"Ada tiga prioritas yang diminta presiden kepada saya, salah satunya menyelesaikan persoalan di PSSI," kata Roy Suryo di Yogyakarta, Sabtu, 19 Januari 2013. Roy menuturkan, penyelesaian persoalan PSSI dan KPSI sangat mendesak. Sebab Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) telah memberi batas waktu sampai dengan 16 Februari 2013, sedangkan FIFA memberi batas waktu hingga 30 Maret 2013.
"Mohon maaf, tapi yang sudah dilakukan pendahulu saya tidak akan saya pakai. Misalnya kalau sudah ada Memorandum of Understanding (MoU) maka tinggal saya teruskan saja," kata dia. Roy Suryo menambahkan, dengan waktunya sebagai menteri yang hanya 22 bulan, ia akan mempertegas MoU yang sudah dibuat itu.
Ketegasan itu akan dilakukan bertahap. Pertama kembali mempertemukan tokoh yang dinilai sangat berperan untuk kedua organisasi, yakni Arifin Panigoro dan Nirwan Bakrie. "Saya akan temui mereka dan tanya masukan soal penyelesaian permasalahan bagi PSSI-KPSI," kata Roy Suryo. Ia akan menanyakan kelanjutan soal MoU yang telah dibuat sebelumnya, apakah masih mungkin menyelesaikan konflik yang masih tak kunjung selesai.
Roy menambahkan, kalau memang Arifin dan Nirwan tetap tak bisa disatukan, akan dipilih salah satu. "Kalau salah satu juga tetap tak bisa jalan, ya tidak kedua-duanya. Control-alt-del lalu format," Roy menganalogikannya dengan fungsi penghapusan permanen dalam sistem komputer itu.
Namun Roy menambahkan, pemerintah tentu tidak akan begitu saja hadir lantas menghapus persoalan yang tak selesai. Sebelum melangkah ke keputusan paling buruk, ia mengatakan pasti sudah ada langkah antisipasi. Misalnya, tokoh dan lembaga pengganti.
"Siapa dan apa penggantinya ya itu nanti saya serahkan kepada rakyat, suara rakyat," kata dia. Menurut Roy, prestasi olahraga seperti sepak bola sudah bukan saatnya lagi dirundung dengan persoalan organisasi yang tak kunjung rampung. Terlebih saat ini Indonesia harus segera membentuk tim nasional untuk persiapan pra-Piala Asia Australia 2015 dan SEA Games Myanmar 2013.