TEMPO.CO, Manado - Aparat kepolisian masih menyelidiki penyebab kematian Yonoli Untajaya, 22 tahun, praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Sulawesi Utara, 25 Januari 2013 lalu.
Kepala Kepolisian Sektor Remboken, Ajun Komisaris Jemmy Lalujan, mengatakan masih memeriksa delapan praja IPDN Sulawesi Utara sebagai saksi. Mereka bagian dari 15 orang yang akan dimintai keterangan, termasuk Direktur IPDN Sulawesi Utara, Roosje Kalangi.
“Pemeriksaan dilakukan secara maraton. Kanit Reskrim dan seluruh anggotanya dikerahkan,” kata Jemmy Lalujan kepada Tempo, Kamis, 31 Januari 2013.
Menurut Jemmy Lalujan, berdasarkan hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan, belum bisa diketahui penyebab kematian Yonoli. Apalagi belum seluruh saksi dimintai keterangan. Meskipun hasil otopsi terhadap jenazah Yonoli tidak mengindikasikan adanya tindak kekerasan, penyelidikan penyebab kematiannya akan terus dilakukan. “Kami tunggu saja hasilnya karena harus didasarkan pada fakta dan bukti,” ujarnya.
Hingga saat ini kampus IPDN Sulawesi Utara masih tertutup untuk umum. Seluruh tamu yang datang ke kampus diperiksa di pintu gerbang. Wartawan pun dilarang masuk. "Kami hanya menjalankan perintah," kata seorang anggota Satuan Polisi Pamong Praja penjaga pintu gerbang.