Rumah yang di bakar saat rusuh pilkada di Kabupaten Puncak, Papua Barat (31/7). AP
TEMPO.CO , Bandung - Anggota KPU Ferry Kurnia Rizkiansyah mengaku khawatir dengan proses Pemilihan Kepala Daerah Papua yang diwarnai sejumlah insiden. Selain tewasnya anggota Dewan, sebuah kantor KPU di Mamberamo juga terbakar. "Mudah-mudahan tidak ada yang memang mengkhawatirkan," kata Ferry di di Sekretariat KPU Jawa Barat, Rabu, 30 Januari 2013.
Menurut dia, KPU berkewajiban untuk memastikan aspirasi rakyat Papua yang disalurkan lewat surat-suara aman. "Itu saja yang perlu dipertanggungjawabkan oleh teman-teman di Papua," kata Ferry.
Penanganan gangguan keamanan di Papua, kata dia, menjadi otoritas pihak keamanan. "Kalau toh berkaitan keamanan, silahkan, ada ahlinya," kata Ferry.
Ferry mengaku belum tahu apakah kebakaran juga menghanguskan kotak-kotak suara. "Kami berharap data itu tidak terbakar, semoga kotak-suara yang ada itu betul-betul dijaga oleh aparat," kata dia.
Dia mengatakan, secepatnya akan menghubungi KPU Mamberamo untuk menanyakan soal kondisi surat suara pemilukada Papua. "Minimal job kami adalah bagaimana suara yang disalurkan oleh masyarakat di sana betul-betul aman. Itu yang akan kita lakukan," kata Ferry.