kodim Brebes Gelar Nobar Film G30S PKI di Desa dan Sekolah

22 September 2017

Kodim Brebes Gelar Nobar Film G30S PKI di Desa dan Sekolah

Komando Distrik Militer 0713/Brebes akan menggelar nonton bareng film G 30S PKI di setiap desa dan beberapa sekolah.

Baca Selengkapnya