Yogyakarta Kembangkan Sejuta Hektare Hutan Bambu  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Kamis, 31 Januari 2013 18:57 WIB

Bambu Wulung. ANTARA/Anis Efizudin

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan pengembangan hutan seluas 1 hektare selama lima tahun ke depan. Sebab, tanaman bambu semakin langka secara nasional. Diharapkan, DIY menjadi pengungkit perekonomian masyarakat, melalui tanaman bersama daerah lain, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, dan Bali.

“Kalau 1 juta tidak mampu, ya dikurangi,” kata Kukuh Sutoto, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Opak dan Progo, menjelang Lokakarya Pembentukan Jaringan Kerja Kebangkitan Bambu Nusantara, di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, Kamis, 31 Januari 2013.

Asumsinya, dalam 1 hektare lahan, dapat ditanami 400 rumpun bambu, masing-masing terdiri lima batang bambu. Artinya, satu hektare lahan menghasilkan sekitar 2.000 batang bambu, harga satu rumpun Rp 20 ribu, dan yang telah diawetkan Rp 120 ribu. Untuk 1 juta hektare hutan bambu, DIY akan mampu menambah devisa Rp 40 triliun per tahun.

Dari 18 ribu hektare lebih luas hutan di DIY, sepertiganya hutan bambu. Berdasarkan data 2011, luas hutan bambu di DIY 220 hektare, tersebar di empat kabupaten, meliputi 94,8 hektare di Sleman, 66,2 hektare di Bantul, 55,3 hektare di Kulonprogo, dan 4,25 hektare di Gunungkidul. Pada 2012, pemerintah DIY dan Jawa Tengah menanam bambu di lahan seluas 100 hektare. “Tahun ini, kami menanam di 15 desa,” kata Kukuh.

Direktur Bina Perhutanan Sosial, Kementerian Kehutanan, Haryadi Himawan, mengatakan produksi bambu nasional turun. Pada 1987, nilai ekspor produk bambu US$ 415 juta. Namun, pada 2004, tinggal US$ 2,28 juta. Sedangkan Cina, sebagai sentra bambu dunia, menghasilkan devisa Rp 110 triliun dari ekspor bambu.

Ahmad Dawam, Kepala Dinas Kehutanan DIY, menjelaskan keterbatasan lahan untuk menanam bambu dapat diatasi dengan penanaman di pinggir sungai. “Itu yang memungkinkan. Paling tidak, untuk menanam 144 ribu rumpun bambu,” kata dia. Apalagi secara ekologis, akar bambu punya daya cengkeram kuat untuk mengikat air. Sehingga dapat mencegah banjir di hilir sungai.

Ketua Asosiasi Pengembangan Kerajinan Republik Indonesia DIY, Amir Panzuri, menambahkan, bambu tidak hanya digunakan untuk membuat perkakas rumah tangga. Serat bambu pun bisa diolah menjadi benang yang sangat kuat, untuk membuat baju. “Kaus kaki saya ini terbuat dari serat bambu,” kata dia.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

51 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

59 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya