TEMPO.CO, Yogyakarta - Tujuh wisatawan digulung ombak Pantai Parangtritis yang berpalung pada pagi hari pukul 05.20, Rabu 26 Desember 2012. “Ini kecelakaan laut pertama yang terjadi pagi hari di Parangtritis,” kata Komandan Tim SAR Pantai Parangtritis Ali Santoso.
Menurut Ali, dari tujuh korban wisatawan itu, enam orang selamat dan satu orang belum ditemukan. Korban hilang yang bernama Trihandoyo itu berstatus pelajar dan berusia 13 tahun. “Untuk mencari korban hilang kita sudah kerahkan 53 personel untuk menyisir garis pantai,” ujar Ali.
Sementara enam koban yang bisa diselamatkan dari gulungan ombak oleh TIM SAR sudah bisa dipulangkan karena tak mengalami luka serius. Keenamnya yakni, Sunardi (32), Fajar Faritama (17), Irsa Aditya (13), Merdik Bagaas Wijanarko (14), Didit Prayoga (15), dan Waras Supriyadi (14).
Menurut Ali, Pantai Prangtritis selama musim liburan Natal dan Tahun Baru ini ramai pengunjung sejak Pukul 05.00 pagi hingga petang. Sehingga, katanya, potensi kecelakaan wisatawan akibat tergulung ombak tak hanya berpeluang terjadi pada siang dan sore hari. Apalagi struktur Pantai Parangtritis yang berpalung menambah besar resiko kecelakaan saat terjadi ombak besar. Selain itu, bahaya ubur-ubur juga mengintai.
Tim SAR Parangtritis mengawasi pantai seharian penuh selama musim liburan ini. Pantai Parangtritis termasuk tujuan wisata favorit di Yogyakarta.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita terkait
Cerita dari Kampung Arab Kini
12 hari lalu
Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaBegini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X
16 hari lalu
Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi
Baca SelengkapnyaMenengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta
52 hari lalu
Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755
Baca SelengkapnyaDI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah
56 hari lalu
Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram
Baca SelengkapnyaKetua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan
4 Maret 2024
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaBadai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan
20 Januari 2024
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.
Baca SelengkapnyaYogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu
4 Januari 2024
BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak
8 Desember 2023
Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.
Baca SelengkapnyaKader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya
8 Desember 2023
Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman
Baca SelengkapnyaBegini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa
8 Desember 2023
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.
Baca Selengkapnya