Hasyim Muzadi Kunjungi Kiai Subadar

Reporter

Editor

Kamis, 15 Juli 2004 10:31 WIB

TEMPO Interaktif, Malang:Calon wakil presiden dari PDI Perjuangan, Hasyim Muzadi, melakukan kunjungan ke beberapa daerah di Jawa Timur pada Rabu (14/7), mulai pagi hingga tengah malam. Dari keterangan yang berhasil dihimpun Tempo News Room, Hasyim tiba di Bandar Udara Juanda, Surabaya, sekitar pukul 08.00. Dikawal tujuh petugas dari Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Hasyim dan rombongan langsung meluncur menuju Kabupaten Jember, dengan jarak tempuh selama sekitar empat jam. Dalam kunjungannya Hasyim ditemani KH Noor Iskandar SQ, Gus Achmad Fahrur Rozi (Ketua Departemen Hubungan Ulama dan Pesantren DPP Partai Kebangkitan Bangsa yang juga pengasuh Pesantren An-Nur, Bululawang, Kabupaten Malang), dan putra sulungnya, Abdul Hakim Hidayat. Dari Jember, Hasyim meluncur ke Kabupaten Bondowoso untuk melayat keluarga Suwarjo (68), calon legislatif terpilih dari PDI Perjuangan Bondowoso, yang tewas pada Rabu (14/7) pagi bersama istrinya, Wiwik (60), dan putra bungsunya, Dodik (28).Usai melayat, sekitar pukul 15.30, Hasyim Muzadi meneruskan perjalanan ke Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, yang diasuh KH Hasan Mutawakkil Alallah. Kiai Mutawakkil adalah anggota Tim Sukses Pasangan Mega-Hasyim. Tak banyak keterangan yang diperoleh. Dari Probolinggo, pukul 17.00, Hasyim menuju Kabupaten Pasuruan untuk menemui K.H. Jasim Nur, pengasuh Pesantren Sidokaton, Gondangwetan. Pukul 19.50, Hasyim dan rombongan melakukan makan malam di kediaman H. Muzammil Syafi'i, Wakil Bupati Pasuruan. Muzammil disebut-sebut condong ke kubu Mega-Hasyim, sedangkan Bupati Jusbakir Aldjufri disebut-sebut lebih mendukung pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid. Pukul 20.30, Hasyim menuju kompleks pemakaman di Masjid Agung Al-Anwar, seberang rumah Muzammil, untuk nyekar ke makam KH Abdul Hamid, pengasuh Pesantren Salafiyah Kebonsari, Kelurahan Purworejo, Kota Pasuruan. Puncak "safari" Hasyim di Pasuruan berakhir di kediaman KH Mas Subadar, pengasuh Pesantren Raudhatul Ulum alias Pesantren Besuk. Begitu tiba pukul 22.15, Hasyim langsung disambut tuan rumah dengan pelukan yang hangat. Pertemuan itu menjadi sangat penting mengingat awal Juni lalu di tempat itu pula sejumlah kiai mengeluarkan fatwa yang terang-terangan mengharamkan umat NU berimam pada seorang perempuan. Sayang, pertemuan di ruang keluarga tersebut berlangsung tertutup. Usai pertemuan kepada wartawan Hasyim mengaku mengunjungi Kiai Subadar murni untuk bersilaturahim, bukan untuk menetralisir fatwa haram tersebut. Ia pun memastikan tidak ada komitmen maupun dukungan apa pun dari Kiai Subadar karena mereka sama sekali tidak membicarakan soal pemilihan presiden putaran kedua. Kiai Subadar juga membenarkan Hasyim, bahwa mereka bertemu dalam rangka silaturahim. Inisiatif pertemuan dari Hasyim. "Ini pertemuan silaturahim biasa, bukan pertemuan politik," ia menegaskan.Kendati demikian, Kiai Subadar memastikan bahwa fatwa haram tidak akan diubah demi kepentingan pemilihan presiden putaran kedua hanya gara-gara dirinya dikunjungi Hasyim Muzadi. Abdi Purmono - Tempo News Room

Berita terkait

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

12 jam lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

22 jam lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

45 hari lalu

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

Hakim juga menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa PPLN Kuala Lumpur itu masing-masing sebesar Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

1 Maret 2024

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

Sekelompok massa menyerang Kantor Bawaslu Papua karena mereka menduga ada kecurangan suara saat rapat pleno di Distrik Abenaho.

Baca Selengkapnya

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

1 Maret 2024

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

Tim Advokasi Peduli Pemilu melakukan uji materi terhadap UU Pemilu agar penguasa tidak lagi sewenang-wenang saat pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

28 Februari 2024

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

Penelitian menemukan Pemilu 2024 berpengaruh terhadap meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

20 Februari 2024

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

Sejumlah artis pendatang baru di politik ungguli politisi pengalaman. Ada Komeng, Verrell Bramasta dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

16 Februari 2024

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

Perolehan suara Komeng melesat di pemilihan DPD. Apa saja tugas dan fungsinya jika terpilih?

Baca Selengkapnya

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

14 Februari 2024

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

Apa kata Menpora Dito Ariotedjo soal kehadiran sejumlah mantan atlet Tanah Air sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 2024?

Baca Selengkapnya

Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

12 Februari 2024

Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

Jika calon pemilih tiba-tiba sakit, yang tidak memungkinnya menuju TPS. Apakah hak pilihnya hangus? Tidak

Baca Selengkapnya