Kera Lereng Merapi Menyerang, Waspadai Rabies

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 18 Februari 2013 20:51 WIB

Gunung Merapi dilihat dari Kali Kuning, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta- Para wisatawan dan warga di kawasan Kaliurang dan sekitarnya diimbau hati-hati terhadap kera ekor panjang (macaca fascicularis) yang jumlahnya ribuan di lereng Gunung Merapi itu. Sebab, jika tergigit bisa menyebabkan luka dan terkena penyakit rabies. "Kawanan kera sering turun ke warung di kawasan Kaliurang bahkan ke pemukiman warga," kata Kepala Seksi Konservasi Alam, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Daerah Istimewa Yogyakarta, Titik Sudaryanti, Senin 18 Februari 2013.

Jika merasa terganggu, kera-kera itu akan menyerang. Bahkan saat warga atau wisatawan memberi makanan kecil. Kawanan kera liar yang sampai menyerang dan merusak warung-warung makan pun diburu dan dijerat untuk dibawa ke penangkaran untuk diberi vaksin bekerja sama dengan Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Sleman.

Kawanan kera itu, jika kehabisan makanan di hutan lereng Merapi di sisi barat daya, maka mencari sumber makanan hingga ke pemukiman warga. Maka perlu kewaspadaan jika mereka menyerang manusia. Ia menyatakan, pada Desember tahun lalu ada seorang bocah digigit monyet di Dusun Tekik, Turi, Sleman. Anak itu lalu dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan.

Sayangnya, kata dia kera-kera liar itu tidak divaksin. Jelas saja, kawanan itu merupakan binatang liar yang dilindungi dan hidup di kawasan hutan. Otomatis, ada kesulitan dalam penangkapan kera liar untuk divaksin. "Kami memasang perangkap monyet di lokasi yang menjadi sasaran kera di permukiman," kata dia.

Kawanan monyet itu sering mencari makan di sekitar pemukiman karena beberapa hal. Pola makan kera itu berubah karena banyak pengunjung yang memberi makanan. Sedangkan kawasan hutang di lereng gunung itu mayoritas rusak akibat erupsi 2010.

Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan, Sleman, Suwandi Aziz menambahkan, pihaknya selalu menyediakan vaksin penyakit rabies. Yaitu untuk vaksin anjing liar dan kera r panjang yang membahayakan warga. "Sayangnya sulit sekali menangkap kera-kera itu," kata dia.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Mafilindati Nuraini, kera ekor panjang bisa menularkan rabies melalui gigitan. Luka bekas gigitan tersebut bisa menyebabkan masuknya kuman atau virus dan terkena penyakit rabies. "Jangan sampai tergigit," kata dia.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

7 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

47 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

51 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

55 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya